Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Jika ada kesalahan ejaan, salah ketik dan yang lainnya, tolong berikan feedback di kolom komentar

Watashi Igai to no Love Comedy wa Yurusanai n Dakara ne [LN] V4 Chapter 1

Chapter 1 - Musim Panas Dimana Cinta Tumbuh Semakin Dalam




『Hei Kisumi, kamu masih bangun?』


"......Aku masih bangun."


『Kamu terdengar sangat mengantuk.』


"Kalau itu, karena ini sudah larut malam."


Hal yang menyenangkan dari liburan musim panas adalah kau bisa begadang.


Bahkan pada hari-hari ketika aku tidak bisa bertemu Yoruka, kami sering bertukar pesan. Tidak peduli seberapa sepele isinya, sangat menyenangkan untuk berbicara dengan orang yang kau sukai melalui teks.


Bahkan di malam hari, saat waktunya tidur, Yoruka meneleponku saat dia merasa tidak puas.


Meskipun tidak bisa melihat wajah, kami bisa dengan mudah membayangkan seperti apa dari suara di telinga.


Ketika aku asyik dengan percakapan itu, aku menyadari bahwa beberapa jam telah berlalu. Jarum jam menunjukkan pukul 2 pagi.


Ponsel mulai terasa panas, dan aku sangat mengantuk.


『Apa mengobrol denganku itu membosankan?』


"Ini sangat menyenangkan. Menyenangkan, tapi rasa kantukku,"


Aku berusaha keras menahan menguap yang hampir keluar.


『Aku ingin berkencan lagi besok.』


"Kamu akan pergi dengan Aria-san untuk pertama kalinya setelah sekian lama, kan. Kamu tidak bisa memprioritaskanku jika kamu sudah membuat janji."


『Tapi Kisumi itu pacarku.』


"......"


『Kisumi? kamu mendengarku?』


"Aku bisa mendengarmu. Aku ingin merekamnya, jadi katakan lagi!"


Tiba-tiba menjadi sunyi.


Aku menjauhkan ponsel dari telinga untuk melihat apakah sinyalnya buruk.


Kemudian, wajah Yoruka tiba-tiba muncul di layar secara close-up.


Sepertinya ini sudah beralih ke panggilan video.


Lampu di kamarnya dimatikan dan wajah Yoruka disinari oleh cahaya tidak langsung yang lembut dari bantalnya.


Yoruka juga kelihatannya dari tadi menelpon di tempat tidur.


Malam sudah larut dan dia mengenakan piyama. Piyama berwarna pucat pastelnya memberikan kesan feminin. Kesenjangan antara Yoruka yang terlihat seperti orang dewasa dan yang menyegarkan terlihat imut. Lengannya cukup panjang, tapi kerah dan lehernya cukup terbuka karena piyama yang longgar. Satu-satunya hal yang tampak sedikit ketat adalah area dada.


『Apa dengan ini sedikit membangunkanmu dari rasa kantukmu?』


Aku mengangkat tubuh bagian atas dari tempat tidur dan menatap layar dengan saksama.



"Ya! Itu membangunkanku!"


『Orang yang jujur.』


"Kamu sudah paham laki-laki bernama Sena Kisumi, itu sebabnya kamu menunjukkan sosokmu dalam piyama yang bagus padaku, kan?"


Yuruka, yang menyadari arah pandangku, segera panik dan menarik selimut untuk menutupi dadanya.


"Sekarang musim panas dan panas, bukan? Bagaimana kalau kamu lebih santai saja?"


『Sayang sekali. Karena AC kamarku berfungsi dengan baik, jadi ini sudah nyaman.』


Bibir Yoruka cemberut.


"Apa kamu masih belum mengantuk, Yoruka?"


『Aku baik-baik saja. Aku hanya ingin berbicara lebih banyak dengan Kisumi karena aku tidak bisa menemuimu besok.』


"Aku juga."


『Padahal kamu mengantuk tadi.』


"Karena suara di telepon tidak selalu sama dengan kondisi sebenarnya."


『Pembohong,』 Kata Yoruka sambil tersenyum.


"......Rasanya bahagia."


Kukatakan padanya, kebahagiaan yang tiba-tiba memenuhi hatiku.


『Aku juga.』


"Liburan musim panas itu menyenangkan ya."


『Liburan musim panas itu menyenangkan ya.』


Aku dan Yoruka tertawa bersama saat mengatakan hal yang sama.


Kau bisa berbicara sebanyak yang kau inginkan dengan orang yang kau cintai, tanpa mengkhawatirkan waktu.


Saat ini, kami sedang menikmati liburan musim panas di tahun kedua SMA kami.

◇◇◇




Tadi malam, panggilan telepon berakhir dengan Yoruka yang akhirnya tertidur.


Ketika aku mengira dia sedang berbaring di tengah-tengah panggilan, jawabannya jadi lamban dan tidak lama kemudian kelopak matanya jatuh.


Setelah menatap wajah tidur Yoruka yang lucu melalui layar ponsel selama beberapa saat, aku menutup panggilan.


Aku sering begadang, tapi aku tidak punya rencana khusus untuk besok, atau lebih tepatnya hari ini. Jadi aku memutuskan untuk tidur.


"Selamat pagi, Kisumi-kun! Ei lapar!"


Adik perempuanku, Ei, melompat ke tempat tidurku dan membangunkanku secara paksa. Bahkan selama liburan musim panas, tidak ada belas kasihan.


Waktu tidur terasa sebentar dalam pengalaman tubuhku. Ketika aku membuka mataku yang berat, tersenyumlah Ei di depan mataku.


"Kalau kau ingin membangunkanku, bangunkan aku dengan normal. Dan juga, panggil aku Onii-chan."


Karena aku terbangun dari tidur yang kurang, suaraku sangat pelan. Aku juga haus.


"Ei ingin makan telur goreng hari ini! Tentu saja, setengah matang."


Adik perempuanku yang bebas bahkan tidak mendengarkan apa yang kukatakan, tapi secara sepihak menentukan seperti apa dia ingin telur gorengnya dimasak.


"Ei, kau sudah kelas empat, kenapa kau tidak belajar memasak setidaknya satu masakan?"


"Ei lebih suka kalau Kisumi-kun yang memasak."


Sementara aku masih terbaring di tempat tidur dan tidak bergerak, Ei yang masih menindihku dengan santai menjawab dengan polos.


Di dalamnya masihlah bocah SD, tapi penampilan luar Ei sudah dewasa untuk anak seusianya.


"Kau juga harus memilih rekan dengan benar jika kau ingin dimanjakan."


"? Ini hanya pada Kisumi-kun."


Adik perempuanku menatapku dengan wajah heran.


"Jika kau sudah dewasa."


"Ei tidak akan melakukan ini saat sudah besar nanti."


Anak ini, dia melakukan sesuatu meski mengetahui bahwa itu tidak boleh.


"Haa. Setengah matang, kan?"


"Yeay!" Ei akhirnya menyingkir dariku.


"Kisumi-kun, yang cepat ya!"


Setelah selesai mengatakan apa yang dia inginkan, Ei segera meninggalkan kamarku.


Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh. Aku masih merasa mengantuk, namun setidaknya aku sudah bisa tidur dengan batas minimal.


Aku menyerah untuk tidur lagi dan pergi ke kamar kecil terlebih dahulu.




Aku memasak sarapan pagi yang agak telat untuk kami berdua dan memakannya bersama.


Saat menonton TV, sebuah iklan untuk film keluarga yang saat ini sedang dirilis muncul.


Animasi dengan grafik full CG ini menjadi hit di seluruh dunia. Film ini dianggap sebagai film yang cocok untuk anak-anak dan membuat orang dewasa menangis. Film ini juga menjadi nomor satu di tangga film populer.


"Kisumi-kun, kamu sedang bebas, kan? Ayo nonton film ini!"


"Aku tidak bebas."


"Meskipun kamu hanya bermalas-malasan di rumah?"


"Aku menikmati liburanku sepenuhnya."


"Apa bedanya?"


Seorang siswa SD yang penuh semangat melihat ke arahku dengan wajah tidak mengerti.


"Dengar ya, Ei. Aku punya pacar bernama Yoruka. Hari ini kebetulan saja kami tidak bisa bertemu, jadi aku terlihat seperti tidak memiliki rencana.'"


"Ei juga punya rencana untuk menginap dengan seorang teman! Kebetulan saja hari ini seperti ini."


"Jangan malah bersaing denganku......"


Dia sedang berada di usia di mana dia ingin menjadi seimbang dengan orang lain.


"Kamu pasti di rumah karena ditolak Yoruka-chan untuk kencan, kan. Karena itu temani Ei."


"Males. Hari ini terlalu panas di luar."


"Kamu selalu bersemangat saat pergi dengan Yoruka-chan, kan?"


"Yah, pergi berkencan dengan pacar dan pergi bersama adik perempuan itu berbeda."


"Ei mau nonton film! Nonton film! Ei mau menontonnya sama Kisumi-kun!"


Ei mulai merengek dengan alasannya sendiri.


Ini adalah hal yang biasa terjadi, jadi aku tidak berniat untuk marah padanya, tapi aku berharap dia bisa lebih dewasa sedikit.


"Jangan egois. Setidaknya kerjakanlah PR-mu selama liburan musim panas, bukannya hanya bermain-main."


Sudah seminggu liburan musim panas dimulai, tapi aku sendiri masih belum menyentuh PR sama sekali.


"Aku sudah selesai mengerjakan PR-nya."


"Eh, semuanya? Termasuk tugas praktek, membaca dan meresume juga? Sekarang bahkan belum masuk Agustus, lho."


"Ya. Sisanya hanya buku harian."


"B-Begitu ya."


Terlepas dari sifatnya yang kekanak-kanakan, Ei mahir secara akademis dan meraih nilai bagus di sekolah.


Nilai rapornya selalu 5, dan orang tua kami sangat senang.


"Bagaimana dengan Kisumi-kun?"


"Eh?"


"Kisumi-kun juga sudah menyelesaikan PR musim panasnya, jadi kamu sekarang santai saja, kan?"


"Mari kita lihat. Aku juga harus pergi ke sekolah untuk mempersiapkan festival budaya."


"Ei juga punya les, tapi Ei sudah menyelesaikannya lho."


Adikku tampaknya telah melihat peluang untuk menang dan terus melanjutkannya.


"Karena jumlah dan bobot antara siswa sekolah dasar dan siswa SMA berbeda."


"Ei pergi menonton film dengan Onii-chan, Ei ingin menulis seperti itu di buku harian. Akan memalukan jika menulis bahwa Ei menghabiskan waktu seharian hanya untuk malas-malasan."


"Tidak perlu ada informasi tentangku, bukan?"


Jangan membocorkan informasi pribadi keluarga ke dunia luar seenaknya.


"Ei akan memberitahu mama kalau Kisumi-kun adalah siswa yang serius. Ya, Ei mohon!"


"......Oke oke, aku akan membawamu. Sebagai gantinya, berhentilah jadi mata-mata ibu."


Setelah dikalahkan oleh ancaman adikku, atau lebih tepatnya dengan cara manja yang cerdik, akhirnya aku setuju untuk pergi menonton film bersama dengannya.


Aku mencari bioskop terdekat di ponselku dan mencari tahu jam tayangnya.


Setelah beres-beres setelah sarapan, kami meninggalkan rumah dan ada penayangan pada waktu yang tepat.


"Kalau begitu, aku akan membeli dua tiket, oke?"


"Oke! Ayo kita pergi!"


Jadi kami memutuskan untuk pergi ke bioskop di Shinjuku.


Aku berganti pakaian untuk pergi keluar di kamar.


Di luar jendela, matahari musim panas bersinar cerah. Agak sulit untuk keluar dari ruangan ber-AC.


Padahal hari ini adalah hari tanpa rencana, aku benar-benar ingin bersantai di rumah.


Lagipula, tidak ada salahnya berlatih gitar yang terlupakan di sudut ruangan, dengan debu yang menempel padanya. Aku membelinya dengan spontan tahun lalu, tapi hanya menyentuhnya sesekali. Meskipun aku tertarik, aku tidak begitu terobsesi sehingga berlatih setiap hari. Sayangnya, sepertinya aku tidak memiliki bakat musik, jadi jika aku ingin meningkatkan kemampuanku, satu-satunya cara adalah dengan berlatih sungguh-sungguh.


Atau mungkin aku bisa mengerjakan tumpukan PR liburan musim panas yang sudah menumpuk di atas meja---tidak sekarang juga tidak apa-apa. Musim panas baru dimulai satu minggu yang lalu, jadi aku tidak perlu terlalu khawatir.


"Kisumi-kun, masih belum? Ayo cepat kita pergi!"


Aku keluar dari kamar karena didesak oleh adik perempuanku.




Kami berjalan kaki dari rumah ke stasiun setempat dan naik kereta ke Stasiun Shinjuku.


Ketika kami keluar dari gedung stasiun, banyak orang yang keluar dan berjalan-jalan meskipun sedang terjadi gelombang panas. Sinar matahari yang mendesis dan panas yang menyengat dari aspal. Sensasi berjalan seperti menerobos udara panas, memang benar-benar seperti musim panas di kota besar. Meskipun sudah tahu itu panas, tetap saja terasa panas.


Kami bergandengan tangan menuju bioskop, untuk berjaga-jaga seandainya Ei tersesat karena teralih perhatiannya.


Ketika akhirnya kami memasuki bioskop, kami bernapas lega karena interiornya yang sejuk dan ber-AC.


Aku mencetak tiket yang sudah kubeli sebelumnya melalui internet. Karena sedang liburan musim panas, aku merasa sedikit lebih unggul karena bisa menonton film pada hari kerja di siang hari. Aku juga beruntung mendapatkan tempat duduk di tengah bioskop.


Kami pergi ke toilet terlebih dahulu, membeli minuman dan popcorn untuk dua orang, lalu pergi ke dalam.


Kami duduk berdampingan.


Layar besar yang menjulang sampai ke langit-langit sedang menayangkan iklan dan peringatan.


"Kisumi-kun, kamu harus mematikan ponselmu sebelum film dimulai lho."


"Aku tahu. Aku hanya akan mengabari Yoruka."


"Kamu benar-benar rukun dengan Yoruka-chan ya."


"Begitulah," Kataku, mengirim pesan singkat ke Yoruka sebelum ruangan menjadi gelap.


Kisumi: Aku sedang berada di bioskop bersama adikku. Aku tidak akan bisa membalas selama dua jam ke depan, jadi jangan salah paham.


Balaslah sesegera mungkin pesan dari pacarmu.


Jika tahu sebelumnya bahwa akan sulit untuk melakukannya, aku akan mengabarinya sebelumnya.


Ini telah menjadi aturan yang tak tergoyahkan bagi Sena Kisumi.


Setelah satu semester di mana aku harus menghadapi masalah hanya karena aku gagal menghubunginya, aku belajar dengan cara yang sulit.


Aku telah merenung secara mendalam dan memutuskan untuk setidakmya memeriksa pesan dengan segera.


Yoruka: Terima kasih sudah menemani semalam. Jangan tertidur saat menonton film.


Balasan yang masuk tepat sebelumku mematikan telepon, membuatku tersenyum.


"Kisumi-kun, filmnya akan segera dimulai lho."


Lampu dimatikan dan Ei di sebelahku tampak terlalu bersemangat untuk menunggu film.


"Masih ada trailer film yang belum dimulai, jadi tenanglah. Dan diamlah setelah film dimulai."


"Ya~"


Dan kemudian film dimulai.


Itu adalah dua jam hiburan yang sangat terukur dengan baik dan sangat menghibur.


Ini melebihi ekspektasiku dan aku bahkan menangis tanpa sadar selama klimaks dari babak terakhir.


Pada saat credit roll mulai putar dan ruangan menjadi terang kembali, kupikir aku sudah menghapus jejak air mataku.


Namun, Ei, yang menyadari air mataku, menggoda dengan senang hati, dengan mengatakan, "Kisumi-kun, kamu menangis meskipun kamu sudah SMA ya.".

◇◇◇




Di luar masih panas ketika kami meninggalkan bioskop.


Dengan diantar oleh Godzilla yang muncul di atas gedung, kami memutuskan untuk berkeliling di kota Shinjuku.


Kami mampir ke pusat permainan dan menghabiskan sedikit uang untuk mesin penjepit boneka UFO, tapi kami berhasil mendapatkan boneka yang diinginkannya dengan lancar. Kemudian, kami mengunjungi beberapa toko buku besar dan toko pakaian, dan saat itu matahari sudah mulai terbenam. Saat kami berpikir untuk hanya makan di luar daripada repot memasak di rumah, nada dering ponsel mulai berbunyi.


Ternyata dari Yoruka.


"Waktu yang tepat. Ei, aku akan menerima telepon dari Yoruka."


"Yoruka-chan! Ei juga ingin bicara dengannya!"


"Sudahlah, tenang dulu."


Mengabaikan Ei, yang sedang bersemangat setelah banyak bermain, dan berpegangan erat padaku, aku mengangkat telepon.


"Halo, Yoruka?"


Suara Yoruka terdengar mendesak saat dia tiba-tiba memotong tanpa mengucap salam.


『Kisumi, tolong aku. Ikutlah denganku untuk makan malam nanti.』


Aku bisa merasakan bahwa dia sangat terburu-buru, meskipun dia memelankan suaranya.


"Ada apa, Yoruka, apa ada masalah?"


『Kalau dibilang masalah memang masalah. Pokoknya aku ingin kamu datang. Sekarang kamu dimana?』


"Shinjuku. Aku sendiri tidak keberatan, tapi agak sulit untuk pergi ke sana sekarang karena Ei bersamaku."


Jika aku hanya sendirian, aku akan bergegas pergi tanpa ragu-ragu.


Tapi, aku ragu untuk membawa Ei, seorang siswa SD, ke suatu tempat yang mungkin keadaannya jadi rumit.


Aku tidak bisa memulangkan adikku yang masih duduk di bangku sekolah dasar dengan kereta sendirian.


Tapi bukan berarti aku pria yang tidak bertanggung jawab hingga bisa pura-pura tidak tahu tentang situasi sulit pacarku. Jika aku akan datang membantunya, aku akan mengirimkan Ei pulang ke rumah terlebih dahulu.


『Sebaliknya, Ei-chan ikut juga OK! Kami juga berada di Shinjuku sekarang! Onee-chan yang akan mentraktir makanan untuk kita, jadi jangan khawatir!』


"......Um, kamu tidak sedang bertengkar dengan Aria-san atau apapun, kan?"


Dengan undangan yang sangat tidak biasa dari Yoruka, aku miringkan kepala sambil memastikan dengan hati-hati.


『? Aku dengan Onee-chan sama seperti biasanya. Bukan seperti itu, ada orang lain yang datang. Agak canggung bagiku untuk bertemu dengan orang itu. Makanya aku ingin Kisumi menemaniku......』


Melalui telepon, Yoruka tiba-tiba terdengar samar-samar.


Dari suaranya, tidak diragukan lagi bahwa dia sedang bermasalah. Apa sebegitunya dia tidak ingin bertemu dengannya?


Seseorang yang juga kenal dengan Aria-san dan yang sulit dihadapi Yoruka.


"---Apa yang datang itu Kanzaki-sensei?"


『Bagaimana kamu tahu?』


"Yah, aku tahu semua tentang Yoruka. Karena kamu itu pacarku."


『Ya, seperti yang diduga dari Kisumi. Kamu sangat mengenalku!』


Yorika terdengar bangga, terlihat senang karena aku bisa menebaknya dengan mudah.


"Tapi, Yoruka. Saat kita pergi ke ruang klub upacara minum teh setelah ujian akhir, kamu memanggilnya 'Kanzaki-sensei', kan? Kupikir kalian sudah berbaikan."


Hingga saat itu, Yoruka memperlakukan Kanzaki-sensei sebagai musuh alami dan tidak pernah memanggilnya dengan namanya.


『K-Kalau itu, itu adalah jeda dari semua kesalahpahaman dan masalah. Tapi itu tidak berarti kami bisa tiba-tiba menjadi dekat, kan!? Bagaimanapun aku masih sangat pemalu.』


Yoruka ada benarnya.


Hanya karena kesalahpahaman telah diselesaikan, bukan berarti rasa canggungnya padanya akan hilang dalam waktu dekat.


Dari awal, pacarku, Arisaka Yoruka, adalah gadis tercantik di sekolah, tapi dia sangat membenci orang lain.


Hubungan Yoruka denganku telah meluas, dan dia sekarang memiliki lebih banyak orang yang bisa dia percayai yang bisa dia panggil teman.


Namun demikian, jika kemampuan komunikasinya bisa meningkat dalam semalam, dia tidak akan mengalami kesulitan.


Cara tercepat untuk berkembang adalah dengan membiasakan diri dengan segala sesuatu tanpa tergesa-gesa atau takut-takut.


"Gantian dengan Ei! Ei juga ingin bicara dengan Yoruka-chan!"


Di sampingku, Ei melompat-lompat dan terus meminta itu.


『Hei, kamu adalah pacarmu dan perwakilan kelas, kan? Kamu harus menjembatani antara aku dan wali kelas kita.』


Suara manja langsung dari Yoruka. Punggungku merinding.


Aku benar-benar merasa senang dengan liburan musim panas, tapi sebagai perwakilan kelas, aku diminta oleh Kanzaki-sensei untuk mendukung Yoruka sejak awal. Keinginan sensei bahwa "Arisaka-san harus memperluas pertemanannya," sampai batas tertentu telah terpenuhi, jadi aku hampir melupakannya.


Namun, Yoruka tetaplah Yoruka.


Pada musim gugur, akan ada festival budaya, dan mulai sekarang, dia akan lebih banyak berinteraksi dengan orang-orang di luar kelompok pertemanannya, seperti pertemuan Sena.


Aku sendiri, ingin Yoruka berpartisipasi dalam festival budaya tahun ini.


"Hei, Kisumi-kun~"


Ya, ini adalah saat yang tepat untuk menunjukkan kemampuan sebagai perantara.


Mari kita mulai dengan membuatnya lebih dekat dengan wali kelasnya.


Aku memutuskan untuk membuat rencana.


Baca novel ini hanya di Gahara Novel


"Yoruka. Ei ingin berbicara denganmu, jadi aku akan gantian dengannya. Kalau Ei setuju untuk makan malam bersama, maka kami berdua akan langsung bergabung denganmu."


『Oke.』


Aku menyerahkan ponselku ke Ei dan dia mengambilnya seolah dia sudah menunggunya dari tanganku.


"Halo, Yoruka-chan? Ini Ei!"


Saat aku memperhatikan Ei yang sedang berbicara dengan gembira untuk beberapa saat,


"Ei ingin makan malam dengan Yoruka-chan, tapi apa Ei boleh ikut?"


Adik perempuanku menatapku dengan mata penuh harap.


Ketika aku memberi tanda OK dengan jariku, Ei menjawab dengan penuh semangat, "Ei akan pergi juga!"

◇◇◇




"Aku tidak menyangka akan di Beer Garden......"


Tempat yang ditunjuk untuk makan malam adalah atap sebuah department store. Beer Garden di atap dipenuhi oleh para pekerja, mahasiswa dan keluarga yang sedang dalam perjalanan pulang kerja di bawah senja kota.


Hari ini sangat panas, jadi orang-orang pasti keluar untuk menyegarkan diri saat matahari terbenam.


"Hei, Kisumi-kun! Ada festival di atap gedung!?"


Orangtua kami pernah mengajak kami makan di beer garden, tapi Ei masih terlalu kecil untuk mengingatnya. Jadi baginya, ini adalah pertama kalinya dia pergi ke Beer Garden, dan dia sangat bersemangat.


Saat dia mengatakannya, memang suasananya mirip dengan festival musim panas, dengan orang-orang dewasa di pasar terbuka, memerah karena panas dan alkohol, mengemil makanan ringan.


"Ini bukan festival, tapi kita akan makan malam di luar malam ini."


"Kedengarannya menyenangkan!"


Di meja resepsionis di pintu masuk, aku mengatakan bahwa kami sudah membuat reservasi atas nama Arisaka dan diantar ke meja kami.


"Kalian semua benar-benar kompak."


Pacarku, Yoruka, kakak perempuannya, Aria-san, dan wali kelasku, Kanzaki-sensei, sudah duduk di sana.


Ketika aku melihat mereka bertiga berkumpul bersama, aku tidak bisa menahan senyum masam di wajahku.


Masing-masing dari mereka memiliki hubungan yang kompleks dan mendalam, tapi ini adalah pertama kalinya aku melihat mereka bertiga bersama-sama.


Yoruka dan yang lainnya sangat tertarik pada Ei, yang kubawa bersamaku.


"Kisumi, terima kasih sudah datang. Selamat malam, Ei-chan."


Yoruka merasa lega karena kami sudah sampai.


"Wah~ Adik perempuan Sumi-kun, lucunya!! Tidak heran kalau Sumi-kun belajar dengan giat untuk menghadapi ujian untuk adiknya. Kemarilah, adik kecil. Duduklah di samping Onee-san!"


Aria-san sangat bersemangat.


Melihat tangannya, segelas bir yang dipesannya sudah hampir habis.


Sikap Aria-san tampak sama seperti biasanya ketika aku bertemu dengannya lagi untuk pertama kalinya setelah sekitar setengah bulan.


Dia adalah guru paruh waktu di bimbel yang kuhadiri saat SMP, dan merupakan guru yang membantuku masuk ke SMA Eisei.


Ketika aku mampir ke rumah Arisaka untuk pertama kalinya, aku bertemu dengannya lagi sebagai kakak perempuan dari pacarku.


Kemudian, atas saran Aria-san, aku ditanggungjawabi peran pacar pengganti untuk mencegah perjodohan wali kelasku, Kanzaki-sensei. Pengaruh Aria-san yang luar biasa, bahkan lebih dari Yoruka, menyebabkan hubungan kami bergejolak dalam banyak hal.


"Aria, kamu tiba-tiba menjadi sok akrab. Adik Sena-san akan ketakutan. Tenanglah sedikit."


Wali kelasku, Kanzaki Shizuru, seorang wanita Jepang berambut hitam yang cantik, dengan lembut menegur Aria-san, mantan muridnya yang lain. Setelah kelulusan Aria-san, keduanya tetap berteman.


"Saya Sena Ei, adik perempuan Kisumi-kun. Senang berkenalan denganmu! Selamat malam!"


Adikku mengambil inisiatif dan menyapa dengan riang tanpa diminta.


Apakah karena Ei hanyalah seorang anak kecil atau karena dia tidak takut diintimidasi oleh sepasang wanita cantik, Aria-san dan Kanzaki-sensei, yang belum pernah ditemuinya, sehingga dia sama sekali tidak menunjukkan ketegangan?


Apa pun itu, sebagai kakak laki-lakinya, aku berharap Ei akan terus menjaga keramahan ini.


Mereka bertiga menyambut Ei dengan tatapan penuh senyum.


Aku duduk di sebelah Yoruka, dan Ei duduk di antara Aria-san dan Kanzaki-sensei tanpa diminta.


"Sepertinya kamu sedang bermasalah ya, Yoruka."


"Aku tidak akan bisa menikmati situasi seperti pertemuan orang tua dan anak dengan guru seperti ini."


Yoruka dan aku saling mendekat dan bertukar kata dengan nada pelan.


Yoruka, yang pasti merasa tidak nyaman, diam-diam memegang tanganku di bawah meja.


"Tidak apa-apa, kan? Gunakan ini sebagai kesempatan untuk mengenal sensei lebih baik."


"Aku tidak ingin bertemu dengan wali kelasku di luar sekolah. Selain itu, aku juga ingin bertemu Kisumi."


"Jika yang terakhir adalah tujuanmu yang sebenarnya, sebagai seorang kekasih aku akan senang."


"Tentu saja memang begitu. Maaf aku tidak bisa pergi denganmu hari ini."


"Tidak apa-apa. Aku juga sudah lama sekali aku tidak keluar dengan Ei."


"Kamu menikmati filmnya?"


"Ei memergokiku menangis dan mengolok-olokku."


"Aku senang kamu menikmatinya."


"Bagaimana denganmu?"


"Ya, kami belanja, termasuk untuk perjalanan berikutnya."


"Bukankah kamu selalu modis, Yoruka. Aku terutama menyukai kalung itu. Itu sangat cocok untukmu."


Aku tak melewatkan kalung perak sederhana yang melingkar di leher Yoruka.


Sebuah batu kecil namun indah diletakkan sebagai liontin pada rantai yang ramping. Desainnya yang halus namun elegan sangat cocok untuk Yoruka yang terlihat dewasa.


"---Ini diberikan padaku sebagai hadiah dari seseorang yang spesial."


"Oh, benarkah? Orang itu memiliki selera yang sangat bagus ya."


"Kisumi memberikannya padaku, kan. Ini seperti jimat keberuntungan bagiku sekarang."


Pacarku dengan lembut menyentuh liontin itu dengan ujung jarinya yang ramping.


Saat aku tersentuh oleh kata-katanya, tiba-tiba aku merasakan tatapan tertuju padaku.


Aria-san dan Kanzaki-sensei melihat ke arah kami.


Ei juga mendongak mengintip di bawah meja.


"......Kisumi-kun dan Yoruka-chan sedang bermesraan. Mereka juga sedang bergandengan tangan."


"Bukan begitu, Ei-chan!? Ini itu,"


"Jangan mengatakan hal-hal yang tidak perlu seperti itu!"


Ketika Ei menunjukkan hal ini, aku dan Yoruka buru-buru melepaskan tangan kami.


"Kisumi-kun juga pilih minumanmu. Ei jus jeruk."


"Aku cola!"


Tanpa melihat menu, aku langsung menjawab.


"Tidak masalah untuk terbawa suasana di musim panas, tapi tolong jangan sampai menunjukkan hal semacam itu di tempat umum ya."


Kanzaki-sensei menasehati dengan sedikit malu dan kemudian mengangkat tangannya untuk memanggil pelayan.


"Begitu kamu tiba, kamu langsung masuk ke dunia kalian berdua sendiri ya. Maksudku, Sumi-kun, kamu terlambat. Kami dari tadi digoda terus lho, itu benar-benar merepotkan."


Aria-san mengerucutkan bibirnya.


"Benar juga. Maafkan aku karena membuat menunggu wanita cantik."


"......Oh, kamu jadi terlalu terus terang."


Aria-san menyipitkan mata dengan penuh selidik.


"Yah, aku sadar bahwa aku duduk di kursi terbaik dengan semua wanita cantik yang berkumpul ini."


Jika sekelompok wanita berpenampilan cantik berkumpul bersama, tidak mungkin para pria di sekelilingnya akan membiarkan mereka.


Jika dalam keadaan biasa, grup wanita cantik ini terlihat sulit didekati, namun dengan atmosfir musim panas yang hangat dan terbuka, ditambah dengan kekuatan alkohol, banyak orang yang berani mendekatinya dan memulai percakapan.


Setidaknya kehadiranku sebagai satu-satunya pria dalam kelompok tampaknya berperan sebagai pengusir nyamuk.


"---Reaksi Sumi-kun yang sangat biasa malah jadi membosankan."


Tanpa sebab, Aria-san merasa tidak puas dan mengeluh.


"Seperti yang kamu duga, aku pun sudah terbiasa."


Kebanyakan orang mengatakan bahwa wanita cantik hanya menarik selama tiga hari saja, namun itu jelas-jelas sebuah kebohongan.


Namun, kau dapat membiasakan diri dengan hal ini saat kau mengenal mereka lebih baik melalui percakapan tatap muka.


"Ucapan yang berlebihan. Aku tidak akan berhati-hati lagi dengan Sumi-kun."


"Sebaliknya, tolong lebih perhatian lagi. Karena terkadang aku juga merasa terkejut, kamu tahu."


Dalam keadaan yang jujur, aku, Yoruka, dan Kanzaki-sensei juga setuju denganku.


"Eh, karena ini Sumi-kun, aku bisa dengan bebas berhubungan dengannya tanpa ragu-ragu."


"Onee-chan. Jangan terlalu banyak bermain-main dengan Kisumi. ---Aku marah lho."


Yoruka segera mengancam adiknya dengan senyum penuh kekuatan.


"Ups, Yoru-chan. Senyum manismu sekarang itu menakutkan. Aku tidak akan melakukan hal yang aneh-aneh kok."


"Karena ini Onee-chan, aku tidak boleh lengah."


"Jangan khawatir, adikku Yoru-chan adalah yang paling berharga bagiku."


"Sungguh?"


Yoruka menatap kakaknya dengan tatapan skeptis.


"Hei, percayalah padaku! Aku itu kakak kesayangan Yoru-chan lho!"


"Kalau begitu aku percaya padamu."


"Yoru-chan, kamu baik sekali! Aku juga menyayangimu!"


Aria-san meminum sisa gelas birnya dalam satu tegukan.


"Ahhh, bagaimanapun bir terasa enak di musim panas. Terutama saat berada di luar ruangan."


Pelayan datang membawa minuman ringan untukku dan Ei serta bir untuk Aria-san.


"Apa sensei juga tiba-tiba dipanggil?"


Aku bertanya kepada Kanzaki Shizuru-sensei.


"Aria menghubungiku ketika aku sedang bekerja dan bertanya apa aku ingin bergabung dengannya untuk makan malam."


Meskipun berada di tempat yang ramai seperti Beer Garden, tapi sikap tenang dari Kanzaki-sensi yang duduk dengan posisi tegak di kursi, selalu sama seperti biasanya.


"Apa Anda berdua sering mengunjungi Beer Garden?"


"Di musim panas, Aria suka pergi ke restoran teras terbuka di mana kamu bisa makan di luar. Hari ini juga, Aria membuat reservasi untuk kami, tapi aku pikir hanya kami berdua, aku dan Aria, tapi......"


"Apakah ini kejutan yang biasa?"


Ketika aku menebak, wajah Kanzaki-sensei menjadi terlihat meminta maaf.


"Sebagai seorang guru, situasi ini tidak terlalu kuinginkan. Jika ada tiga orang di bawah umur, bahkan adik perempuan Sena-san datang ke sini, aku tidak akan membawa kalian ke sebuah Beer Garden. Maaf."


"Baiklah baiklah, jangan terlalu kaku. Hari ini adalah acara bebas, jadi mari santai saja. Ini adalah pesta untuk merayakan akhir semester dan juga untuk meminta maaf atas insiden sebelumnya!"


"""Jangan coba-coba membiarkan yang lalu biarlah berlalu begitu saja!"""


Kami bertiga, kecuali Aria-san, tidak pernah melewatkan satu pun.


"Aku mendapat nilai ujian akhir yang buruk karena pacar pengganti lho!"


"Aku juga cukup stres!"


"Aku tidak percaya kamu membocorkan informasi pada orang tuaku di belakangku......"


Kami bertiga menggunakan kesempatan ini untuk melampiaskan rasa frustrasi yang menumpuk.


Untuk menolak perjodohan yang disarankan oleh orang tua Kanzaki-sensei, dia telah berkonsultasi dengan Aria-san selama beberapa waktu. Sebagai metode konkret, Aria-san mengusulkan rencana yang agak aneh untuk memperkenalkanku pada orangtua Kanzaki-sensei sebagai pacar pengganti.


Pada awal Juli, sensei berhasil menghindari perjodohan, meskipun ada situasi yang tidak terduga pada hari operasi.


Yoruka dan Aria-san juga mengalami pertengkaran kakak-beradik pertama mereka, dan tampaknya mereka telah menyelesaikan keretakan yang sudah berlangsung lama.


Ngomong-ngomong, alasan kenapa aku menggunakan ungkapan dugaan adalah karena Yoruka tidak akan pernah memberitahuku secara spesifik dalam hal apa mereka bertengkar, meskipun aku telah bertanya berkali-kali.


"Kami punya rahasia antara kakak dan adik! Tidak peduli seberapa dekat Kisumi sebagai pacar, kamu tidak boleh tahu!"


Dia sangat marah jadi aku tidak mengejarnya lebih jauh.


Kukira ini yang disebut 'menyimpan rahasia adalah bunga'.


Meskipun masalah perjodohan yang tertunda telah terselesaikan, kami dan Kanzaki-sensei segera memasuki masa ujian akhir dan menjadi sibuk.


Oleh karena itu, penyucian untuk manuver diam-diam Aria-san dikesampingkan.


"Yah, entah itu mengeluh padaku atau bertemu untuk rencana perjalanan, alasan apapun untuk berkumpul tidak masalah. Tujuan utamanya adalah untuk bertemu satu sama lain seperti ini."


Ketika Aria-san mengatakan sesuatu yang masuk akal, makanan dan minuman dibawa masuk.


Pada meja terdapat berbagai macam hidangan seperti salad, carpaccio, roast beef, ayam goreng dan kentang goreng yang klasik, edamame, dan lain-lain, yang merupakan menu yang cocok untuk dihidangkan di beer garden.


"Nah, sekarang Sumi-kun dan adiknya sudah datang, mari kita bersulang lagi~!"


Aria memimpin kami bersulang, dan kami pun mengetukkan gelas kami.


"Kenapa malah Aria-san yang mengakhirinya sih."


"Onee-chan, kamu terlihat lebih bersemangat dari biasanya."


Seperti yang dikatakan Yoruka, dari sudut pandangku, Aria-san cukup bersemangat.


Dia sangat menyukai Ei yang berada di sampingnya, dan Ei pun segera menyukainya.


Dia tampak menikmati suasana yang tidak biasa di Beer Garden dan menyuapkan makanan ke mulutnya dengan lahap.


Aria-san juga menghabiskan minumannya yang kedua dan segera memesan minuman lainnya.


Apakah ada sesuatu yang membuatnya begitu senang sehingga dia begitu bersemangat?


"Aria. Jangan berlebihan. Ini bukan rumahku, kamu tahu."


"Shizuru-chan sendiri, minummu agak lambat hari ini? Apa kamu tidak enak badan?"


"......Aku sudah belajar dari pengalaman dengan alkohol. Aku akan mengendalikan diri untuk sementara waktu, jadi jangan pedulikan aku."


Jika melihat gelas Kanzaki-sensei, dia hampir-hampir tidak meminummnya.


"Aah, Shizuru-chan masih terganggu karena dilihat oleh Sumi-kun saat dirumahnya ya."


"Aria!"


Kanzaki-sensei menggebrak meja dan marah.


Mungkin ini tentang keesokan pagi setelah rapat strategi di rumah sensei. Sensei yang sedikit mabuk tidak sadar bahwa aku sedang tidur di ruang keluarga, dan tidak sengaja bertemu dengannya hanya mengenakan handuk saat keluar dari kamar mandi. Dan karena terkejut, handuk itu terjatuh.


Maksudku, sensei, itu bukan reaksi yang bagus.


Aria-san menyadari bahwa dia tidak sengaja keceplosan dan membuat wajah yang mengatakan 'Oh tidak'.


"Hei, apa yang dilihat Kisumi? Jelaskan padaku!"


Yoruka dengan cepat merasakan adanya tanda-tanda kejadian tak terduga yang terjadi di sekitarnya yang tidak diketahuinya.


"Aria-san, tindak lanjuti itu!"


"Eh~ Aku juga baru bangun, jadi aku tidak melihatnya."


"Pasti bohong kan!"


"Ini enak sekali," kata Ei yang lapar, sibuk dengan makanannya daripada memikirkan situasi sulit kakaknya.




Kami berhasil menenangkan kemarahan Yoruka dengan mengatakan dengan putus asa bahwa kejadian di rumah sensei itu adalah sebuah kecelakaan.


"Kisumi memiliki terlalu banyak hal yang terjadi dengan wanita di sekitarnya. Kamu bahkan berpelukan dengan Onee-chan di depan stasiun."


Namun, Yoruka tampak tidak puas.


Yoruka mengarahkan tatapan tajam pada Aria-san, tapi dia berpura-pura tidak menyadarinya.


Kanzaki-sensei masih merasa menyesal atas kelalaian dirinya.


"Baiklah, baiklah, Shizuru-chan, kamu juga tidak perlu terlalu memikirkannya."


"Padahal aku sudah berusaha melupakannya......."


"Pertama-tama, hari itu disebabkan oleh Shizuru-chan yang minum terlalu banyak, kan."


Kanzaki-sensei menatap Aria-san dengan kesal, tapi dia diam saja ketika fakta-fakta ditunjukkan kepadanya.


Melihat percakapan santai antara Aria-san dan sensei, aku tersenyum sendiri.


"Saya lega melihat kalian berdua tampaknya sudah mulai bergaul dengan baik."


"Karena secara hasilnya, aku dapat menghindari perjodohan. Tapi hanya secara hasilnya!"


Kanzaki-sensei tidak mengubah ekspresinya, tapi kata-katanya membawa api kemarahan yang masih tersisa.


"Ya, ya, hasilnya baik-baik saja. Kamu harus berterima kasih."


Aria-san yang bersemangat melontarkan kata-kata lain yang tidak perlu.


"---Aku berterima kasih pada Sena-san dan yang lainnya. Aria hanya bonus."


Aria-san pun tersenyum getir saat melihat Kanzaki-sensei seperti itu, menatapnya dengan tatapan tajam yang menyiratkan bahwa dia tidak akan mentolerir lelucon yang lebih dari ini.


"Jangan bicara hal kejam seperti itu. Aku akan jadi pengemudi selama perjalanan kok."


"Hei, Onee-chan. Aku sudah bertanya-tanya sejak tadi, kenapa kamu daritadi berbicara tentang perjalanan?"


Yoruka bertanya dengan penasaran. Aku juga penasaran dengan hal itu.


Sebagai ucapan terima kasih karena telah membantu menghindari perjodohan, sekelompok pertemanan yang disebut pertemuan Sena, termasuk aku dan Yoruka, diundang ke liburan musim panas di sebuah vila yang dimiliki oleh keluarga Kanzaki-sensei.


Rasanya seolah Aria-san juga ikut serta dalam perjalanan itu......"


"......Aria. Jangan bilang kamu lagi-lagi belum menjelaskannya?"


"Fufufu, itu adalah kejutan yang sebenarnya kali ini!"


Aria-san tertawa puas, seolah-olah ini adalah sebuah kesuksesan besar.


"Itu artinya, jangan-jangan---"


"Ya. Aku akan datang juga."


"Seriusan?"


Aku agak terkejut dengan afirmasi Aria-san yang tegas, tapi aku juga mudah diyakinkan.

 

Aku merasa sudah cukup terbiasa dengan ini.


"Orang pertama yang mengatakan bahwa vila keluarga Shizuru-chan itu akan jadi tempat yang bagus untuk dikunjungi itu aku, kan."


Kalau dipikir-pikir, aku ingat bahwa kami mengobrol seperti itu di lobi hotel sebelum bertemu dengan orang tua Kanzaki-sensei.


"Orang yang memulai harus bertanggung jawab."


Aria-san sangat siap untuk pergi.


"Aku malah jadi cemas dengan sikapmu yang terlalu optimis."


"Kamu terlalu curiga, Sumi-kun."


Keahlian Arisaka Aria yang menakutkan adalah dia dapat membuatmu melakukan apa yang dia inginkan, seolah-olah dia berada di belakangmu padahal kau hanya mengobrol dengannya.


Sulit untuk mengatakan bahwa perjalanan musim panas yang menyenangkan tidak akan berubah menjadi buruk, tergantung bagaimana perasaan Aria-san pada saat itu.


Hei, aku tiba-tiba takut dengan perjalanan ini.


"Apa yang akan dipikirkan yang lainnya tentang ini ya......"


"Aku tidak mempermasalahkannya, jadi aku akan baik-baik saja."


Aku tidak mengkhawatirkanmu, Aria-san!! Dasar orang yang terlalu percaya diri!!


"A-Apa Onee-chan seriusan ikut juga?"


Yoruka juga kaget.


"Tentu saja, kan. Biarkan aku minta maaf soal kejadian yang sebelumnya."


Baik Yoruka maupun aku agak waspada terhadap Aria-san, yang cenderung merencanakan hal-hal yang aneh, seperti pacar pengganti untuk Kanzaki-sensei.


Kanzaki-sensei, yang tidak bisa tidak memperhatikan, menambahkan sebagai tindak lanjut.


"Kita tidak bisa muat dalam satu mobil, jadi kami membutuhkan pengemudi lain."


"Aria-san, kamu bisa mengemudikan mobil?"


"Kasarnya. Setidaknya aku punya SIM!"


Mungkin tidak senang dengan reaksiku, jadi Aria-san merogoh tasnya dan repot-repot menyodorkan SIM-nya di depanku.


"......Tidak terlihat palsu."


Aku pernah mendengar bahwa foto di SIM cenderung jelek, tapi foto Aria-san adalah foto yang indah, seperti yang diharapkan.


"Kisumi-kun, apa kalian semua akan pergi bersama?"


Ei, yang tidak diikutsertakan dalam percakapan, tiba-tiba bertanya.


"Ya, dengan semua teman-temanku."


"Curang! Ei juga ikut denganmu!"


Ei mulai merajuk.


"Lagi-lagi mengatakan hal yang egois."


"Ei juga ingin pergi dalam sebuah perjalanan! Ei juga ingin bermain dengan teman-teman Kisumi-kun!"


Ketika anggota pertemuan Sena berkumpul di rumah kami, mereka semua sangat menyukai Ei. Berkat itu, Ei merasa seperti mereka sudah berteman, tapi dia tidak suka kenyataan bahwa dia adalah satu-satunya yang ditinggalkan.


"Bagaimana, Kisumi?"


"Mari kita ajak adikmu juga. Kan, Shizuru-chan."


"Yah, kami memiliki cukup kamar, jadi tidak ada masalah......"


Tiga orang selain aku sangat positif dengan keikutsertaan Ei.


"Hei. Tidak apa-apa kan, Kisumi-kun!"


Aku menghadapi kenyataan yang tidak memberikan toleransi pada adik yang memohon.


"Ei. Pada hari perjalanan kami, kau ada rencana menginap bersama teman-temanmu lho."


Mendengar penjelasanku, Ei sejenak terkejut.


"Tapi Ei masih ingin bermain dengan Yoruka-chan dan yang lainnya!"


Anak SD yang masih belum bisa menyerah. Sebegitunya kah kau ingin bermain dengan teman-teman kakakmu?


"Meski kau bilang begitu......."


"Hmm, mari kita lihat, kalau begitu bagaimana dengan festival? Yang ada di kuil. Ayo kita semua pergi bersama tahun ini, bukan hanya dengan Kisumi-kun!"


Itu tentang festival musim panas di lingkungan tempat aku mengajak Ei ke sana setiap tahun.


"Oh, maksudmu festival musim panas tahunan di kuil dekat sekolah?"


"Itu membuatku merindukannya. Aku juga pergi ke sana dengan OSIS dalam perjalanan pulang dari mempersiapkan festival budaya. Itu adalah pertama kalinya aku datang ke festival kuil seperti itu, jadi sangat menarik."


Baik Kanzaki-sensei maupun Aria-san yang sudah lulus mengetahui hal ini.


"Kisumi. Kalau begitu, kenapa tidak mengajak semua anggota pertemuan Sena untuk berkumpul? Aku juga ingin ke sana."


Yoruka juga ingin pergi.


"Aku tidak keberatan, tapi itu akan sangat ramai lho. Tidak apa-apa?"


"Kisumi akan melindungiku kan."


Tidak mungkin aku bisa mengatakan tidak pada pacar tercintaku ketika dia memintaku untuk melakukannya sebagai suatu keharusan.


Aku menyadari betapa istimewanya liburan musim panas bersama pacarku.


Acara musim panas yang biasa, diubah menjadi sesuatu yang sama sekali berbeda hanya dengan pergi bersama pacarku.


Aku senang bisa menghabiskan waktu bersama Yoruka seperti ini.


Tahun depan, kami akan menghadapi ujian masuk universitas, jadi ini adalah tahun terakhir aku bisa bermain tanpa rasa cemas.


Itulah kenapa aku ingin menikmati liburan musim panas tanpa penyesalan.