Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Jika ada kesalahan ejaan, salah ketik dan yang lainnya, tolong berikan feedback di kolom komentar

Watashi Igai to no Love Comedy wa Yurusanai n Dakara ne [LN] V3 Chapter 13

Bab 13 - Ciuman




"Shizuru-chan. Sepertinya kamu berhasil menghindari perjodohannya ya."


"Aria, apa kamu sudah cukup bicara dengan adikmu?"


Para siswa SMA dipulangkan lebih awal untuk belajar menghadapi ujian akhir yang akan segera dimulai.


Setelah mereka menyelesaikan semuanya, Aria dan Shizuru berduaan di sebuah kafe di ruang tunggu hotel.


"Untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku hampir kalah dalam perkelahian dengan adik perempuanku."


"Kamu terlihat senang untuk seseorang yang kalah."


"Padahal Yoru-chan selalu sensitif sejak kecil, tapi anehnya dia selalu berpikiran sempit. Dia keras kepala ketika dia ingin, dan dia tidak seimbang dengan cara yang berbeda denganku. Tapi sekarang dia memiliki teman yang mendengarkannya, dan itu melegakan."


"Bagaimana dengan ia?"


"Tak perlu dikatakan lagi."


Satu set kue yang mereka pesan diantarkan ke meja mereka. Mereka berdua memesan kue cokelat, dengan es kopi di depan Aria dan teh hitam di depan Shizuru.


"Tidak apa-apa kalau kamu tidak menambahkan sirup? Kamu suka yang manis-manis, kan, Aria?"


"Ah, ya. Tapi aku bisa minum es kopi tanpa itu."


Aria meletakkan mulutnya di atas sedotan tipis.


"......Begitu."


"Shizuru-chan sendiri tidak apa-apa bukan teh hijau?"


"Kalau ingin memadukannya dengan kue, maka lebih cocok teh hitam. Dan teh hijau cukup untuk di sekolah saja."


"Hei, kamu tahu. Teh hitam dan teh hijau itu dari daun teh yang sama, hanya saja difermentasi dengan kadar yang berbeda."


Aku tahu, kata Shizuru, yang mendekatkan garpu ke mulutnya lebih cepat dari biasanya.


"Kamu terlihat seperti sedang lapar."


"Aku harus berdandan dari pagi dan hampir tidak makan. Aku sangat gugup jadi aku bahkan tidak sempat makan siang. Tapi yang lebih penting, beraninya kamu mengkhianati kami ya."


"Padahal aku sudah meminta ibumu untuk tidak membocorkannya......"


"Dasar. Jadi, sejauh mana itu rencanamu, Aria?"


Shizuru menatap mantan muridnya dengan penuh tuduhan.


"Aku pergi ke rumah orang tua Shizuru-chan dan melakukan pemeriksaan untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Dan aku melaporkan insiden pacar pengganti kepada mereka terlebih dulu. Sangat menarik untuk melihat betapa terkejutnya mereka."


Aria mengenang dengan senyum di wajahnya.


"Kamu berani sekali mempermainkan orang tuaku."


"Ketika mereka mendengar bahwa putri tunggal mereka, yang telah mereka rawat dengan sangat baik, tiba-tiba meletakkan tangannya pada salah satu muridnya dan membawanya sebagai pacar. Saat aku memberitahunya, ibumu yang ketat berteriak."


"Aku tidak menyentuhnya! Tapi aku sedikit ingin melihat ibuku yang seperti itu."


Ekspresi Shizuru melembut saat beban akhirnya terangkat dari pundaknya.


"Tentu saja, aku ingin mengatakan terlebih dahulu bahwa itu hanya akting dan aku tidak begitu menyukainya. Jika tiba-tiba diketahui pada saat acara yang sesunggunya bahwa Sumi-kun adalah seorang siswa SMA, itu akan membuat ibumu sangat marah dan kalian tidak akan tahu apa yang harus dilakukan."


"Kalau itu, yah,"


"Kamu itu terlalu takut, Shizuru-chan. Ibumu juga terlalu menekan, tapi dia terlalu melindungi putrinya dan tidak akan memaksanya jika putrinya benar-benar tidak mau. Shizuru-chan juga menjadi guru yang sangat baik. Kenyataannya, motif sesungguhnya mereka itu menggunakan pembicaraan tentang perjodohan sebagai alasan untuk melihatmu, Shizuru-chan."


"Aku akan merasa tidak terlalu defensif jika mereka sedikit lebih jujur tentang perasaan mereka yang sebenarnya di bagian tersebut."


"Bagiku, aku berharap ini akan menjadi sesi pelampiasan yang baik antara orang tua dan anak. Aku berharap Sumi-kun, yang berperan untuk membantumu di sampingmu, akan mampu meyakinkan mereka, dan aku juga berharap Shizuru-chan yang terpojok akan memiliki keberanian untuk bertarung. Skenario terburuk, kupikir tidak apa-apa jika aku masuk dan menyelesaikan situasi."


"Kalau begitu, Hasekura-san dan yang lainnya datang itu......"


"Ya. Itu bukan yang kurencanakan, tapi kejutan Sumi-kun. Seperti biasa, kamu sangat populer di kalangan muridmu ya, Shizuru-chan."


Aria memuji mereka dengan minum dan bertepuk tangan karena mereka luar biasa. 


"Apa yang akan kamu lakukan jika itu tidak berhasil setelah mereka berusaha keras seperti itu!? Posisiku dalam bahaya, aku hampir tidak bisa menghadapi mereka lagi sebagai wali kelas lho."


"Apa boleh buat kan. Aku juga tidak menyangka akan ditahan oleh Yoru-chan."


Aria menundukkan bahunya saat dia serius kembali dan membalikkan kedua telapak tangannya.


"......Kalian juga, apa kalian bisa bicara dengan baik."


"Ya. Berkatmu."


Aria melaporkan dengan wajah berseri-seri.


"Senang mendengarnya."


"Aku tidak melakukan apa-apa lho. Yoru-chan mendahuluiku dengan kekuatannya sendiri. Dan kurasa sisanya adalah berkat dukungan dari Sumi-kun dan yang lainnya."


Aria merasa sangat baik sekarang, setelah menyelesaikan berbagai perasaan yang dia miliki tentang adiknya yang selama ini menggantung di kepalanya.


"Ngomong-ngomong, Aria, aku ingin menanyakan satu pertanyaan, kenapa kamu memanggil Sena-san dengan nama panggilan Sumi-kun?"


Tiba-tiba, Aria terdiam.


"Apa aku harus memberitahumu?"


"Karena sekarang adalah kesempatan yang bagus."


Dengan wajah memerah yang tidak biasanya bagi Shizuru, dia menunggu jawaban dari mantan muridnya.


"Pada awalnya, aku memanggilnya Kisumi dengan enteng. Tapi kemudian, bukankah nama Kisumi terdengar seperti 'Kiss me' dalam bahasa Inggris? Itu memalukan, bukan? Seperti mengatakan "cium aku" setiap kali kau memanggilnya dengan namanya."

Tln : lha iya juga ya, baru nyadar nama Kisumi kedengeran kaya Kiss me, btw pengucapan kiss orang jepun itu kisu


"Itu adalah alasan yang polos ya. Selain itu, aku kecewa karena rasanya setengah matang."


Shizuru berkomentar dengan dingin dan tanpa ekspresi.


"Aku tidak ingin mendengar itu darimu!"


"Ketika kamu marah seperti itu dan berteriak, kamu sama persis seperti adikmu."


Sekarang setelah dia lulus, keduanya telah melampaui batas-batas antara murid dan guru, dan sekarang menjadi sahabat.

***



"Sena-san. Arisaka-san. Aku perlu bicara dengan kalian setelah ini."


Hari terakhir ujian akhir. Sebelum perwalian kelas di jam terakhir, kami dipanggil oleh Kanzaki-sensei.


Hari ini tidak biasanya Yoruka sangat patuh dan mengikuti kami.


"Tempo hari, maaf telah merepotkan kalian dengan masalah pribadiku. Dan terima kasih banyak."


Ini adalah pertama kalinya setelah sekian lama Kanzaki-sensei menyuguhkanku teh di ruang minum teh di klub upacara minum teh.


"Saya senang semuanya berjalan lancar."


Aku menyeruput teh hijau pahit itu dan menghela napas lega, ditambah dengan fakta bahwa aku telah selamat dari ujian.


"Jangan malah santai. Akulah yang mengajarimu, tapi aku tidak akan memaafkanmu kalau kamu mendapat nilai jelek di ujian akhir."


Yoruka memarahiku dengan suara yang tajam.


Aku telah kehilangan waktu dan energi mental untuk peran pacar pengganti, dan kalau aku mengikuti ujian akhir seperti itu, aku akan mendapat nilai merah di mata pelajaran terlemahku.


Atas saran Yoruka, yang tidak bisa membiarkan hal itu terjadi, kami mengadakan sesi belajar di pertemuan Sena untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian.


Nanamura dan Sayu, yang cemas dengan studi mereka, setuju, dan kami semua berkumpul bersama sepulang sekolah setiap hari.


Bimbingan Yoruka lebih ketat dari biasanya, tapi aku senang karena rasanya seperti kehidupan sehari-hari telah kembali.


"Aku yakin akan baik-baik saja......mungkin."


"Benarkah?"


"Aku juga tidak punya dalih untuk yang satu ini."


Sensei juga merasa bersalah.


"Sungguh, kamu memang merepotkan, meskipun kamu adalah seorang wali kelas."


"Yoruka!"


"Tidak apa-apa kan. Kekasihku sendiri dijadikan pacar pengganti. Setidaknya aku punya hak untuk mengeluh."


Sensei dan aku sama-sama terdiam pada saat yang bersamaan.


"Lalu, kamu akan tetap menjadi wali kelas, kan?"


"Tentu saja. Bahkan jika Arisaka-san tidak menyukaiku, aku tetap wali kelasmu."


"Baiklah kalau begitu. Kanzaki-sensei."


Tidak ada permusuhan dalam suara Yoruka yang biasanya, dan dia memanggilnya 'Kanzaki-sensei' dengan cara yang normal.


"Arisaka-san......"


Kanzaki-sensei menatap Yoruka seolah merenungkannya.


"Aku baik-baik saja sekarang."


"Sepertinya begitu."


Yoruka dan Kanzaki-sensei saling berpandangan dan tersenyum kecil.


"Yo. Sena, Arisaka-chan."


Ketika aku dan Yoruka meninggalkan ruang minum teh, Nanamura, Asaki-san, Miyachii dan Sayu menunggu kami di koridor.


"Nanamura. Apa kau ada janji?"


"Sena, setelah ujian selesai, kita harus mengadakan pesta. Itu pengetahuan umum."


Aku tidak tahu pengetahuan umum mana pun yang hanya bisa dipahami oleh orang-orang riajuu.


"Kau harus sedikit lebih perhatian. Aku dan Yoruka---"


Yoruka sangat antusias, berkata, "Tidak apa-apa sesekali."


"Eh, serius?"


"Lagian kita bisa menghabiskan waktu bersama sebanyak yang kita inginkan selama liburan musim panas."


Cara Yoruka mengatakannya seolah dia berhak memonopoli liburan musim panasku.


"Kamu naif ya, Arisaka-san. Liburan musim panas Kisumi-kun tidak sebebas itu lho."


Asaki-san menyela dengan penuh kemenangan.


"Apa maksudmu, Hasekura-san?"


"Liburan musim panas untuk perwakilan kelas di Eisei dihabiskan untuk mempersiapkan festival olahraga dan budaya musim gugur."


"Haa? Masing-masing dari mereka memiliki panitia yang terpisah, bukan!"


"Meski begitu, itu tidak cukup, karena itu perwakilan kelas dikerahkan. Ini adalah kesalahan kakakmu karena membuat acara ini begitu besar!"


"Kalau begitu, jangan-jangan......"


Wajah Yoruka berubah.


"Tentu saja, sebagai rekan perwakilan kelas, aku akan menghabiskan banyak waktu dengan Kisumi-kun selama liburan musim panas!"


Luar biasa, ini pertama kalinya aku melihat Asaki-san dengan wajah sombong seperti itu.


"Dasar! Kenapa sih Onee-chan melakukan sesuatu yang tidak perlu!"


Yoruka masih saja dibuat pusing oleh kakaknya, yang seharusnya tidak berada di sini. 


Baca novel ini hanya di Gahara Novel


Satu-satunya hal yang bisa dikatakan adalah pengaruh Aria-san benar-benar luar biasa. 


"Sebagai adik dari kakak yang merepotkan itu, sepertinya kamu menyimpan dendam padanya ya."


Bagaimanapun, Asaki-san masih menyimpan dendam dengan tindakan jahat Aria-san di kantin sekolah. Dia tidak ragu-ragu untuk membalas dendam di sana-sini, pada Yoruka juga. 


"Asaki-chan, kamu sangat bersemangat ya."


"Asa-senpai, kamu terlihat sudah sangat siap untuk bertarung."


Miyachii dan Sayu memiliki senyum pahit yang rumit di wajah mereka.


"Tidak masalah! Aku lah pacar Kisumi!"


"Itu hanya untuk saat ini, bukan? Tidak ada yang namanya status permanen dalam cinta."


Yoruka dan Asaki-san bertengkar di tengah koridor. Kehadiranku sama sekali tidak dihiraukan.


"Bagaimana, Sena? Menjadi populer itu lebih merepotkan daripada yang kau pikirkan kan."


Nanamura merangkulku dengan penuh simpati. Otot-ototmu itu berat, kau tahu.


"Mana kutahu! Bagiku Yoruka itu satu-satunya!"


"Aku tidak sabar menunggu liburan musim panas."


"Kau, bersikap tenang dan berlatih basket saja sana."


"Istirahat itu perlu. Aku akan mengatur banyak event. Bersiaplah untuk itu!"


"Oh, kalau begitu aku ingin melakukan perjalanan! Ayo kita pergi ke suatu tempat bersama!"


"Yukinami-chan, ide yang bagus!"


Dia langsung ikut-ikutan.


"Kalau aku ingin main kembang api."


"Miyauchi, itu juga ide yang bagus!"


Dengan begini, liburan musim panasku terisi dengan sendirinya.

***




Selama liburan periode penilaian ujian, aku menikmati kencan dengan Yoruka untuk pertama kalinya setelah sekian lama.


Kami berkumpul di Shibuya sebelum tengah hari dan pergi ke bioskop terlebih dulu. Kami menonton film aksi blockbuster Hollywood. Itu adalah dua jam yang penuh keringat dan mengasyikkan. Kami kemudian makan siang dan mendiskusikan kesan kami terhadap film tersebut, lalu melakukan window shopping.


"Ah, kalung itu."


Di department store yang kami kunjungi, kami melihat-lihat toko brand yang kami kunjungi pada kencan terakhir kami.


Mata Yoruka tertuju pada kalung yang diminatinya waktu itu.


Yoruka memandang etalase itu dan berkata, "Bagaimanapun kalung itu lucu sekali ya."


Di sampingnya, aku membuat keputusan. 


"Permisi, bolehkah saya mengambil kalung ini?"


Aku sudah menabung cukup banyak uang dari pekerjaan paruh waktuku tahun lalu untuk membayar harga ini.


"Eh, Kisumi!?"


"Hadiah dariku."


"Tidak usah kok. Kamu tidak perlu melakukan itu."


"Kamu menyukainya, kan? Kupikir itu terlihat bagus untukmu juga. Karena itu, aku ingin kamu memakainya."


"Tapi aku merasa tidak enak."


"Permintaan maaf sudah membuatmu banyak khawatir."


"......Kamu yakin?"


"Ya, kalau aku akan memberimu hadiah pertamamu, aku ingin kalung ini."


Ketika penjaga toko mencoba membungkusnya, Yoruka berkata, "Saya akan memakainya,".


Kalung itu berkilauan di bawah sinar matahari musim panas di lehernya yang ramping.


"Terima kasih, Kisumi. Aku akan menjaganya."


"Syukurlah kalau kamu senang dengan itu."


"Ya."


Suasana hati Yoruka sangat baik sekarang.


"Aku ingin mengucapkan terima kasih juga."


"Berkencan selama liburan musim panas seperti ini juga sudah cukup."


"Itu tidak akan sepadan."


"Hmmm, sulit juga ya."


"Kisumi. Kamu terlalu baik dan tidak egois, itu sebabnya kamu kesulitan. Kalau ada sesuatu yang kamu inginkan, akan lebih baik kalau kamu mengatakannya padaku, aku juga merasa tenang kalau seperti itu!"


Yoruka menatapku dengan mata tajam.


"Aku tidak bisa memikirkan apa pun yang aku inginkan dengan segera."


"Tidak harus berupa benda kok!"


Sambil menunggu lampu lalu lintas berganti di persimpangan jalan, aku merenung.


Kalau aku akan menerima hadiah dari Yoruka, aku ingin sesuatu yang istimewa.


Tiba-tiba aku teringat sesuatu yang membuatku penasaran tapi belum sempat kulakukan.


Yang itu. Itu pasti satu-satunya yang kuinginkan.


Tapi aku tidak tahu apa aku bisa mengatakannya di tengah-tengah Shibuya seperti ini.


Aku juga malu.


"Kurasa kamu sudah menemukan sesuatu."


"Yoruka, bukankah kamu terlalu tajam?"


"Aku tahu semua tentangmu, Kisumi."


"Kalau begitu tebaklah."


Aku ingin kau menebak jika kau bisa.


"Menghadap sini agar aku bisa membacamu dengan lebih baik."


"Esper?"


Aku melakukan apa yang diperintahkan dan berbalik dari lampu lalu lintas ke arah Yoruka.


Momen berikutnya, bibir Yoruka bertemu dengan bibirku.


Hiruk pikuk dan panasnya kota menghilang dan sentuhan bibir kami menjadi segalanya.


Kami berciuman di tengah-tengah orang-orang yang sedang menunggu di lampu lalu lintas.



"Apa ini jawaban yang benar?"


Yoruka bertanya dengan malu-malu.


Saat itu di luar dan ada banyak orang di sekitarnya. Tapi Yoruka menciumku dengan inisiatifnya sendiri.


"......Ini bukan mimpi, kan?"


"Entahlah."


Lampu lalu lintas berubah menjadi hijau dan dunia mulai bergerak.


Yoruka berjalan di depan dengan langkah ringan.


Tangannya menggenggam tanganku dan tidak mau melepaskannya.


"Yoruka!"


"Apa?"


"Aku mencintaimu!"


"Aku juga mencintai Kisumi!"


Liburan musim panas bagi para kekasih hampir tiba.


Selesai


Translator : Arsene

Editor : MayLa