Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Jika ada kesalahan ejaan, salah ketik dan yang lainnya, tolong berikan feedback di kolom komentar

Watashi Igai to no Love Comedy wa Yurusanai n Dakara ne [LN] V3 Chapter 7

Bab 7 - Bias Cinta




"Pertemuan Sena terancam hancur berantakan sebelum liburan musim panas."


Itu pendapat jujurku.


Dengan suasana yang sibuk sebelum ujian akhir semester, frekuensi kami mengobrol di kelas berkurang.


Aku mengobrol ringan dengan Nanamura dan Miyachii, tapi tidak pernah menyinggung topik tentang pacar pengganti.


Sejak saat itu, Asaki-san bahkan tidak mengobrol denganku lagi, selain pembicaraan sebagai perwakilan kelas. Ketika matanya bertemu dengan mataku, dia berpaling dan pergi segera setelah urusannya selesai. Jelas, keluarnya dia dari kantin telah meninggalkan kesan yang membekas.


Di permukaan, Kanzaki-sensei, yang berdiri di atas podium kelas, juga bertindak seolah tidak ada yang terjadi. Namun, di bawah tatapan beberapa siswa yang mengetahui tentang pacar pengganti, bahkan wajah besinya terkadang goyah.


Dan, yang terpenting, Yoruka.


Saat makan siang, seperti biasa, kami makan siang berdua di ruang persiapan seni.


"Aku mencoba berbicara dengan Onee-chan, tapi dia mengelaknya."


"B-Begitu ya."


"Kisumi juga, apa kamu tidak mendengar sesuatu pun darinya? Kamu sudah bertukar kontak dengannya, kan"


"Tidak. Aku belum mengiriminya satu pesan pun dan dia juga belum menghubungiku."


Seperti yang dikatakan Yoruka, aku sangat berhati-hati tentang jarak antara aku dan Aria-san.


"---Kenapa kamu begitu canggung?"


"Tidak, itu karena aku merasa agak bersalah."


Yoruka berbicara begitu normal sampai-sampai hampir membingungkan.


"Kalau begitu jangan menerima peran pacar pengganti jika itu akan membuatmu jadi canggung."


"Maaf........Yoruka, kamu tidak marah?"


Aku bertanya karena sikap Yoruka yang terlalu seperti biasanya.


"Kuarahkan pada siapa? Onee-chan? Perwakilan kelas itu? Atau guru wali kelas kita?"


Uwah, itu pertanyaan yang kelihatannya pasti akan salah, tidak peduli jawaban mana yang kuberikan.


"Um, tindakanku sendiri."


"Aku sudah tahu kalau pacarku adalah orang yang baik hati yang tidak bisa meninggalkan orang lain dalam kesulitan. Jika aku tidak menyukai itu, aku tidak akan berkencan dengannya sejak awal."


Heran Yoruka.


Aku hanya bisa berterima kasih pada pacarku atas kemurahan hatinya. Pada saat yang sama, aku juga memikirkan hal ini.


"Tidak mungkin pacarku adalah orang suci seperti ini!"


"Kamu terlalu mencurigakan!"


Yoruka akhirnya marah.


"Ah, reaksi yang Yoruka sekali."


"Kenapa kamu malah senang dimarahi. Kamu terlalu labil secara emosional."


"Karena Yoruka baik padaku."


"Sepertinya aku harus berhenti memanjakanmu sekarang......"


"Aku salah, maaf. Aku sangat mencintaimu, tolong maafkan aku."


"Aku tidak suka Onee-chan begitu mengandalkanmu seperti itu."


"Seberapa besar kamu menyukai Aria-san sih!? Apa dia dewimu? Kamu lebih dari sekadar siscon, kamu adalah seorang pemujanya!"


Ada perbedaan besar dalam hal pemahaman akan masalah antara aku dan Yoruka.


"Aku juga tidak mengerti kenapa Onee-chan hanya mengandalkan Kisumi."


"Benar juga. Padahal aku hanya muridnya dulu."


"......Kamu tidak melakukan sesuatu yang aneh pada Onee-chan, kan?"


"Aku tidak mau dan tidak bisa. Yoruka adalah yang pertama. Jangan paksa aku untuk mengatakannya sekarang."


Merasa malu dengan kata-kataku sendiri, aku memalingkan muka dari Yoruka.


Patung-patung gipsum yang berbaris di atas meja di ujung garis pandangku yang berwarna putih, kaku, tidak bergerak dan tidak bisa berbicara saat ini. Selalu sulit untuk berinteraksi dengan seorang wanita secara fisik, meskipun aku bisa melihat objeknya tanpa merasa takut.


Karena kurangnya pengalamanku, aku selalu kebingungan dan terombang-ambing setiap saat. 


Aku mencoba menjawab Yoruka sejujur mungkin, tanpa mengada-ada.


Namun Yoruka tiba-tiba terdiam.


"......B-Begitu."


Ketika aku menoleh ke arahnya, Yoruka terlihat malu. Dia juga terlihat senang.


Tangannya memainkan ujung-ujung rambutnya, seperti yang dia lakukan saat mengundangku ke rumahnya.


Di dunia ini, pengalaman sering kali menjadi keuntungan, tapi tidak selalu.


Aku dengan mudah diselamatkan oleh tingkah kecilnya yang seperti itu. Hal ini memberiku kepercayaan diri.


Sangat penting untuk menuangkannya ke dalam kata-kata.


Tapi, aku juga mendapatkan kepastian di luar kata-kata.


Meski Yoruka sangat cantik dan berbakat, dia tidak diragukan lagi mencintaiku yang seorang laki-laki yang biasa-biasa saja.


Gadis yang kucintai hanya ingin bersamaku.


"Jadi bagi Yoruka, tidak masalah bagiku untuk menjadi diriku sendiri."


"? Ya, tentu saja."


Mata kami bertemu.


Terlalu singkat untuk menyebutnya sebagai keheningan. Bahkan selama momen singkat itu, kami tidak saling berpaling satu sama lain. Bibirnya tepat di depanku.


Dengan lembut aku mencoba mendekatkan wajahku ke wajahnya.


"T-Tidak boleh! Kita masih sedang makan!"


Yoruka mendorongku dan aku terjatuh ke lantai.


"Ah, maaf! Kamu tidak apa-apa!?"


Yoruka dengan cepat membangunkanku.


Rasa sakit seperti ini tidak perlu dikhawatirkan.


Sebaliknya, kekaguman Yoruka yang berlebihan terhadap kakaknya justru menggangguku.

***




Yoruka terlalu sadar akan percobaan ciuman saat makan siang, jadi kami tidak berkumpul bersama sepulang sekolah hari ini. Aku merasa akan bermalas-malasan kalau langsung pulang ke rumah, jadi aku belajar untuk ujian di perpustakaan sampai tiba waktunya gerbang sekolah ditutup dan pulang ke rumah.


Ketika aku sedang berjalan pulang ke rumah sendirian untuk pertama kalinya setelah beberapa lama, aku menerima telepon dari Aria-san.


『Ah, halo, Sumi-kun? Di mana kamu sekarang?』


"Aku sedang dalam perjalanan pulang dari sekolah."


『Kebetulan sekali. Mari kita adakan pertemuan sekarang! Aku akan segera tiba di stasiun, jadi datanglah, Sumi-kun. Mari kita bertemu.』


"Eh, sekarang?"


『Onee-chan akan mentraktirmu makan malam yang lezat. Hubungi aku kalau kamu sudah sampai.』


Telepon ditutup setelah diberitahu apa yang harus dilakukan secara sepihak.


Timing-nya sangat tepat, dan perutku keroncongan.


"Yah, okelah kalau memang ditraktir."


Lagipula ini hari Jumat. Aku tidak perlu khawatir apa pun. Orang tuaku juga ada di rumah hari ini, jadi aku tidak perlu khawatir tentang makan malam Ei. Aku menelepon ibuku dan mengatakan bahwa aku akan belajar untuk ujian dengan teman-temanku dan makan malam, lalu aku langsung pergi ke stasiun.


"Untuk berjaga-jaga, aku akan memberi tahu Jorka juga."


Kisumi: Aku menerima telepon dari Aria-san mengenai pacar pengganti. Aku akan melaporkan kembali padamu setelah selesai.


Ketika stasiun mulai terlihat, Yoruka menjawab.


Yoruka: Oke. Terima kasih sudah menghubungi. Berhati-hatilah dengan jarak antara kamu dan Onee-chan. Karena aku satu-satunya yang boleh mendekati Kisumi, oke? Ini adalah kecemburuan sebagai seorang kekasih.


Dia memperingatiku bukan hanya karena perasaannya sebagai adik perempuan yang siscon, tapi juga karena jarakku dengan lawan jenis sebagai seorang kekasih.


Aku juga menemukan cara yang tidak biasa untuk mengekspresikan kasih sayang Yoruka yang menawan.




Aku melihat ke sekeliling bundaran stasiun, tapi tidak melihat siapa pun yang terlihat seperti Aria-san. 


Ketika aku meneleponnya kembali, dia mengatakan, "Terus jalan ke depan. Aku ada di taksi di sana,".


Pintu taksi yang diparkir di bundaran terbuka dan Aria-san muncul.


"Ah, masih pakai seragam?"


"Aku datang langsung dari sekolah."


"Apa kamu dan Yoru-chan bermesraan di sekolah?"


"Aku belajar untuk ujian sendirian."


"Itu bagus, belajar untuk ujian. Aku hampir tidak pernah melakukan itu."


"Itulah keistimewaan orang pintar."


"Yah, sudahlah. Masuklah."


Aku melakukan apa yang diperintahkan dan masuk ke kursi belakang taksi.


"Apa seorang mahasiswa sering naik taksi seperti ini?"


Aku memasang sabuk pengaman dan taksi dengan tenang menjauh dari stasiun.


"Sulit untuk berjalan dengan sepatu hak tinggi. Ketika kamu bersama seorang gadis, kamu harus memeriksa kakinya."


"Kamu berdandan juga hari ini ya."


"Itu karena aku akan bertemu denganmu, jadi aku berdandan."


"Terima kasih. Tapi jika yang kamu temui itu aku, tidak masalah jika kamu berpakaian santai."


Terus terang, aku lebih nyaman dia dengan pakaian acak-acakan yang dia kenakan saat menjadi guru les.


"---Kamu baik sekali ya. Aku hanya akan menerima perasaan itu. Tidak seperti di masa lalu, aku memiliki lebih banyak kesempatan untuk memberikan presentasi di depan banyak orang, dan aku sering dinasihati oleh orang-orang bahwa aku harus berpakaian dengan baik. Hari-hari ini aku setidaknya mencoba untuk berpakaian dengan benar ketika aku keluar. Hari ini aku ada pertemuan yang sangat penting."


"Kamu benar-benar sibuk ya. Yoruka jadi kesepian lho." 


"Dia memilikimu sekarang."


"Bagaimana perasaanmu tentang adikmu yang memiliki pacar, Aria-san?"


"Terkejut dan bahagia, dengan sedikit niat membunuh."


"Perasaan yang berbahaya ya."


"Sejujurnya aku ingin mengucapkan selamat pada adik perempuanku yang manis karena telah bersanding dengan seseorang yang dicintainya. Aku senang Yoru-chan yang sensitif dan tidak pandai bersosialisasi telah menemukan seseorang yang bisa membuka hatinya. Pada saat yang sama, aku berpikir bahwa jika ia menyakitinya, ia tidak akan lolos begitu saja."


"Aria-san, ekspresimu menakutkan."


"Namun ketika aku mengetahui kalau pasangannya itu Sumi-kun, sejujurnya aku merasa lega dan tenang."


"Saat kamu mengirim foto diam-diam dari Pulau Selatan?"


"Ya. Aku melihat nama lama, Sena Kisumi, dan kupikir kalau itu ia, ia pasti serius jadi aku merasa tenang."


"Aku hanya diajari belajar lho. Apa aku pernah melakukan sesuatu yang dinilai besar olehmu, Aria-san?"


Aria-san berpikir sejenak dan menjawab.


"---Kamu itu, bagaimana aku harus mengatakannya ya, punya cara tersendiri untuk membuat orang lain untuk jujur."


"Maksudmu aku terlalu normal dan mudah dipandang rendah?"


"Jadilah sedikit lebih positif dan tangkap itu artinya kamu mudah diandalkan dan mudah dipercaya. Padahal aku memujimu."


"Karena itulah aku harus menjadi pacar pengganti lho."


"Ahaha, memang benar."


Taksi menuju ke daerah perumahan sebelum aku menyadarinya.


"Maksudku, bagaimana bisa kamu melakukan itu pada kami tempo hari? Berkatmu, pertemuan Sena hampir runtuh."


Meskipun Nanamura telah memberi sudut pandang yang lain, namun aku benar-benar ingin mengatakannya.


"Aku menemukan serangga pengganggu yang naksir pacar adik perempuanku yang manis. Itu mengkhawatirkan, bukan begitu?"


"Kamu tidak perlu memberi tahu semua orang tentang hal itu kan. Dasar......"


"Aku tidak suka cara dia mencoba membunuh perasaannya yang sebenarnya dan bergaul dengan semua orang."


"Normalnya kau tidak bisa melihat itu, dan seleramu buruk juga untuk mengungkap apa yang mereka sembunyikan."


Ketajamannya yang tinggi membuat lawan-lawannya benar-benar terbuka.


Kata-kata Aria-san sangat berpengaruh, karena dia tidak melewatkan sedikit pun petunjuk, dan secara akurat membangun keseluruhan gambaran sebelum membuat pernyataan.


Meskipun Aria-san berusaha melindungiku, itu menyakitkan kalau memikirkan posisi Asaki-san.


"Apa itu karena akan berdampak buruk bagi Sumi-kun?"


Aria-san mengalihkan pandangannya yang penuh rasa ingin tahu ke arahku.


"Ya, itu benar. Dia adalah rekan perwakilan kelasku. Kalau hubunganku dengan Asaki-san menegagng, aku tidak yakin kami akan bisa melewati festival olahraga dan budaya yang terkenal sibuk. Ini adalah pekerjaan yang berat bagi kami karena seseorang telah membuat acara sekolah menjadi begitu mewah!"


"Cara kabur yang curang ya."


"Kamu yang curang, bukan? Aku tidak ingin ada hal yang merepotkan lagi, dan aku juga tidak ingin hal ini mengganggu waktuku bersama Yoruka."


Baca novel ini hanya di Gahara Novel


Sebenarnya, aku tidak berniat menjadi perwakilan kelas tahun ini.


Satu-satunya alasan aku menerimanya adalah karena itu adalah permintaan Kanzaki-sensei.


"Fufu, jatuh cinta pada teman sekelas itu merepotkan ya."


"Dan siapa yang memperburuknya meskipun tahu akan hal itu?"


"Sumi-kun, jangan marah padaku."


Lalu Aria-san dengan paksa menarik dasi seragamku.


"Hei, ini mencekikku! Hentikan!"


"Aku tidak sedewasa yang kamu pikirkan."


Wajah Aria-san berada di ujung dasi yang dia tarik secara paksa. Aku menatap kedalaman matanya tanpa melarikan diri.


"Eh, hei. Jangan menatapku dengan penuh gairah seperti itu," kata Aria-san melepaskan dasiku.


"Aria-san. Bisa kamu menjawab pertanyaanku?"


"K-Kalau itu pertanyaan yang mesum tidak boleh, oke?"


"Yang ingin kuketahui adalah masa lalu Yoruka dan Aria-san."


Tanpa menghiraukan lelucon Aria-san, aku melanjutkan kalimatku.


"Sudah kuduga itu pertanyaan yang mesum."


"Di mananya?"


"Mengorek masa lalu seorang wanita itu karena kau tertarik dengan apa yang ada di dalam dirinya, bukan?"


Aria-san tersenyum penuh arti.


"Yah, kamu mungkin akan menjadi kakak iparku, jadi aku cenderung ingin mengetahuinya sebagai kerabat masa depan."


"Fufu, padahal kamu ini masih SMA dan kamu bahkan sudah berpikir tentang pernikahan? Omase-san."

Tln : Omase, dewasa sebelum waktunya


"Aku serius."


"Tidak mungkin aku akan mengizinkannya."


"Kamu tidak memiliki wewenang seperti itu, bukan begitu, Aria-san?"


"Meski begitu, aku tidak akan menyerahkannya padamu, Sumi-kun."


Aku akan membahas lebih jauh tentang masa lalu Arisaka bersaudara.


"Jika kamu terlalu protektif seperti itu, kamu harus menghadapi Yoruka. Jangan hanya mengasihaninya karena alasanmu sendiri, tapi pastikan kamu mendengarkan perasaan Yoruka juga."


Ketika Aria-san muncul di sekolah tempo hari untuk membawaku pergi, Yoruka tidak bisa tidak menuruti perkataan kakaknya.


Di saat yang sama, Aria-san juga terlihat sengaja tidak mendengarkan perkataan Yoruka.


Aku merasa bahwa dia berani menjaga komunikasi seminimal mungkin, karena mengetahui pengaruhnya yang berlebihan terhadap Yoruka.


"Aku mengerti kok. Yoru-chan itu anak yang serius dan terlalu patuh, dan dia terlalu mendengarkan apa yang kukatakan."


Aria-san mengalihkan pandangannya ke luar taksi.


"Yoruka sudah duduk di bangku SMA. Dia bisa berpikir sendiri dan membuat keputusan sendiri lho, terlepas dari hal-hal yang detail."


Yoruka bukan lagi anak kecil seperti yang dipikirkan Aria-san.


"Hei, Sumi-kun. Menurutmu, kenapa Yoruka tidak suka bersosialisasi?"


"Kalau kamu reopt-repot bertanya, maka kamu pasti sudah tahu penyebabnya, bukan?"


"Hmm, kamu ternyata bisa membaca di balik kata-kata."


"Kamu yang menyuruhku untuk membaca maksud dari si penanya, Aria-san."


"Lalu, apa jawabanmu?"


Ketika aku berbicara dengan Yoruka tentang masa-masa SMP-nya di rumahnya, itu hanya dari sudut pandang Yoruka.


Dia jadi anak yang bermasalah karena berhenti mengejar kakaknya sebagai tujuannya. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan kecuali meniru kakaknya dan menjadi semakin tertekan dengan cara orang memandangnya.


"Apa ada kesenjangan antara apa yang dipikirkan orang tentang Arisaka Yoruka dan persepsi diri Yoruka sendiri?" 


Tujuan Yoruka hanya ingin menjadi seperti kakaknya, Aria-san.


Meskipun mereka itu kakak beradik, mereka adalah orang yang berbeda, dan tidak mungkin bagi mereka untuk menjadi sama persis, betapa pun berbakatnya Yoruka.


"Hebat juga, kamu berada di jalur yang benar. Seperti yang diharapkan dari Sumi-kun."


"Beri tahu aku jawaban yang benar."


"---Semua orang meminta terlalu banyak dari Yoru-chan, untuk menjadi seperti diriku."


Di dalam ruang tertutup taksi, Aria-san mengeluarkan pernyataan yang seperti sebuah pengakuan.


"Seperti saat terakhir kali kita pergi ke ruang staf?"


Para guru di sekitar Aria-san yang seorang alumni bernostalgia dan membawa-bawa adiknya, yang sekarang bersekolah di sekolah tersebut. Mereka membandingkannya dengan kakak perempuannya di setiap kesempatan, mengatakan bahwa dia berbeda dari kakaknya.


Bibir Aria-san terangkat dan berkata dengan puas, "Karena kamu juga punya daya ingat yang bagus itu, kamu lulus."


Dengan sangat alami, dia mengulurkan tangan dan mengusap kepalaku dengan lembut.


"Ya. Meskipun aku yang mengatakannya sendiri, tapi aku sangat luar biasa. Aku bisa melakukan apa pun yang kuinginkan dan mencapai hasil yang lebih luar biasa daripada yang lain. Aku senang dipuji dan aku tidak bisa berhenti mencoba tantangan baru karena hal itu memotivasiku. Aku bersenang-senang dan semua orang di sekitarku menganggapnya menarik, jadi aku selalu mendapatkan hasil yang positif. Aku hidup setiap harinya dengan menyenangkan."


Arisaka Aria adalah orang yang penuh dengan karisma bawaan.


Dengan kata lain, kualitasnya sendiri sesuai dengan reputasinya.


"Aku tidak keberatan karena aku sendiri yang menginginkan orang lain mengharapkan sesuatu dariku. Aku menikmatinya. Tapi, itu tidak bertanggung jawab dan kejam untuk meminta hal tersebut pada adikku juga."


Aria-san tertawa mengejek.


Gigi putihnya yang terlihat samar-samar terlihat seperti taring.


"Aku dan Yoru-chan terpaut usia empat tahun. Kami bersekolah di SD bersama hingga setengah jalan, tapi aku tidak tahu apa yang terjadi setelah aku lulus. Kami juga bersekolah di SMP yang sama, tapi karena hanya tiga tahun, jadi kami tidak bertemu. Jadi aku tidak terlalu peduli dengan pengaruhnya setelah aku lulus. Aku bahkan tidak tahu bagaimana Yoru-chan menjalani harinya dalam keadaan seperti itu. Karena itulah aku ingin Yoru-chan bersekolah di SMA lain, bukan di Eisei. Kupikir dia bisa lebih santai di tempat di mana dia tidak memiliki ilusi tentangku."


Kekhawatiran Aria-san bisa dimengerti. Ada banyak legenda tentangnya di Eisei.


"Hanya saja, dengan kepribadian Yoruka, itu akan sulit, bukan? Sebaliknya, jika Eisei, ada Kanzaki-sensei, dan sekarang ada aku juga."


"Aku juga berpikir seperti itu sekarang."


Dengan satu kata itu, aku bisa merasakan gigi sang kakak bergemeretak.


"Dari dulu, dia selalu dibandingkan dengan kehebatan kakaknya seperti tempo hari dengan nada ringan ya. Diharapkan hal yang sama dengan kakaknya, Yoruka kecil secara tidak sadar berusaha terlalu keras untuk memenuhi harapan tersebut."


"Ya. Dari tahun-tahun atas SD hingga pertengahan SMP, Yoru-chan secara aktif mencoba mengambil peran kepemimpinan, mencoba menjadi sepertiku. Itu sangat luar biasa, bukan?"


"Rasanya tidak benar, tapi aku bisa membayangkannya."


"Kebanyakan anak-anak akan menyerah atau menyadari bahwa hal itu tidak mungkin dilakukan. Tapi dia adalah gadis yang cerdas, dia bisa menirunya."


Aku melihat sekilas stress Aria-san.


Tidak mungkin bagi seorang keluarga untuk mengetahui semua hal yang terjadi di sekolah.


Apa yang dilakukan Yoruka bukanlah hal yang mudah, bukan hanya hal sederhana anak yang lebih muda meniru anak yang lebih tua.


Hanya sang adik, Yoruka, yang mampu mendekati Arisaka Aria, yang seharusnya mustahil untuk ditiru.


Sebagian orang yang lain secara egois mengharapkan Yoruka menjadi seperti Arisaka Aria.


Namun, bagaimanapun dia mencoba, dia tidak bisa menandingi Aria-san yang asli.


"Padahal dengan kepribadian Yoru-chan saja sudah sulit, tapi gadis itu berusaha sebaik mungkin untuk memenuhi ekspektasi yang tidak bertanggung jawab dari orang-orang di sekitarnya. Kemudian dia mulai menyalahkan dirinya sendiri karena tidak bisa melakukannya sepertiku. Setiap kali aku berbicara dengannya di rumah, dia akan dengan sungguh-sungguh meminta saran. Katakan padaku Onee-chan, apa yang harus aku lakukan katanya."


"Karena itu kamu mulai menghindari konsultasi Yoruka dengan alasan kesibukanmu, ya."


"Aku menghormati bahwa dia berjuang, tapi aku tidak bisa menghentikannya untuk tidak terluka karena orang-orang membandingkannya dengan kakaknya. Padahal semua orang mendengarkan kata-kataku, tapi Yoru-chan adalah satu-satunya yang tidak mendengarkanku."


"Itulah kenapa kamu berkonsultasi dengan Kanzaki-sensei ya."


Akhirnya, hubungan antara masa lalu dan masa kini terlihat jelas. 


Yoruka berusaha keras untuk meniru kakak perempuannya, yang dia jadikan panutan.


Aria-san, yang hanya bisa mengawasi adiknya yang sedang berjuang, dan mengkhawatirkannya.


Arisaka bersaudara sangat menyayangi satu sama lain.


Meskipun pada dasarnya keduanya tetap sama dan rukun, namun aku merasa bahwa bahkan sampai sekarang, di suatu tempat di dalam benakku, aku masih belum bisa mengukur jarak di antara mereka.


"Shizuru-chan mendengarkanku dengan serius. Dia memberiku banyak nasihat dan membuatku merasa jauh lebih baik. Tapi aku gagal menolong Yoru-chan."


Seorang adik perempuan yang terlalu mengagumi kakak perempuannya dan seorang kakak perempuan yang tidak bisa membimbing adiknya yang terlalu tulus.


"'Jika mereka kecewa, mereka akan mencari arah yang berbeda.'"


"......Shizuru-chan, aku tahu dia pasti sudah memberitahu Sumi-kun."


"Aku kebetulan diberitahu tentang hal itu. Tapi apa yang sebenarnya kamu lakukan?"


"Hmm, segala macam bujukan tidak berhasil, dan kemudian aku secara tidak sengaja mengatakan sesuatu yang berhasil, begitulah."


"Apa maksudmu tentang kamu yang memiliki pacar di SMA?"


"Yah, aku menjelaskan tentang Shizuru-chan itu seorang guru laki-laki dan dia itu pacarku."


Dengan ringannya, dia menceritakan hal-hal yang konyol.


"......Ha? Apa yang baru saja kamu katakan?"


"Sudah kubilang, aku mengatakan pada Yoru-chan tentang apa yang terjadi di sekolah dengan Shizuru-chan itu seolah itu adalah dengan guru laki-laki. Aku tidak pernah melihat Yoru-chan semarah itu sebelumnya."


"Jangan-jangan, Yoruka tidak tahu bahwa Kanzaki-sensei itu seorang wanita sampai dia mendaftar di Eisei?"


Entah bagaimana, aku merasa kalau dengan kepribadian orang ini, dia tidak akan mengatakannya.


"Sumi-kun, kenapa kamu tahu?"


"Kau benar-benar menjijikkan! Kalau kau membuatnya salah paham berpikir bahwa Kanzaki-sensei adalah seorang guru pria yang bermain-main dengan kakak perempuan tersayangnya, tidak heran jika Yoruka memperlakukan Kanzaki-sensei seperti musuh alami!"


Hal-hal yang dia ciptakan selalu terlalu mengada-ada.


Dia mengubah jenis kelamin wali kelasnya dan menjelaskannya pada adik perempuannya kalau mereka berpacaran? Ini adalah jenis kepalsuan dan skema yang akan membuat para orang tua di dunia pingsan.


"Aku berada di usia tersebut. Tidak heran jika aku punya pacar kan."


"Kau salah mengartikan jenis kelaminnya!"


Yoruka pasti sangat terkejut.


Skandal pertama dari kakak perempuannya yang paling disayangi, pasti telah menyebabkan kerusakan psikologis yang besar pada sang adik perempuan, yang merupakan penggemar beratnya.


Kekesalan Yoruka tidak mungkin hilang ketika dia mengetahui bahwa Kanzaki-sensei adalah seorang wanita.


"Dia berhenti meniruku, tapi sebagai gantinya, dia mulai menghindari orang lain."


"Itu pasti membuatnya tidak mempercayai orang."


"Yoru-chan juga sangat ekstrem, ya."


"Dan yang mengatakan itu adalah kakak perempuannya yang kelewat ekstrem?"


"Sumi-kun, kata-katamu sejak tadi selalu berduri. Yang lebih lembut dong."


"Jangan konyol, meskipun itu di masa lalu, kau mengguncang jiwa pacar orang lain! Yang benar saja!"


Karena kakak perempuannya yang tanpa cacat itu, aku jadi seperti Arisaka Yoruka yang tidak percaya pada orang lain.


"Yoruka yang dulu itu terjebak dalam ilusiku, jadi aku harus melangkah sejauh itu. Aku juga tidak ingin menipu adikku......"


Profil Aria-san masih menunjukkan warna penderitaan.


Dia selalu berlagak ceria dan bercanda, tapi sisi serius dan khawatir yang tiba-tiba dia tunjukkan sangat mirip dengan Yoruka.


"Kalau saja aku itu kakak yang normal, apa semuanya akan berjalan dengan mudah ya."


"Tidak untuk seseorang yang meminta pacar adiknya untuk menjadi pacar pengganti untuk wali kelasnya."


Aku mengabaikannya dengan begitu saja.


"Sumi-kun, apa kamu membenciku?"


"Kalau aku mengatakan aku membencimu, apa kamu akan mengeluarkanku dari taksi?"


Aria-san terlihat bingung.


"Kalau kamu melompat saat taksi masih melaju, kamu akan mati lho."


"Aku tidak akan melompat keluar dari taksi!"


Setidaknya hentikan taksinya. Terlalu berbahaya untuk turun dari mobil seperti dalam film Hollywood.


"Jangan mengatakan hal yang membosankan, temani aku sampai akhir."


"Aku sudah bilang aku akan membantu, laki-laki tidak akan menarik kata-katanya."


"Ya, ya. Jika semuanya berjalan tidak sesuai rencana, aku akan tetap berada di pihakmu, Sumi-kun."


"Kalau itu terima kasih."


Taksi berhenti di depan sebuah gedung apartemen di daerah perumahan.


"Hmm? Kita tidak ke sebuah restoran?"


"Jangan khawatir, di sini jauh lebih lezat."


Kami naik lift ke lantai atas dan menuju ke depan salah satu kamar.


"Yahoo. Aku datang untuk rapat strategi, tuan mantan pacar."

Tln : Aria pake kata motokare/元カレ, yang artinya mantan pacar(laki-laki)


"---kenapa Sena-san juga ikut?"


Yang membukakan pintu dan menyambut kami adalah Kanzaki-sensei, yang mengenakan celemek.