Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Jika ada kesalahan ejaan, salah ketik dan yang lainnya, tolong berikan feedback di kolom komentar

Watashi Igai to no Love Comedy wa Yurusanai n Dakara ne [LN] V4 Chapter 3

Bab 3 - Tidak Ada Liburan Musim Panas Dalam Romansa




Hari ini juga seperti hari lain aku berangkat ke sekolah di pagi hari untuk rapat panitia penyelenggara festival budaya.


Aku berganti sepatu di pintu masuk sekolah dan berjalan menyusuri koridor yang kosong menuju ruang rapat.


Selama liburan musim panas, sekolah hampir seperti sebuah kotak kosong.


Bahkan udaranya pun terasa berbeda di gedung sekolah yang tidak ada orang ini. Aku tidak berpapasan dengan siapa pun, ruang kelas tidak diterangi lampu dan tidak ada suara percakapan, yang biasanya muncul entah dari mana.


Ukuran bangunan yang besar, menegaskan perasaan hampa, dan keheningan memenuhi area tersebut.


Berkat hal ini, udara di koridor yang remang-remang terasa sejuk, bahkan di musim panas.


Melihat ke luar jendela, aku melihat tim sepak bola mengejar bola secepat mungkin di lapangan di bawah teriknya sinar matahari.


Ketika aku menaiki tangga, berjalan di depanku adalah rekan perwakilan kelasku, Hasekura Asaki.


"Selamat pagi, Asaki-san."


"Ah. Selamat pagi, Kisumi-kun. Pagi ini juga panas ya, aku tidak suka."


"Terlebih lagi kita yang datang ke sekolah seperti ini selama liburan musim panas, itu luar biasa, kan."


"Apa kamu benar-benar benci sekolah, Kisumi-kun?"


"Aku hanya suka liburan musim panas."


"Itu juga berlaku untukku. Oh, aku dengar kakak Arisaka-san juga ikut dalam perjalanan?"


Setelah makan di Beer Garden, aku langsung menceritakan berita keikutsertaan Aria-san di grup pertemuan Sena.


"Um, Asaki-san? Karena kita semua tidak bisa pergi bersama tanpa ada orang lain yang bisa mengemudikan mobil."


"Keadaannya seperti itu, aku mengerti tentang kakak Arisaka-san."


"Ah, begitu......"


Jawabannya sangat sederhana jadi aku terkejut.


"Apa kamu pikir aku tidak suka dengan kakak Arisaka-san?"


"Yah, ada insiden di kantin juga."


"Hmmm, aku ingin tahu apa Kisumi-kun akan membahas masalah ini."


Mata Asaki-san menyipit dengan cepat.


Ah, gawat. Aku mengangkat masalah yang tidak perlu.


"Tidak, sebagai koordinator aku hanya berusaha memberikan perhatian maksimal untuk memastikan bahwa semua peserta bisa menikmati perjalanan sepenuhnya, aku tidak memiliki niat lain."


"Kalau kamu akan mengatakan itu, jauh lebih membingungkan bahwa kalian berkumpul tanpa sepengetahuanku. Dan bahkan adik perempuan Kisumi-kun juga hadir, jadi ini hampir seperti acara keluarga."


"Aku sedang pergi ke bioskop dengan adik perempuanku dan tiba-tiba kami berkumpul. Sensei juga ada di sana, jadi ini adalah persiapan perjalanan yang sempurna."


"Begitukah?"


"Begitulah."


Kami tiba di depan ruang rapat. Begitu pintu dibuka, ruangan itu tiba-tiba dipenuhi dengan suara-suara riuh.


"Yah, karena koordinatornya Kisumi-kun lah, kita jadi bisa pergi ke vila Kanzaki-sensei."


Agar tidak terdengar oleh yang lain, Asaki-san berbalik dan diam-diam berbisik padaku.


Nafasnya yang terasa geli membuatku tidak sengaja menutup telingaku dengan tangan.


"Hmm? Ada apa, Kisumi-kun."


Setelah memeriksa ekspresiku dengan seksama, Asaki-san masuk ke ruang rapat terlebih dahulu.




Sejumlah besar siswa yang berkumpul di sini meskipun sedang liburan musim panas adalah anggota panitia festival budaya.


Panitia Eksekutif Festival Budaya---yang dikenal sebagai Bunjitsu, terdiri dari pwerwakilan kelas dan sukarelawan dari semua kelas di semua angkatan di Eisei, di bawah naungan OSIS.


Festival musim gugur yang diadakan di SMA Eisei diperluas ke skala saat ini oleh ketua OSIS yang legendaris, Arisaka Aria.


Sejumlah besar persiapan yang menyertainya dilakukan selama liburan musim panas.


Siswa kelas tiga harus mengikuti ujian masuk universitas, jadi pada dasarnya siswa kelas dua, kami, yang menjadi pemain utama.


Hari ini adalah hari pertemuan penting untuk memutuskan siapa yang akan bertanggung jawab atas setiap bagian.


Dengan OSIS sebagai manajemen puncak, ada berbagai macam tugas yang muncul, seperti akuntansi, penjurian, humas, manajemen peralatan, dan manajemen panggung.


Tergantung pada bagian mana kau bertanggung jawab, kesibukan menjelang festival, apalagi liburan musim panas, bisa sangat bervariasi.


Segera setelah Asaki-san duduk di kursinya, menyapa teman-temannya dengan senyuman, dia mengambil gambar ruang rapat yang ramai dengan ponselnya.


"Apa kamu akan mengunggahnya di SNS juga?"


"Ya, kita bekerja keras di acara sekolah selama liburan musim panas. Sementara yang lain menikmati liburan musim panas mereka, kita, perwakilan kelas yang serius, pergi ke sekolah dengan seragam kita."


Asaki-san mulai memperbarui SNS-nya seperti biasa.


Dengan cepat menggerakkan jari-jarinya, dia memproses foto, menyusun kalimat dan menambahkan sejumlah besar tagar.


"Rapat akan segera dimulai."


"Tenang saja. Lagipula, ketua OSIS, orang yang paling penting, pasti akan terlambat."


Seperti kata Asaki-san, hanya kursi ketua yang berada di tengah yang kosong, padahal waktu sudah dekat dengan dimulainya rapat.


"Oke, kira-kira beginilah. Bagaimana?"


Asaki-san menunjukkan layar ponselnya padaku.


Kalimat terakhir dari tulisan tersebut adalah 'Apa yang harus kelas kita lakukan di festival budaya?' dan unggahan tersebut ditujukan untuk teman sekelas kami di kelas 2A.


Meskipun ini adalah pagi hari di liburan musim panas, komentar-komentar berdatangan silih berganti.


Asaki-san dengan sopan membalas komentar tentang dukungannya kepada kami dan apa yang ingin dia lakukan di festival.


Berkat popularitas Asaki-san dan perhatiannya, suasana di kelas 2A menjadi menyenangkan.


Dengan memotivasi teman sekelas dengan persiapan-persiapan ini, lebih banyak orang akan melihat acara-acara sekolah sebagai urusan mereka dan berpartisipasi di dalamnya, dan bukan sebagai sesuatu yang dipaksakan.


Kemenangan dalam turnamen bola musim semi juga merupakan hasil dari seruan Asaki-san untuk persatuan kelas dan penempatan anggota yang tepat.


"Kamu sangat rajin, ya."


"Aku melakukannya karena menyenangkan. Ah, enaknya. Sepertinya dia pergi ke kolam renang dengan pacarnya di pagi hari."


Kupikir dia sedang membalas, tapi entah sejak kapan, dia sedang memeriksa unggahan teman-teman perempuan sekelasnya.


Yang ditampilkan adalah gambar seorang gadis dengan baju renang dengan poni basah menempel di dahinya, senyum yang memesona di wajahnya dan pose piece dengan pacarnya.


"Ketika aku melihat hal-hal seperti ini, aku tidak sabar untuk melakukan perjalanan."


"Ya! Aku tidak sabar untuk bermain di laut."


Asaki-san dengan cepat mengetikkan komentar jenaka dan melihat linimasa SNS di layarnya.


Meskipun bersemangat dengan perjalanan yang akan datang, kami kembali ke dunia nyata ketika kami melihat agenda hari ini yang tertulis di papan tulis di depan.


"Asaki-san, mari kita berusaha untuk mendapatkan tugas yang mudah untuk kita lakukan."


"Kenapa? Sebaiknya kita ambil tugas panggung dan membuat kenangan yang tak terlupakan."


Siswa yang paling aktif di sekolah, Asaki-san, dari semua orang, menominasikan tugas yang paling sulit.


Tidak sepertiku, yang tidak punya pilihan lain selain menerima posisi perwakilan kelas karena aku dicalonkan oleh Kanzaki-sensei, Asaki-san mengincar rekomendasi ke universitas.


Perbedaan dalam motivasi tersebut sulit untuk diatasi.


"Aku bertanggung jawab atas panggung tahun lalu, jadi kuperingatkan, itu cukup sibuk."


"Sekalipun nanti pada hari-H semuanya akan sibuk. Tapi, itulah yang membuatnya menarik. Malah, yang paling sulit lah yang akan menjadi yang paling menyenangkan."


"Itu terlalu sibuk sampai-sampai bahkan acara dari kelas sendiri hanya bisa diikuti secara setengah-setengah."


"Itu karena tahun lalu kamu membantu Kanou-san di klub musik ringan, kan."


"Eh, kamu tahu itu?"


Tahun lalu, aku berada di kelas yang berbeda dengan Asaki-san, jadi kupikir dia tidak mengetahuinya.


"Kamu orang di belakang layar yang membuat band Kanou-san yang diambang kebubarannya bisa berdiri di atas panggung, kan. Setidaknya itu adalah cerita terkenal di Bunjitsu. Pertunjukan langsungnya juga sukses besar, dan perwakilan untuk penanggung jawab panggung tahun lalu sangat memujinya."


"Aku tidak tahu tentang yang itu. Aku sangat lelah pada akhirnya jadi ingatanku agak kabur."


"Faktanya adalah, Kisumi-kun, kamu adalah tipe orang yang suka terlibat dalam hal-hal yang merepotkan, bukan?"

 

Aku hanya bisa tertawa kecil melihat tatapan Asaki-san yang penuh canda.


"Mau bagaimana lagi. Dua minggu sebelum pertunjukan, Kanou, yang berada di kelas yang sama denganku, bertengkar hebat karena masalah percintaan dalam band, dan ketika aku menengahi pertengkaran tersebut, dia menangis dan memintaku untuk menjadi manajernya. Aku tidak bisa membuat lubang di rencana panggung utama, kamu tahu."


"Kamu bisa diandalkan seperti biasanya ya."


Aku sangat sibuk sampai setelah festival selesai, aku bahkan hampir tidak bisa datang ke ruang persiapan seni di mana Yoruka berada. Satu-satunya hiburan adalah kopi yang dibuatkan Yoruka untukku ketika aku memaksakan diri untuk mampir. Rasanya sungguh nikmat. Itu adalah secangkir kebahagiaan.


"Berkat itu, aku hanya ingat berlari sepanjang waktu selama festival berlangsung."


Kenapa aku harus bergerak lebih banyak daripada di hari olahraga? Aku mencemooh dalam hati.


"Tidak apa-apa kan. Tidak buruk untuk menikmati acara sebagai tamu, tapi kamu akan merasakan pencapaian yang lebih baik ketika kamu menjadi penyelenggara dan menghibur semua orang."


"Itu benar, tapi tahun ini aku hanya akan santai dan menikmatinya."


Aku ingin melakukan pekerjaan di belakang panggung sesedikit mungkin, dan pada hari festival, aku ingin berkencan dengan Yoruka.


"Tapi, sepertinya Kisumi-kun akan sibuk sendiri meski dibiarkan saja."


Asaki-san mengatakan itu seolah telah melihat masa depan.


"Jangan beri aku prediksi yang buruk."


"Ngomong-ngomong, ada begitu banyak laki-laki dan perempuan yang berkumpul selama persiapan festival ini. Apa kamu tahu itu?"


Melihat ke sekeliling ruangan, terlihat beberapa pasang laki-laki dan perempuan yang secara aneh dekat satu sama lain, meskipun sedang ada pertemuan acara sekolah. Kelihatannya keajaiban festival sudah berlaku.


"Mungkin saja jika kalian menghabiskan banyak waktu bersama, kalian akan menjadi lebih dekat."


"Kuharap itu juga terjadi pada kita."


"Tidak, sudah kubilang itu gawat kalau terjadi."


"Aku serius. Ini musim panas, aku tidak keberatan jika kita sedikit liar."


"Kamu pandai bercanda ya, Asaki-san."


"Motoku adalah serius dalam pekerjaanku sebagai perwakilan kelas dan bersenang-senang dalam kehidupan pribadiku. Kebetulan Kisumi-kun cocok untuk menjadi partner untuk keduanya."


Sejak liburan musim panas, Asaki-san jadi tidak sungkan-sungkan.


Jarak dan sikapnya terhadapku yang sudah punya pacar menjadi lebih bersahabat dengan perubahan nada.


"Sebagai seorang teman, aku lega karena termasuk dalam kategori yang menyenangkan."


"......Kalau kamu bisa menunjukkan wajah bermasalah sedikit lagi, itu akan bagus. Bagaimanapun, aku menyukainya."


Asaki-san mengatakan itu dengan wajah lugas.


"Ini adalah hobi yang tidak biasa, suka melihat wajah bermasalah."


"Bukan itu yang kumaksud. Tapi, seperti yang kuduga, Kisumi-kun itu menarik."


Asaki-san tersenyum tanpa beban.


Selama menjadi rekan perwakilan kelas, aku dan Asaki-san sering bertemu, bahkan selama liburan musim panas.


Sepertinya dia menikmati jarak yang ambigu ini di mana perasaan cintanya tersampaikan kepadaku.



"Rasanya, suasananya agak asam manis ya. Apa Sena-chan dan Asaki dekat?"



Ketika aku berbalik, seorang siswa laki-laki dengan wajah yang tertata berdiri di sana entah sejak kapan.


"Hanabishi. Jangan seenaknya ikut campur."


Asaki-san mengerutkan alisnya.


"Yo, selamat pagi. Asaki hari ini juga terlihat cantik."


Itu adalah ketua OSIS, Hanabishi Kiyotora, yang menghembuskan kata-kata manis seperti bernapas.


Aura yang dipancarkan oleh pria tampan dengan rambut yang diwarnai dengan warna cerah ini adalah tipe pangeran yang berkilau.


Dia memiliki topeng manis dan senyum jenaka, sikap yang lembut dan rasa humor yang unik dalam percakapannya, dan matanya yang terlihat bersinar terlihat memancarkan daya tarik yang sedikit anggun. Meskipun ia memiliki tubuh yang ramping dan tinggi, serta mengenakan seragam sekolah yang sama dengan para siswa lainnya, ia terlihat lebih bersih dan memberikan kesan segar yang luar biasa.


Ia populer di kalangan laki-laki dan perempuan, karena ia berbicara pada semua orang secara terus terang.


Terutama dengan penampilannya yang seperti idola, ia menjadi pembicaraan di kalangan gadis-gadis sejak ia masuk sekolah.


Nama panggilannya adalah Pangeran Kiyotora.


Wajar jika ia memenangkan pemilihan ketua OSIS dengan jumlah suara terbanyak dalam pemungutan suara di seluruh sekolah.


"Sepertinya kamu tidak bisa mendengarkan yang dikatakan orang lain ya."


Nada suara Asaki-san yang tadinya tinggi, tiba-tiba menurun.


"Apa jadinya ketua OSIS malah terlambat, Hanabishi."


Jam menunjukkan bahwa sudah lewat waktu untuk memulai rapat.


"Sena-chan, sebagai ketua OSIS, aku tidak ingin tekanan bagi semua orang. Aku hanya ingin agar semua orang bisa menghadapi rapat dengan santai dan nyaman."


Hanabishi menjawab seolah-olah ia telah memperhitungkan semuanya.


"Kata-kata seperti itu hanya dianggap sembarangan saja."


Asaki-san memberikan peringatan dengan ekspresi yang menunjukkan kekecewaan.


"Ini karena tugas penting dari posisi ketua OSIS."


"Kamu hanya terlambat saja!"


Asaki-san memperbaiki kata-kata Hanabishi satu per satu.


"Sudah pasti pemeran utama akan muncul paling akhir.


"Apanya yang pemeran utama."


"Seperti biasa, Asaki itu tegas ya. Yah, itulah yang kusukai darimu"


"Cepatlah duduk, ketua OSIS."



Baca novel ini hanya di Gahara Novel


Asaki-san selalu merasa jengkel dengan sikap Hanabishi.

 

Asaki-san yang biasanya memberikan respon yang cerdas kepada siapa saja, kali ini terlihat mengekspresikan emosinya secara terbuka.


"Oke. Kalau itu dikatakan oleh istri lamaku, tidak bisa kuhindari."


"Siapa yang istri lamamu!"


Asaki-san berteriak dengan suara lantang yang menggema di seluruh ruang rapat.


"Asaki, apa aku sudah menjadi pria masa lalu bagimu? Jika iya, aku sangat merasa kesepian. Kita berdua menjadi perwakilan kelas saat kita masih kelas satu, bukan?"


"Aku tidak memiliki kenangan baik denganmu di masa lalu, sekarang, atau pun masa depan. Jangan buat alasan yang aneh!"


Sambil mencicit, Asaki-san menahan diri untuk tidak berteriak histeris setiap saat.


"Hei, Sena-chan juga ingat betapa dekatnya aku dan asaki, kan?"


Hanabishi dan Asaki-san adalah perwakilan kelas di Kelas B tahun lalu.


Oleh karena itu, aku, yang juga perwakilan kelas, juga mengenalnya dan Hanabishi memanggilku 'Sena-chan' dengan ramah.


"Aku ingat kau selalu didominasi olehnya."


"Mengatakan bahwa kita seperti pasangan suami istri itu membuat malu, bukan begitu, Asaki?


"Sudahlah cepat mulai saja rapatnya!"


Asaki-san mengusir Hanabishi, yang sepertinya tidak berniat meninggalkan tempat dalam waktu dekat.


"Dasar, ia belum membuat kemajuan satu milimeter pun bahkan setelah setahun berlalu."


"Bukankah, rasanya kamu lebih tegas pada Hanabishi daripada tahun lalu?"


"Soalnya, sikap santainya itu pasti sengaja. Meskipun ia bisa melakukan pekerjaan dengan baik jika ia memperlihatkan semangatnya. Tapi ia memilih untuk bersikap tidak serius. Orang yang sembrono seperti itu yang paling membuatku kesal."


Para anggota OSIS, yang sudah berkumpul di depan ruangan, menyapa Hanabishi seakan mereka sudah menunggunya.


Hanya dengan melihatnya saja, sudah jelas bahwa Hanabishi Kiyotora dipercayai.


"Apalagi, ia berada di peringkat ketiga diangkatan kita."


Pada ujian akhir semester pertama, Yoruka berada di urutan pertama, Asaki-san kedua. Dan peringkat ketiga jatuh pada Hanabishi.


"Ya! Benar-benar tidak bisa diterima, bukan? Tahun lalu juga, ia selalu menyerahkan keputusan ke kami dan hanya mengeluarkan pendapatnya di saat-saat penting. Tapi, saran-sarannya selalu tepat, yang membuatku semakin kesal!"


Sepertinya Asaki-san telah menumpuk banyak stres di tempat-tempat yang tidak kuketahui.


Dia biasanya tidak mengungkapkan keluhan atau protes seperti itu, jadi Asaki-san yang lugas hari ini sungguh baru.


"Daripada malas, kesan yang kudapat dari Hanabishi itu ia sangat pandai bersantai dan tidak membiarkan tekanan mempengaruhinya."


Aku mencoba membelanya sepositif mungkin.


Hanabishi tidak bermalas-malasan, dan juga tidak dengan sengaja mengambil pujian atas hasil kerja orang lain.


Karena tidak berusaha mengubah diri dengan cara yang aneh-aneh, perbedaan antara saat menunjukkan kemampuan aslinya dan saat biasa terasa semakin besar.


"Naif! Kisumi-kun, kamu terlalu baik! Kamu terlalu baik memandangnya!"


"Punya selera bagus juga bisa dianggap sebagai bakat."


Sulit untuk menonjol jika kau tidak memiliki bakat apa pun.


Tugas ketua OSIS Eisei tidaklah mudah sehingga bisa dilakukan oleh seseorang yang terpilih hanya berdasarkan popularitas seperti idola.


Karena popularitas dan kemampuannya, Hanabishi Kiyotora menjadi ketua OSIS.


"Malahan, karena keberadaan Hanabishi, peringkat Kisumi-kun justru naik. Aku berpikir betapa bersyukurnya aku karena kamu bisa melihat kesulitan yang kami alami dan membantu kami tanpa mengatakan apapun."


Asaki-san bergumam.


Aku terkejut bahwa popularitasku meningkat hanya karena sebuah kecelakaan sederhana.


"Baiklah, maaf sudah membuat kalian semua menunggumu. Hari ini kita akan membagi peran dalam festival budaya. Aku ingin melakukannya secara berurutan, tapi mari kita mulai dengan memutuskan, siapa yang bertanggung jawab atas panggung, yang merupakan hal terpenting bagiku."


Melalui mikrofon, suara Hanabishi bergema di seluruh ruang rapat.




Rapat hari ini telah berakhir dan aku terduduk di mejaku.


"Yang benar saja......"


"Jangan mengeluh. Apa yang sudah diputuskan tidak bisa dihindari."


"Soalnya, dari semua hal, aku benar-benar tidak menyangka akan bertanggung jawab atas panggung selama dua tahun berturut-turut."


Asaki-san merasa senang, karena keinginannya dikabulkan.


Begitu rapat dimulai, Hanabishi mengatakan sesuatu seperti, 'Meskipun tanggung jawab panggung itu terkait ornamen, tapi banyak sekali pekerjaan yang harus dilakukan, jadi kami akan memprioritaskan orang yang berpengalaman terlebih dahulu', jadi tiba-tiba daftar kandidat dipersempit.


Kemudian Asaki-san mencalonkan diri melawan keinginanku.


Tidak akan ada masalah kalau itu Hasekura Asaki yang sangat dipercaya dan populer di antara teman-teman seangkatannya.


"Aku akan memberikan stempel persetujuanku untuk kemampuan praktis Asaki. Sena-chan, yang bertanggung jawab atas panggung tahun lalu dan memiliki rekam jejak yang terbukti, akan menjadi rekannya, jadi itu akan menjadi sempurna."


Dengan satu suara dari ketua OSIS, Hanabishi, siswa kelas tiga, yang tahu bagaimana aku bekerja tahun lalu mengenai band Kanou, setuju, dan siswa kelas satu ikut serta.


Oleh karena itu, Asaki-san dan aku segera diputuskan untuk bertanggung jawab atas panggung.


"Ini akan menjadi musim panas yang menyenangkan, bukan?"


"Asaki-san, kamu tidak benar-benar berbicara dengan Hanabishi di belakangku, kan?"


"Tidak mungkin aku bekerja sama dengan orang itu!"


Asaki-san menyangkalnya dengan tegas.


"Itu karena aku dan Asaki memahami perasaan satu sama lain, Sena-chan."


Hanabishi datang lagi.


"Jangan mendekatiku! Jangan bicara padaku! Pulang sana!"


"Ahaha, kamu tidak bisa jujur ya, Asaki."


"Aku jujur tanpa menyembunyikan perasaanku yang sebenarnya!"


Asaki-san yang emosional dan Hanabishi yang santai. Sikap yang kontras dari keduanya sangat menarik.


"Kalian berdua seperti sedang melakukan dialog di komik."


"Itu keterlaluan."


Asaki-san tidak menyukainya dari lubuk hatinya yang paling dalam.


"Maksudmu komedi suami-istri kan. Seperti yang diharapkan dari Sena-chan, kamu mengerti dengan baik."


Hanabishi menunjuk ke arahku, seolah mengatakan 'nice'.


Kalau dipikir-pikir, sempat beredar rumor bahwa keduanya berpacaran, karena seringnya mereka bercakap-cakap di antara sepasang perwakilan kelas yang cantik dan tampan ini, sejak awal tahun ajaran.


Namun, rumor itu segera mereda karena semakin banyak gadis yang mengaku sebagai kekasih Hanabishi.


"Meskipun, aku terkejut aku diperlakukan sebagai pasangan Hanabishi."


"Kamu sepertinya sedang kesulitan ya, Asaki. Biarkan aku menghiburmu."


Ekspresi Asaki-san menjadi semakin suram karena reaksi yang terlalu cepat.


"Langkahku terhenti ketika ada kamu, Hanabishi. Kamu harus mengerti itu."


Atas permohonan putus asa yang disertai desahan dari Asaki-san, Hanabishi terlihat terkejut.


"---Sungguh sebuah kerugian bagi dunia ketika wajah seorang wanita cantik menjadi berawan. Asaki."


Pria tampan itu mengucapkan komentar konyol seperti itu dengan wajah lugas.


"Itu karena kamu yang membuatnya berawan."


"......Aneh. Padahal semua gadis senang saat aku memberikan pujian pada mereka."


"Jangan sombong, dasar narsis."


"Jadi kamu mengakui aku sebagai yang tampan ya. Kamu punya mata yang baik, Asaki."


Hanabishi tersenyum penuh percaya diri, seakan ia sudah terbiasa diberi tahu apa yang harus dikatakan.


"Obrolan kita tidak nyambung!"


Asaki-san mengangkat alisnya dengan sudut yang curam.


Hanabishi memiliki sifat spontan yang terlihat oleh siapa saja. Ada pendapat bahwa sifat tersebut dapat merangsang naluri keibuan, tapi di sisi lain, ada juga pendapat bahwa sulit berkomunikasi dengannya dan menimbulkan rasa frustasi.


Dalam kasus Asaki-san, kelihatannya ini benar-benar yang kedua.


Ketika sedang berdiri dan berbicara seperti ini, ruang rapat tiba-tiba mulai ramai.


"Kisumi, kamu sudah selesai?"


Orang yang keluar dari pintu masuk adalah pacarku, Arisaka Yoruka.


"Eh, Arisaka-san?" "Bagaimanapun, Arisaka-senpai itu cantik ya," "Dia benar-benar nyata," "Beruntung sekali hari ini bisa melihat Arisaka-san dari dekat," "Eh, padahal sekarang liburan musim panas, kenapa Arisaka-san ada di sekolah?" "Kau tidak tahu? Dia punya pacar di tahun kedua," "Benarkah!? Siapa?" "Hmm, siapa ya?" "Kau tidak tahu!?"


Meski Yoruka sadar akan pandangan mata di sekelilingnya, tapi setelah memastikan rapatnya selesai, dia menghampiriku.


"Aku datang menjemputmu. Aku sudah membuatkan makan siang, ayo kita makan bersama."


Ya, apa kalian mendengarnya? Yang baru saja mengucapkan kalimat yang sangat membahagiakan itu pacarku!


Aku merasa ingin membanggakan sekali lagi tentang gadis tercantik di sekolah, Arisaka Yoruka.


Menekan kegembiraan dan semangat seperti itu sebagai seorang kekasih, aku mempertahankan sikapku yang biasa.


"Ada apa? Repot-repot ke sini."


Aku terkejut Yoruka menunjukkan dirinya di ruang rapat di mana begitu banyak orang berkumpul, ketika aku akan pergi sendiri jika dia menungguku di ruang persiapan seni seperti biasa.


"Entah kenapa, aku tidak bisa menunggu."


Saat mendengar kata-kata Yoruka, hatiku berdebar-debar.


Selama liburan musim panas, Yoruka juga datang ke sekolah untuk menemuiku saat aku sedang mempersiapkan festival.


"Terima kasih, Yoruka."


Yoruka juga terlihat manis hari ini. Atau lebih tepatnya, pacarku selalu manis.


"Jadi memang benar kalau Sena-chan berpacaran dengan Arisaka-san ya. Kalian terlihat sangat serasi saat melihat kalian berdua seperti ini."


Hanabishi berbicara pada Yoruka tanpa menghiraukan siapa lawan bicaranya.


"---Siapa?"


Seperti yang diharapkan dari Yoruka, dia bahkan tidak mengenal ketua OSIS sekolahnya sendiri. Padahal mereka berada di angkatan yang sama.


Meskipun awalnya waspada dengan seseorang yang tiba-tiba berbicara dengannya, Yoruka kelihatannya tidak terlalu keberatan saat di katakan "serasi".


"Aku Hanabishi Kiyotora dari kelas B. Aku juga ketua OSIS saat ini. Senang bertemu denganmu, Arisaka-san."


"Apa kamu kenal Kisumi?"


"Sena-chan dan aku adalah teman baik. Tahun lalu kami menjadi perwakilan kelas dan saling membantu satu sama lain."


Aku terkesan oleh kemampuan Yoruka untuk melakukan percakapan yang layak dengan seseorang yang belum pernah dia temui sebelumnya.


Fakta bahwa Hanabishi adalah orang yang diajak bicara juga penting, yang tidak terpengaruh meskipun itu adalah Yoruka, tapi itu adalah pertumbuhan yang tidak pernah terpikirkan pada awal musim semi.


"Jadi Kisumi punya sahabat selain Nanamura-kun ya."


"Nanamura!? Aku lebih baik darinya! Kan, Sena-chan."


Senyum Hanabishi runtuh untuk pertama kalinya hari ini.


Hanabishi yang terbakar, merasakan rivalitas pada Nanamura, yang merupakan pemain ace tim basket putra dan populer, memintaku untuk mengonfirmasinya.


"Hanabishi dan aku sahabat?"


"Sena-chan, kamu mengerikan!"


"Aku bercanda. Kami teman baik."


"Sena-chan......"


Hanabishi melihat ke arahku dengan senang.


Hanabishi adalah laki-laki yang jujur dan tidak punya dua muka. 


"Ketua OSIS yang aneh ya."


"Ia karakter yang dicintai, kukira."


"Daripada itu, makan siang. Ayo kita pergi."


Yoruka, yang tidak terlalu tertarik dengan Pangeran Keitora, mencoba meninggalkan ruang rapat bersamaku.


"Kamu selalu mengganggu setiap saat ya. Apa kamu punya banyak waktu luang, Arisaka-san?"


Yoruka berhenti di jalurnya saat mendengar kata-kata yang dilontarkan Asaki-san.


"Karena ada kemungkinan ada orang lain yang akan menggunakan dalih sebagai perwakilan kelas untuk menggoda laki-lakiku."


"Kamu terlalu khawatir ya. Apa kamu sebegitu tidak percaya diri dengan dirimu sendiri?"


"Tidak mungkin. Aku hanya sedang berkencan di sekolah."


"Padahal kamu bisa menunggu sampai semester kedua."


Yoruka dan Asaki-san tetap tersenyum, tapi mereka saling memukul satu sama lain dengan kata-kata.


Sekedar menjembatani dua orang ini saja, aku merasa itu bahkan tidak mungkin bagiku.


"Dengar, jangan mengganggu pasangan, Asaki. Ayo, makan siang denganku. Ada yang ingin aku diskusikan denganmu, termasuk tentang festival."


Hanabishi berusaha menjauhkan Asaki-san dari kami.


"Kami masih di tengah-tengah percakapan!"


"Sena-chan, aku akan membawa Asaki bersamaku. Sana pergi."


"Jangan menghalangiku. Hei, jangan taruh tanganmu di bahu orang, Hanabishi."

 

Hanabishi mengedipkan mata pada kami dan dengan paksa membawa Asaki-san keluar dari ruang rapat.


Mungkin di sinilah keunggulan Hanabishi Kiyotora.


"Ia bergerak dengan baik. Mungkin aku bisa menggunakannya."


Yoruka terlihat seperti sedang merencanakan sesuatu, jadi aku langsung mengingatkannya.


"Kubilang padamu, ia ketua OSIS Eisei, ia tipe yang sama dengan Aria-san lho."


"Ya, ia bukan tipe yang merusak."


Ketika nama kakak perempuan Yoruka, Aria-san disebutkan sebagai contoh, Yoruka menjadi ketakutan.

◇◇◇




Bahkan selama liburan musim panas, kami masih berkumpul seperti biasa di ruang persiapan seni.


Berdua dengan Yoruka di ruangan ber-AC.


"Makan siang hari ini adalah sandwich."


Ketika Yoruka membuka tutup kotak makan siangnya, aku menemukan berbagai macam sandwich yang dikemas dengan rapi dengan bahan-bahan yang berbeda: BLT, telur, ham dan mentimun, udang dan alpukat, ayam teriyaki, dan tuna mayones. Beberapa sandwich memiliki selai stroberi atau selai kacang yang sederhana. Ada banyak variasi, yang semuanya terlihat lezat dan ukurannya cukup besar sehingga mudah dimakan.

Tln: BLT, Bacon, Lettuce, and Tomato


Aku sudah bisa merasakan betapa besar usaha yang dilakukan Yoruka hanya dengan melihatnya.


"Rasanya, ini sangat ramai ya. Pasti sulit untuk membuatnya."


Pada liburan musim panas, Yoruka mulai membuatkanku makan siang yang rumit.


Saat aku mengatakan aku agak bersalah karena jadi beban dan tidak keberatan kalau makan di luar,


"Aku ingin berduaan dengan Kisumi. Selain itu, aku ingin kamu mencobanya."


Jawabnya sambil tersenyum malu.


Seorang kekasih yang manis.


Aku semakin jatuh cinta padanya.


Membayangkan makan siang dengan Yoruka membuatku tidak sabar untuk pergi ke sekolah selama liburan musim panas, bahkan jika aku tidak menginginkannya.


Hubungan yang berjalan dengan lancar bagaikan keajaiban.


Hari-hari biasa, peristiwa sepele dan saat-saat yang membosankan menjadi semakin istimewa.


"Yang harus kulakukan hanyalah memotong bahan dan memasukkannya. Aku sudah terbiasa membuatnya, jadi ini bukan masalah besar. Satu-satunya alasan kenapa ada begitu banyak jenis yang berbeda adalah karena aku tidak ingin ada celah di wadah, jadi aku hanya menaruh sisa makanan dari makanan semalam di sana, atau aku menaruh selai di atasnya."


Yoruka rendah hati tentang betapa mudahnya hal itu.


Sandwich adalah hidangan yang sederhana untuk dimakan, tapi sangat memakan waktu. Jika langkah-langkahnya tidak diikuti dengan benar, roti akan menjadi lembab karena uap air dari bahan-bahannya dan rasanya pun jadi tidak enak.


"Terima kasih untuk semuanya."


"Ya. Jangan ragu untuk memakannya."


Aku segera mengambil sandwich BLT.


Rasa asin dan rasa daging panggang, kerenyahan selada segar, dan keasaman tomat menyatu dan menyebar di mulut. Kualitas bahan dan keterampilan yang digunakan untuk menyiapkannya memengaruhi rasa karena sangat sederhana.


"Ini benar-benar lezat. Seperti yang diharapkan dari Yoruka. Kamu pandai memasak!"


Aku menghabiskan semuanya dalam waktu singkat.


"Ini, tidak perlu terburu-buru begitu, masih ada banyak kok," kata Yoruka sambil menawariku minuman.


Hari ini es teh Earl Grey.


"Kau tidak bisa berhenti makan makanan enak setelah kau mencicipinya."


"Baguslah kalau kamu menyukainya."


Melihat reaksiku, Yoruka akhirnya mulai makan.


"Padahal lebih bagus kalau kita memakannya bersama."


"Soalnya aku khawatir dengan reaksi Kisumi. Aku juga takut kalau rasanya tidak enak."


"Bagaimana mungkin makanan Yoruka tidak enak. Aku akan makan semuanya, apa pun itu!"


"Kamu mengatakan hal yang bagus."


"Soalnya kamu sudah memenangkan perutku."


Aku menyatakan dengan percaya diri.


"Bahkan aku pun terkadang gagal."


Yoruka mengatakan dengan rendah hati, tapi tidak ada satu pun dari hidangan Yoruka yang pernah kumakan yang tidak enak. Kemampuan memasaknya sangat baik dan rasa masakannya sesuai dengan seleraku.


Seperti biasa, aku melahap sandwichku dengan antusias.


Yoruka ikut makan bersamaku, tapi dia lebih senang melihatku makan.


"Yoruka juga harus makan lebih banyak. Maaf hanya aku yang makan."


"Aku makan saat aku memasak, jadi jangan khawatir."


"Kamu tidak kehilangan nafsu makan karena terkena kelelahan musim panas kan?"


Aku menghentikan tanganku dari makan dan menempatkan tanganku di dahi Yoruka.


"Aku baik-baik saja kok. Kamu yang terlalu khawatir, Kisumi."


"Aku juga tidak akan terlalu senang kalau kamu memaksakan diri terlalu keras."


"Aku bisa makan siang yang menyenangkan dengan pacarku, perut dan hatiku sudah penuh, jadi jangan khawatir."


Setiap reaksinya sungguh menggemaskan.


Aura kelucuan terpancar begitu banyak merasa penuh karenanya.


Gawat, padahal AC-nya berfungsi, tapi aku mulai pusing.


"Saat aku bersama Yoruka, aku jadi lemas dan kelelahan."


"Kalau begitu bagaimana kalau aku merawatmu? Aku tidak keberatan kok."


Mengatakan itu, Yoruka yang menikmatinya memeluk lengan.


"Sialan, aku ingin dirawat meskipun aku sehat!"


Keimutan pacarku sudah melewati batas.


Aku bahkan tidak bisa tenang dan makan jika dia menempel seperti ini.


Sekarang aku mengerti bahwa tiga keinginan utama yaitu nafsu makan, hasrat seksual dan keinginan untuk tidur tidak bisa dipuaskan secara bersamaan.


Semuanya penting bagi manusia, jadi tidak ada yang bisa diabaikan.


"Ya, ya, Kisumi juga, makan dengan benar sekarang jadi kamu tidak sakit."


Yoruka menyodorkan sandwich yang diambilnya ke mulutku.


Aku membuka mulut lebar dan menggigit dengan lahap.


Ya, ini lezat.


"Oke, bagus sekali."


Meski cara dia mengatakannya seperti dia berbicara dengan seorang anak kecil, tapi aku sedikit kesal karena merasa bahwa hal itu tidak sepenuhnya buruk.




Aku sudah makan semua sandwich dan kenyang.


"Terima kasih untuk makanannya!"


"Ah, Kisumi, ada remah roti di mulutmu."


"Oh, benarkah?"


Aku menyeka mulutku.


"Bukan, yang sebelahnya. Aku akan mengambilkannya untukmu, jangan bergerak."


"Oke."


Kupikir dia akan mengambilnya dengan jarinya, tapi tiba-tiba dia mendekatkan wajahnya ke wajahku.


"Eh, Yoruka!?"


"Jangan bergerak."


Dia menjilatku dengan ujung lidahnya.


"Oke, sudah kuambil."

Tln: udah mulai berani nih Yoruka


Dia memberiku senyuman manis dan aku tidak tahu harus berkata apa.


Setelah melakukan hal yang begitu berani, Yoruka sama sekali tidak terganggu seperti biasanya. Dia sangat menikmati melihat wajahku yang terkejut.


"......Itu sangat tidak adil."


Aku menggeliat dengan rasa bahagia dan malu.


"Apanya?"


"Itu membuatku ingin menciummu."


"K-Kamu sangat jujur ya."


"Kamu yang menggodaku, Yoruka."


"Padahal aku hanya membersihkan mulutmu," Kata Yoruka mengelak.


Ciuman itu hebat.


Setelah mengetahui kekuatan ciuman, seseorang tidak bisa kembali menjadi diri mereka yang dulu lagi.


"Hei, aku juga sudah tidak tahan."


"---Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan?"


Yoruka dengan sengaja mengalihkan tatapan menggodanya padaku.


"Benar juga. Agar tidak tergoda lagi, tidak ada pilihan selain menutup bibir nakalmu itu."


Aku mencium Yoruka.


Begitulah caraku membungkam bibirnya yang selalu meniupkan kata-kata manis.


Tak peduli berapa kali aku memperhatikannya, aku tak pernah bosan dengan kelembutan bibirnya.


Saat aku menarik wajahku menjauh, tampaklah wajah kekasihku, merah merona dan lembab.


Tunggu sebentar, Yoruka-san. Bukankah dia terlalu imut?


"Kamu agresif ya."


"Ini makanan penutup setelah makan. Itu punya perut yang terpisah."


"Ini terlalu manis untukku."


"Ini tidak akan membuat gigimu berlubang."


"Ini terlalu adiktif, terlalu memabukkan."


"Itulah yang kuincar."


"Pacar yang mengerikan," kataku, sedikit takut.


"Hanya saja aku tidak akan sungkan pada seseorang yang kusukai."


"Yah, aku tidak ingin kamu seperti ini pada orang lain."


"Jangan khawatir. Aku hanya berciuman dengan Kisumi."


"Kamu bahkan menyebutnya 'ciuman' sendiri."


"Jadi, kamu tidak mau?"


Kemudian, kami menyatukan bibir kami kembali.