Watashi Igai to no Love Comedy wa Yurusanai n Dakara ne [LN] V3 Chapter 11.5 Interlude 3
Interlude 3
Kami - anggota pertemuan Sena - juga telah berkumpul di hotel tempat mereka akan bertemu dengan orang tua Kanzaki-sensei.
Lokasi restorannya sudah diberitahukan sebelumnya melalui telepon oleh Sumisumi.
Rencana cadangan Sumisumi adalah bahwa jika rencana awal kelihatannya tidak berhasil, kami semua akan bergegas masuk sebagai bala bantuan.
Atas saran Asaki-chan, kami mengenakan seragam agar terlihat jelas.
Dan seperti yang diperkirakan Sumisumi, kakak perempuan Yoruyoru, yang mengenakan kacamata hitam, sedang menunggu dengan nyaman di sofa di lantai tempat restoran itu berada.
Ketika dia melihat kami, "Halo, semuanya. Kita bertemu lagi ya," katanya pada kami dengan suara ramah.
"Oh, kamu sudah berada di pihak mereka ya."
Kakak Yoruyoru berkata dengan penuh kekecewaan kepada Asaki-chan.
"Aku memikirkan kenapa kamu merencanakan strategi yang wajar untuk gagal. Dan jika aku bertanya siapa yang paling tidak dirugikan ketika gagal, itu adalah kakak Arisaka-san."
"Itu mengerikan, padahal aku benar-benar mengkhawatirkan Shizuru-chan."
"Lalu kenapa kamu melampiaskannya padaku di kantin?"
Saat itulah raut wajah kakak Yoruyoru berubah.
"Apa yang kamu bicarakan?"
"Kamu membuatku dan Arisaka-san bertengkar dan menghindari kritik terhadap Kisumi-kun. Kamu terlalu protektif ya."
"Kalau itu, karena akulah yang membuatnya terlibat dalam masalah ini---"
"Kamu memberikan perlakuan khusus pada Kisumi, bukan, Onee-chan?"
Yoruyoru menyela pembicaraan.
"Oh, musuh kemarin jadi teman hari ini?"
"Onee-chan, jangan coba-coba mengelaknya. Aku bertanya padamu dengan serius."
Baca novel ini hanya di Gahara Novel
Yoruyoru berdiri di depan kakaknya dengan wajah serius.
"Buat nanti saja. Shizuru-chan sedang berjuang sekarang, jadi jangan mengganggunya. Aku menolak campur tangan kalian."
Kakaknya berdiri dan membuat tanda X besar dengan tangannya, menghalangi kami.
"Ini hal yang dikatakan Kisumi-kun, ia mengatakan kalau ia sendiri ia akan gagal sebagai pacar pengganti."
Asaki-chan juga berdiri di samping Yoruyoru.
"Seperti biasa, ia menilai rendah dirinya ya. Ia seharusnya lebih percaya diri."
"Aku setuju. Tapi kupikir kerendahan hati itulah yang membuatku terpesona dengan Kisumi-kun."
"Berani juga kamu mengatakan itu di depan Yoru-chan ya."
Kakak perempuan Yoruyoru memandang kami, seolah-olah sedang menebak-nebak.
"Kamu juga, orang yang sangat percaya diri ya. Ketika Kisumi-kun dan sensei terpojok, kamu akan datang dengan segenap kekuatanmu, dan kamu akan menyelesaikan semuanya dengan paksa pada akhirnya, bukan? Kamu tahu apa yang baik untukmu, bukan?"
Asaki-chan memberikan perlawanan dengan senyum yang segar.
"---"
Sang kakak menurunkan sedikit kacamata hitamnya dan memberikan tatapan cemberut.
"Hasekura-san. Aku akan menyerahkan yang di disana padamu. Pergilah lebih dulu."
Kata Yoruyoru.
"Kamu seriusan memberikan bagian yang sangat bagus padaku?"
"Kamu perwakilan kelas, kan? Rekanmu sedang berusaha keras untuk wali kelasnya, jadi kenapa kamu tidak pergi dan membantunya?"
Yoruyoru menyerahkannya pada Asaki-chan.
Itu adalah tongkat estafet yang berat yang melebihi provokasi atau kepercayaan.
"---Jangan mengeluh jika hati Kisumi-kun berubah."
Yoruyoru tertawa sinis, "Itu tidak akan terjadi."
Asaki-chan memimpin pergi ke restoran.
"Ada apa, Yoru-chan, kamu bicara dengan sangat berani."
"Onee-chan, aku ingin bicara empat mata denganmu. "
"Sepertinya lebih menarik seperti itu."
Kakak Yoruyoru dengan mudah melangkah mundur dan membuka jalan.
"Kalau begitu baiklah, aku akan membantu Sena."
"Ya. Yoru-senpai, jangan khawatir tentang yang di sana!"
Nanamuu dan Sayu-chan mengikuti.
"Hinaka-chan juga. Aku akan baik-baik saja."
"Yoruyoru."
Aku diam-diam dimintai tolong oleh Sumisumi lagi, seperti saat turnamen bola.
Ia khawatir bahwa ketika dia berbicara dengan kakaknya, Yoruyoru akan terpaksa menuruti kemauannya.
Tapi itu adalah ketakutan yang tidak beralasan bagiku dan Sumisumi.
Arisaka Yoruka hari ini akan baik-baik saja.
"Semoga berhasil!"
Sambil memberikan semangat dari belakangnya, aku juga mengejar yang lainnya.