Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Jika ada kesalahan ejaan, salah ketik dan yang lainnya, tolong berikan feedback di kolom komentar

Watashi Igai to no Love Comedy wa Yurusanai n Dakara ne [LN] V3 Chapter 5

Bab 5 - Pacar Pengganti




"Aria! Apa yang sebenarnya kamu lakukan! Kenapa kamu bahkan memberitahu Sena-san!"


Kami tiba di ruang minum teh klub upacara minum teh.


Segera setelah pintu geser ditutup, Kanzaki-sensei berteriak.


Biasanya, dia adalah guru Yamato Nadeshiko yang pendiam, cantik, dan tenang. Tapi hari ini berbeda.

Tln : Yamato Nadeshiko, istilah bahasa Jepang yang mempunyai arti "personifikasi dari perempuan Jepang yang ideal", "ideal" delam konteks sejarah patriark, Budaya Jepang tradisional.


Rambut hitamnya yang panjang, halus, dan berkilau seperti sutera berdiri tegak, kulitnya yang cerah berubah menjadi merah, dan matanya yang besar menjadi segitiga terbalik, dia terlihat sangat marah.


Dia meninggikan suaranya ke tingkat yang sebanding dengan saat dia menceramahiku setelah aku mendeklarasikan hubunganku dengan Yoruka.


Dengan kata lain, sepertinya cerita perjodohan Kanzaki-sensei itu benar, bukan lelucon atau apa pun. 


Tidak mengherankan kalau Kanzaki-sensei yang kurasakan di ruang kelas terasa berbeda dari biasanya.


"Soalnya kamu sedang berada dalam keadaan terjepit sekarang, Shizuru-chan. Karena kamu sudah repot-repot curhat padaku, aku tidak bisa membiarkanmu menikah dengan seseorang yang tidak ingin kamu nikahi."


Bahkan di depan Kanzaki-sensei yang seperti itu, Aria-san tetap tampil kalem.


Dia duduk bersila di atas tatami, seolah-olah dia sudah lelah mendengarkan ceramahnya.


Orang ini, dia benar-benar hebat, bukan?


"Ini masalah pribadi! Sena-san tidak ada hubungannya dengan ini!"


Kanzaki-sensei yang benar-benar marah, langsung mengungkapkan perasaannya. 


Setelah dibuka topeng yang disebut sebagai guru oleh Aria-san, pribadi bernama Kanzaki Shizuru sangat marah.


"Tentu saja ada. Sumi-kun adalah penyelamatmu, Shizuru-chan."


"---Sumi-kun? Kalian terlihat sangat akrab, ya. Kalian berdua saling mengenal?"


Kanzaki-sensei menatapku dan Aria-san secara bergantian.


"Kamu tahu kan kalau aku bekerja paruh waktu sebagai guru les selama aku kuliah? Salah satu muridku pada waktu itu adalah Sumi-kun."


"......Jadi, Sena-san mengenal Aria lebih dulu sebelum Arisaka-san?"


"Yah, secara urutannya, seperti itu."


Ketika aku mengakuinya, ekspresi sensei menjadi lebih suram.


"Sama seperti Shizuru-chan dan Sumi-kun, kami juga guru dan murid yang indah. kan, Sumi-kun."


Lenganku ditarik olehnya, dan dia membuatku duduk disampingnya.


"Aria......kenapa kamu selalu membawa situasi yang tidak terduga yang bertentangan dengan semua perkiraan?"


Kanzaki-sensei menekan pelipisnya dengan jari-jari yang kecil. Aku yakin dia tidak berubah sejak masa sekolahnya.

Tln : dia disini itu Aria


"Aku tidak punya alasan untuk mengeluh pada Shizuru-chan, lho. Alasan aku menjadi guru les adalah karena sepatah kata dari Shizuru-chan. Dia seperti Cupid kita, bisa dikatakan demikian."


Sungguh hal yang mengerikan untuk dikatakan.


Jika bukan karena perkataan dari Kanzaki-sensei, Aria-san tidak akan menjadi guru les. Jika itu terjadi, aku tidak akan lulus ujian. Kalau seperti itu, aku tidak akan berkencan dengan Yoruka.


Kau tidak pernah tahu bagaimana roda gigi hubungan manusia akan menyatu melalui keberuntungan dan takdir.


"Cupid lagi, dasar."


Sensei melihat kearahku dan akhirnya duduk seiza.

Tln : Seiza adalah cara duduk tradisional nan formal di Jepang


Seperti biasa, postur duduknya indah dengan punggung yang lurus.


"Siapa sebenarnya Sena-san, bagaimana bisa dia punya hubungan dengan kedua Arisaka bersaudara."


"Benar sekali. Sumi-kun itu anak yang populer!"


Aku memastikan alasan kenapa Aria-san menyuruhku ikut hadir di sini sebelum dia mengalihkan percakapan.


"Untuk saat ini, biarkan saya meluruskan situasi. Saya mendengar bahwa Kanzaki-sensei telah dijodohkan dan bahwa Anda akan berhenti dari pekerjaan mengajar Anda jika pernikahannya diputuskan. Aria-san bilang dia meneleponku untuk menghentikan itu, apa itu benar?"


Aku bertanya dengan ragu-ragu.


"Ya." "Sama sekali tidak benar."


Dua jawaban yang bertentangan.


"Cerita yang sederhana, kan. Kamu tidak ingin berhenti dari pekerjaanmu sebagai guru, kan, Shizuru-chan?"


"Tentu saja."


"Kalau begitu, apa kamu mengatakan itu pada orang tuamu untuk membatalkan perjodohannya?"


"Kalau itu,......"


Ketika Aria-san melemparkan tatapan meledeknya padanya, Kanzaki-sensei langsung berhenti berbicara.


Aku belum pernah melihat Kanzaki-sensei begitu gugup seperti ini sebelumnya. 


"Apa orang tua Kanzaki-sensei orang yang seketat itu?"


"Ibu Shizuru-chan adalah seorang ahli teh yang terkenal. Sejak kecil, dia dilatih secara ketat dalam hal etiket, dan keluarganya sangat kental dengan gaya kuno. Mereka tidak ingin Shizuru-chan mendapatkan pekerjaan setelah lulus dari universitas, mereka ingin Shizuru-chan langsung menikah."


"Hal yang tidak bisa dipercaya di zaman sekarang, kan?" kata Aria-san mengangkat bahunya.


"Tapi, Anda seorang guru sekarang, bukan?"


"Ketika aku menjadi guru, ada perjuangan yang cukup berat."


Kanzaki-sensei menghela napas dalam-dalam.


"Kalau begitu, orang tua Anda melanjutkan perjodohan karena sangat memikirkan putrinya?"


"Ya ya. Senang Sumi-kun cepat mengerti."


"Lalu, kenapa kamu membutuhkanku?"


Akhirnya sampai pertanyaan yang paling penting.


Bagi orang tuanya, apa gunanya seorang anak SMA yang tidak bisa saling berkomunikasi dengan mereka?


"Shizuru-chan ingin terus mengajar. Bagaimanapun dia tidak memiliki rencana untuk menikah sekarang. Orangtuanya ingin putri mereka tetap menikah."


Aria-san dengan percaya diri menceritakan inti dari rencananya. 


"Jadi, sementara itu, Shizuru-chan bisa memperkenalkan pacarnya pada mereka! Jika orang tuanya diyakinkan bahwa dia memiliki niat dan rencana untuk menikah, kita bisa menghindari perjodohan ini."


"Pertama-tama, aku tidak punya pacar, jadi metode seperti itu tidak akan berhasil."


Kanzaki-sensei segera menolak gagasan itu.


"---Tunggu sebentar. Jangan-jangan, eh, mungkinkan itu yang kamu maksud?"


Sebaliknya, aku menyadari apa maksud Aria-san.


"Seperti yang diharapkah dari Sumi-kun. Itulah kenapa aku memilihmu."


Mulut Aria-san tersenyum membentuk bulan sabit.


Aku di sini bukan untuk mendukungnya atau apa pun. Tapi aku di sini untuk mempertaruhkan nyaliku.




"Ayo kita jadikan Sumi-kun pacar pengganti Shizuru-chan dan memperkenalkannya pada orang tuanya!"




"Tidak, itu tidak mungkin!" "Itu mustahil!" 


Aku dan Kanzaki-sensei menyangkalnya pada saat yang sama.


"Kalian berdua juga serasi. Lihat, aku yakin kalau itu Sumi-kun pasti bisa!"


Aria-san mengacungkan jempol dengan wajah yang percaya diri.


"Aku sudah lama mengikutimu. Tapi kali ini tidak mungkin. Pacar pengganti itu keterlaluan! Terlebih kamu melibatkan Sena-san ke dalamnya. Ia itu muridku!"


"Itu benar! Bagaimanapun ini tidak masuk akal."


Aku tentu saja tidak setuju.


"Kalian tidak perlu berpikir terlalu keras. Ini hanya masalah sederhana untuk bertemu orang tua Shizuru-chan dan bertindak sebagai pacarnya."


"Sampai mati pun itu rintangan yang sulit!"


Keputusan macam apa yang menilai bertemu dengan orang tua wali kelasku sebagai pacar pengganti itu sederhana?


"Pertama-tama, aku tidak menyukai gagasan untuk menipu orang tuaku."


Jika kepribadian Kanzaki-sensei adalah orang yang kaku, maka pasti benar dia merasa seperti itu. 


"Kamu sudah mencoba membujuk mereka, tapi tidak berhasil, bukan? Orang tuamu mungkin mengkhawatirkanmu, tapi kamu harus membuat keputusanmu sendiri tentang hidupmu. Shizuru-chan sudah menjadi seorang guru, kamu adalah orang dewasa yang luar biasa."


"Tapi......"


"Shizuru-chan, waktu untuk memilih metode sudah lewat. Orang tuamu juga bukanlah orang yang bisa diyakinkan dengan air mata, dan jika kamu melakukan perjodohan, kamu akan langsung menikah. Apa kamu tidak apa-apa dengan itu?"


Kata-kata Aria-san memang pelan, tapi mengenai titik yang menyakitkan.


Kanzaki-sensei terlihat tersiksa dan tidak bisa membalas apa pun.


"Yang penting adalah bertindak lebih dari sekadar mengucapkan kata-kata. Jika yang terburuk terjadi dan ketahuan, kamu tidak akan dibunuh. Jika kamu tidak mengatakan apa-apa, kamu akan benar-benar berakhir dengan pernikahan."


Aria-san juga tahu bahwa ini tidak masuk akal.


Meski tahu itu, dia terus mendorong usulan pacar pengganti.


"Maafkan aku Kanzaki-sensei, tapi aku mungkin bisa mentolerir pacar pengganti. Tapi, itu sembrono untuk berpikir bahwa peran pacar bisa dimainkan olehku, seorang siswa SMA. Bahkan jika Anda mengabaikan usia saya, itu cukup sulit."


Aku tetap melindungi pendapatku dengan akal sehatku.


"Itu benar! Ia masih anak-anak. Siapa pun bisa melihatnya."


"Tidak apa-apa kan. Mari kita teruskan dan katakan bahwa itu adalah cinta murni dengan pacar yang lebih muda."


"Kedudukan sosialku akan berada dalam bahaya kalau kami ketahuan."


"Shizuru-chan. Kalau kamu tidak masuk ke kandang harimau, kamu tidak akan mendapatkan anak harimau, lho."

Tln : peribahasa kayanya


"Sudah kubilang, bagian terburuknya adalah ia yang masih anak-anak."


Kanzaki-sensei yang tidak setuju terpojok dan seperti hampir menangis.


"Sebaliknya, Aria-san, kenapa kamu tidak mencari orang lain untuk diandalkan di kampusmu atau semacamnya? Kita tidak harus repot-repot untuk meningkatkan risiko kegagalan."


Kalau itu adalah Aria-san yang seorang mahasiswa, pasti ada banyak pria berusia di atas 20 tahun di sekitarnya.


Akan jauh lebih realistis untuk memilih orang berpengalaman yang terbiasa dengan wanita sebagai pacar pengganti.


"Tidak mau, satu-satunya orang yang bisa melindungi Shizuru-chan adalah Sumi-kun."


"---Kakak perempuan yang normal tidak akan meminta pacar adik perempuannya untuk menjadi pacar pengganti wali kelasnya."


Kanzaki-sensei mengangguk dalam-dalam mendengar bantahan langsungku.


"Kita tidak bisa menggunakan akal sehat dengan seseorang yang tidak mau mendengarkan, dan yang terburuk dari semuanya, kita tidak perlu meyakinkan orang tua Shizuru-chan, kita hanya perlu membuat mereka menyerah. Kita hanya harus melakukannya dengan cara yang tidak terduga."


Tidak, aku benar-benar tidak mengerti.


"Bicara serius, laki-laki disana itu tidak cukup kuat untuk meyakinkan orang tua Shizuru-chan. Itu akan langsung hancur dan gagal."


"......Persyaratan spesifik seperti apa yang kamu cari untuk seorang pacar pengganti, Aria-san?"


Aku sudah mulai lelah mencoba meyakinkan Aria-san bahkan sebelum meyakinkan orang tua Kanzaki-sensei.


Ketika aku bertanya, Aria-san mengacungkan tiga jari. 


"Tiga kondisi yang cocok untuk pacar pengganti. Satu, kau tidak serius jatuh cinta dengan Shizuru-chan. Seorang laki-laki yang memiliki kekasih yang dicintainya dan yang tidak akan berselingkuh adalah pilihan terbaik. Kedua, ia harus memiliki otak dan nyali untuk berimprovisasi melawan lawan yang sulit. Ketiga, dia harus cocok dengan Shizuru-chan ketika mereka berdampingan."


"Hanya yang pertama yang benar. Yang kedua itu terlalu berlebihan. Yang ketiga, aku tidak tahu."


"Itu tidak benar."


"Apa kamu benar-benar berpikir itu akan berhasil?"


Malahan rasanya seperti dia mencoba menjadikanku pacar pengganti untuk mengurangi tingkat keberhasilannya.


Di sisi lain, sepertinya ada peluang berhasil yang hanya bisa dilihat oleh Aria-san. 


"Aku tahu bahwa ini hal yang gegabah. Tapi aku yakin kamu bisa melakukannya, Sumi-kun."


"---"


Hal yang menakutkan tentang Arisaka Aria adalah ini. Yang ini.


Jika kau mendengarkan apa yang dia katakan, anehnya kau dibuat merasa seperti kau bisa melakukannya.


Kau berada di bawah mantra seperti itu.


"Aria. Tidak peduli berapa banyak yang kamu katakan, itu percuma. Aku tidak bisa meropotkan Sena-san."


"Naifnya. Kami murid-muridmu sangat menyukaimu, Shizuru-chan."


Aria-san menunjukkan ekspresi serius untuk pertama kalinya.


"Aku tidak akan mengatakan strategiku sempurna, tapi aku menganggapnya sebagai yang terbaik dari yang terbaik."


Aria-san mengatakan itu dengan keyakinan yang sama seperti saat itu.


Hanya sebuah cerita lama. Ketika aku mengatakan pada guru SMP-ku kalau SMA Eisei adalah pilihan pertamaku, dia setengah tersenyum dan memutuskan bahwa itu tidak mungkin, jadi aku harus puas dengan sekolah yang dirasa aman.


Tentu saja, hal ini mungkin tidak masuk akal jika kau hanya melihat raporku yang buruk pada saat itu.


Pada saat aku pertama kali memasuki Nisshu Juku dan mengatakan hal yang sama, Aria-san tertawa histeris---tapi dia tidak pernah sekalipun mengatakan bahwa hal itu tidak mungkin.


Aria-san menghargai keberanianku dan melihat potensi yang ada.


Tentu saja tidak ada jaminan kalau aku akan lulus. Ujian terakhir terletak pada kerja keras Sena Kisumi.


Aku ingin menantang diriku sendiri dan kemudian puas dengan hasilnya. 


Arisaka Aria percaya pada potensiku pada awalnya.


Itulah kenapa aku juga bisa mempercayainya dan berhasil melewatinya sampai akhir.


Jika Aria meyakinkanku bahwa kami bisa melakukannya, maka aku juga bisa terpengaruh oleh strategi konyol ini.


Baca novel ini hanya di Gahara Novel


Apa ini merupakan strategi sembrono dari Sang Raha Iblis, atau rencana berani yang hanya bisa dilihat oleh seorang pemimpin yang baik?


Sena Kisumi memiliki kepercayaan yang cukup pada Arisaka Aria untuk bertaruh, bahkan jika ia tidak bisa membuat keputusan itu sekarang.


"Aria-san. Apa kamu yakin aku orang yang tepat untuk tugas ini?"


"Tentu saja. Satu-satunya pacar pengganti yang cocok adalah kamu, murid dari wali kelasmu dan kekasih adikku."


"Kurangnya akal sehat juga ada batasnya."


"Tapi kalau itu kamu, kita bisa mendapatkan hasil yang diinginkan, bahkan jika itu sembrono. Dan kali ini juga. Aku yakin akan hal itu."


Jika seseorang yang bersikap dengan kepercayaan diri seperti ini dekat denganmu, bisa dimengerti kenapa Yoruka mengaguminya.


Aria-san terlalu menyilaukan.


Kata-katanya bagaikan cahaya matahari yang menandai fajar. Bagaikan seberkas cahaya dalam kegelapan, mereka membasuh perasaan gelap kecemasan, keresahan, dan kesedihan yang begitu mudah terperangkap di dalam diri setiap orang.


"Bagiku, yang terpenting adalah Yoruka bisa tersenyum. Aku selalu ingin melindunginya. Tapi aku sangat sadar bahwa aku masih anak-anak. Dan tidak ada orang lain yang bisa mengambil peran itu selain Kanzaki-sensei."


"Aku setuju denganmu. Aku tidak tahu guru lain yang bisa diandalkan seperti Shizuru-chan."


Kanzaki-sensei selalu memperhatikan Yoruka.


Bahkan jika Yoruka memperlakukannya seperti musuh dan tidak menyukainya, dia peduli pada Yoruka dan bersedia mengulurkan bantuannya saat dibutuhkan. Karena ruang persiapan seni yang dia siapkan untuk Yoruka, dan karena dia mencalonkanku sebagai perwakilan kelas, kami menjadi sepasang kekasih.


Ini semua berkat Kanzaki-sensei.


Apa aku hanya akan duduk diam dan membiarkan penolongku mendapat masalah?


Apa kami puas selama kami bahagia?


Jika ingin membalas budi, tidak masalah jika melakukannya sebelum lulus.


Jika Kanzaki Shizuru membutuhkan bantuan pada saat ini, aku ingin berada di sana untuknya.


Dengan persiapan dari Aria-san dan tekadku, aku yakin kami akan bisa melewati ini.


Itulah sebabnya Sena Kisumi dipanggil ke sini.


"---Aku akan melakukannya. Aku akan menjadi pacar pengganti sensei."

***




Ketika aku menerima peran pacar pengganti, Aria-san memegang kedua tanganku dengan gembira.


"Terima kasih, Sumi-kun. Aku mencintaimu. Mari kita lakukan yang terbaik untuk melindungi kelajangan Shizuru-chan."


"Kamu tidak harus mencintaiku, tingkatkan saja peluang keberhasilan strateginya."


"Aku tahu. Aku akan melakukan yang terbaik untuk memenuhi kerja samamu, Sumi-kun. Kalau begitu, mari kita bertukar kontak."


Percakapan selesai dan Aria-san, yang sedang bersemangat, mengeluarkan ponselnya. 


"Ini agak canggung. Punya hubungan dengan kakak perempuan pacarku."


"Tidak apa-apa, kan. Kontak yang sering adalah kunci keberhasilan strategi."


Aku menyimpan detail kontak Aria-san setelah sekian lama kami kenal.


"Ngomong-ngomong, aku jarang bertukar kontak dengan laki-laki. Bagus untukmu." 


"Jadi orang populer itu merepotkan ya," kataku mengabaikannya.


"Kamu seharusnya lebih senang."


Kanzaki-sensei yang telah merenungkan sesuatu selama beberapa waktu, akhirnya membuka mulutnya yang berat.


"Aku masih tidak setuju. Kesampingkan Aria, yang sudah lulus, tapi melibatkan Sena-san, yang masih seorang siswa untuk mengambil tugas itu, itu......"


"Jangan menjadi orang yang pengecut sebagai orang yang bersangkutan, Shizuru-chan. Jika kamu memiliki sesuatu untuk dikatakan, katakanlah di sini semuanya. Aku akan mendengarkan apa yang kamu katakan."


Aria-san sedikit mengintensifkan nadanya.


Udara di ruang minum teh menjadi lebih berat hanya karena itu.


Orang ini, tidak kalah dari Kanzaki-sensei, memiliki kendali yang luar biasa atas tempat ini. 


Aku jadi merasa haus sebelum aku menyadarinya. Tapi tidak seperti biasanya, Kanzaki-sensei tidak menyuguhkan teh. Jelas sekali bahwa sensei sendiri tidak mampu melakukannya.


"Aku tidak mengira Sena-san akan menerima peran itu, jadi......"


"Apa itu tak terduga?"


"Kenapa kamu tidak menolak?"


Aria-san tidak menyela dan hanya mendengarkan percakapan antara aku dan sensei.


Kanzaki-sensei yang terlihat murung tidak memiliki keanggunan seperti biasanya saat dia mengajar. 


Dia tidak memiliki kesan kuat sebagai seorang guru yang berwibawa, tapi justru mengungkapkan jati dirinya sebagai seorang wanita. Orang dewasa dan anak-anak sama-sama bergumul dengan pernikahan, karier, dan persimpangan jalan utama dalam kehidupan.


"Itu karena kepercayaan dan rekam jejak kami. Karena saya mendengarkan apa yang dikatakan orang ini, saya benar-benar lulus ujian."


Aku melihat ke arah Aria-san.


"Aria-san memiliki intuisi yang anehnya tajam, atau harus saya katakan keakuratan idenya tinggi. Kadang-kadang saya menyadari kalau saya bisa saat saya melakukannya. Karena itulah sensei berkonsultasi dengannya terlebih dahulu, bukan?"


Aku sebisa mungkin membalas dengan nada seringan mungkin.


Jika aku terlalu serius dengan pacar pengganti, itu akan menjadi canggung.


"Tapi, bagaimanapun juga, aku yang seorang guru, meminta Sena-san yang seorang siswa, untuk memainkan peran sebagai pacarku, bahkan jika itu hanya pengganti, itu......"


Kanzaki-sensei masih ragu-ragu untuk melewati batas antara guru dan murid.


"Kali ini, yah, ini adalah pengecualian khusus untukku juga."


"Aku tahu itu demi Arisaka-san, tapi itu terlalu---"


Aku menyela kata-kata sensei dan mengutarakan perasaanku terlebih dahulu.


"Saya tahu Kanzaki-sensei ingin terus mengajar. Mengajar adalah sebuah panggilan bagi Anda. Kehilangan guru yang luar biasa juga akan menjadi pukulan yang besar bagi siswa lain."


Aku ingat dia pernah mengatakan bahwa dia ingin terus mengajar sampai dia menjadi kepala sekolah.


"Tidak ada alasan bagi Sena-san untuk bertindak sejauh itu dalam keadaan pribadiku......."


"Sensei. Anda mengatakannya pada saya ketika Anda mencalonkan saya sebagai perwakilan kelas, bukan. Anda ingin saya menjadi jembatan."


"Itu di antara para siswa."


Aku menggelengkan kepala.


"Itu sama saja. Yang terbaik bagi kami adalah Kanzaki-sensei tetap menjadi wali kelas kami sampai akhir. Sebagai perwakilan kelas, saya akan memastikan untuk bertindak sebagai jembatan antara wali kelas dan teman-teman sekelas."


Kupikir itu adalah logika yang sangat memaksa, meskipun aku yang mengatakannya.


Tapi aku juga mempercayai orang ini, dan aku ingin diajarnya sampai lulus.


"Sensei juga boleh bertindak seenaknya pada saya seperti biasa, dan saya hanya akan mengeluh dan bergerak entah bagaimana. Karena saya adalah perwakilan kelas. Dari awal, apakah pernah saya dipanggil ke ruang minum teh ini dan menolak?"


"Untuk sekali ini, kamu boleh menolak."


"Apa yang akan Anda lakukan kalau posisinya terbalik?"


"Aku akan mengatakan,......lakukanlah."


"Lakukanlah."


"Aku tidak bisa."


"Ayo lakukan."


"Tidak mau."


"Sudah saya bilang ayo kita lakukan!"


"Aku tidak mau!"



Kanzaki-sensei benar-benar membuang martabat seorang guru dan menolak dengan sekuat tenaga.


"Anda seorang guru. Anda harus menunjukkan kepada murid Anda sisi bainda."


"Aku tidak menerima logika semacam itu!"


"Uwah, keras kepala. Anda tidak tahu kapan harus menyerah, ya."


"K-Kalau sudah seperti ini, aku akan memperlihatkan sisi burukku pada Sena-san. Dan lagi, bertemu orang tuaku sebagai pacar pengganti katamu?"


"Ini hanya sebuah akting, bukan?"


"Sena-san tidak tahu betapa ketatnya ibuku yang seperti iblis, jadi mudah bagimu untuk mengatakannya."


Sensei mengungkapkan yang ada dalam pikirannya dengan ekspresi yang penuh kekhawatiran.


"Apa ibu Anda seorang iblis?"


"Seperti iblis. Aku menghormati ibuku, tapi aku tidak terlalu baik kalau berhadapan dengannya. Ketika aku bertemu dengannya, aku jadi sangat gugup sampai-sampai aku tidak bisa mengatakan apa-apa."


"Jadi, bahkan sensei pun memiliki kelemahan."


"Aku juga manusia, jadi itu wajar."


Tidak disangka bahwa titik lemah Kanzaki-sensei adalah ibunya sendiri.


"Mari kita anggap ini sebagai kesempatan yang baik untuk mengatasi kelemahan Anda. Jika Anda mencobanya kali ini, hubungan Anda dengannya mungkin akan berubah jadi lebih baik daripada yang Anda pikirkan."


"Aku juga adalah orang dewasa yang baik. Bahkan pada usiaku sekarang, hal-hal yang tidak berubah tidak akan banyak berubah."


Pernyataan yang sangat pesimis. Kondisi mental yang seperti ini pada akhirnya bisa menghambat pekerjaannya.


Aku terus berbicara dengannya tanpa menyerah.


"Tapi Anda tidak ingin menerima perjodohan, karena itulah Anda berkonsultasi dengan Aria-san, bukan?"


"Aria tahu tentang orang tuaku. Berdasarkan hal itu, aku mengharapkan dia memberikan ide yang bahkan tidak terpikirkan olehku. Aku tidak menyangka itu bahkan melibatkan Sena-san, itu terlalu gila."


"Bukankah orang ini selalu saja gila?" kataku tidak habis pikir.


"Tetap saja, orang tuaku pasti akan mengetahuinya!"


Kanzaki-sensei gemetar sambil duduk seiza. Apa-apaan sikap ketakutannya ini.


Imajinasi sensei sepertinya bekerja ke arah yang buruk dan dia terlihat tidak bisa memunculkan ide-ide positif apa pun.


"---Tidak apa-apa kan, kalau mereka mengetahuinya."


Aku melontarkan dengan suara yang telah kehilangan kekuatannya.


"Eh?"


"Soalnya Anda sudah mengatakan pada mereka sejak awal kalau Anda tidak ingin melakukannya, kan. Meski begitu, Anda tetap dipaksa melakukannya."


"Itu benar."


"Orang tua Anda khawatir tentang putri mereka dan itulah sebabnya mereka berbicara tentang perjodohan. Malahan itu hal yang bagus, Anda serius tidak ingin melakukan perjodohan jadi Anda mencari pacar pengganti. Kita hanya perlu menyampaikan itu lebih banyak lagi."


"Aku tidak berpikir ibuku akan berubah pikiran......"


"Anda adalah tipe orang yang tidak pernah menentang terhadap orang tua Anda, bukan?"


"Itu benar."


"Hal paling berani yang pernah Anda lakukan dalam hidup Anda adalah pacar pengganti ini."


"Ya."


"Kalau begitu mereka pasti akan terkejut. Mereka pasti tidak menyangka kalau anaknya yang penurut akan melakukan hal yang begitu berani, aku yakin itu akan cukup berdampak."


"Berdampak," katanya, dan warna wajah Kanzaki-sensei berubah.


"Sensei. Serangan kejutan semacam ini hanya berhasil untuk pertama kalinya. Kejutan gila yang tidak bisa dibayangkan oleh orang tua Anda, sekaranglah waktunya untuk mencobanya."


Aku menatap mata sensei


"Tapi......"


"Jangan khawatir. Saya juga akan berada di samping Anda pada hari itu. Saya akan mengikuti Anda sebisa mungkin, dan saya tidak akan membiarkan Anda berjuang sendirian."


"Sena-san."


"Tidak apa-apa kan jika memberontak, meskipun sedikit terlambat. Jika mereka marah, setidaknya saya akan ikut meminta maaf."


Aku pasti murid yang aneh, menghasut guruku untuk dimarahi bersama.


Nah, sekarang kami bukan hanya sekedar murid dan guru.


Ketika rumor tentang Yoruka yang pulang di pagi hari merebak di bulan April, Kanzaki-sensei melakukan yang terbaik untuk memadamkan rumor di sekolah.


Kali ini, aku akan melakukan semua yang kubisa untuk menghancurkan cerita perjodohan sensei.


Itulah kepercayaan yang telah dibangun antara aku dan sensei.


Warna keraguan menghilang dari mata Kanzaki Shizuru, dan dia akhirnya kembali ke tampilan bijaksananya yang biasanya.


"Sena-san, apa kamu tidak akan menyesalinya?"


"Sensei, apa Anda tidak keberatan jika saya menolak sekarang?"


Aku mencoba untuk membingungkannya.


"Tidak, kamu tidak boleh. Aku akan bertanya lagi dari sisiku. Sena Kisumi-san, tolong pinjamkan aku kekuatanmu."


"Saya akan melakukan semua yang saya bisa untuk membantu."


Seperti halnya seorang guru membantu murid,  adakalanya seorang murid bisa membantu guru.


Aria-san mengangguk puas di samping kami.


"Aku akan mengadakan rapat strategi lagi ketika rinciannya sudah diputuskan. Kalau begitu, kita akan bubar untuk hari ini."


Aria-san berdiri.


"Um, Sena-san. Aku ragu-ragu untuk mengatakan ini, tapi apa Arisaka-san baik-baik saja?"


Setelah jeda sejenak, aku tersadar.


"Ah!"


Dampak dari pacar pengganti begitu kuat sampai-sampai aku benar-benar lupa meyakinkan Yoruka.

***




"Konseling yang bagus. Seperti yang diharapkan dari kartu truf."


Begitu kami meninggalkan ruang teh, Aria-san menepuk kepalaku seperti sedang mengelus anjing.


"Aku dipilih untuk membujuk sensei itu sendiri, bukan?"


Sejak awal, Aria-san ingin aku membujuknya.


Buktinya, setelah aku setuju untuk menjadi pacar pengganti, dia berkata, "Aku akan mendengarkanmu," dan sebagian besar diam selama paruh kedua percakapan.


Lihat, beginilah kami bergerak sesuai prediksi Aria-san entah sejak kapan.


"Karena kupikir Shizuru-chan akan mendengarkan kata-katamu."


"Aku yakin Aria-san mencapai hal ini melalui segala macam hal yang mustahil dan nekat."


"Kamu boleh memujiku lebih banyak."


"Pekerjaan yang sesungguhnya baru saja dimulai!"


Saat kami sedang berjalan menyusuri koridor, notifikasi LINE berbunyi dan aku melihat pesannya.


Hinaka: Yoruyoru sedang dalam suasana hati yang buruk. Aku akan bertemu dengan yang lainnya dan menunggumu di kantin sekolah karena panas. Datanglah ke sini kalau kamu sudah selesai!


Aku kebingungan dengan laporan Miyachii yang harus kuselesaikan.


"Ada apa? Apa Yoru-chan marah?"


Aria-san sepertinya merasakan situasi dari ekspresiku, mengintip ke dalam ponselku sebagai hal yang biasa. Tidak, jangan lihat layar ponselku seenaknya. 


"Karena salah 'seseorang'."


"Karena kita datang kesana bersama, kamu sama bersalahnya. Jangan jadikan aku satu-satunya yang harus disalahkan."


"Karena itu aku dalam masalah. Aku akan pergi ke kafetaria untuk saat ini."


"Kalau begitu, aku juga akan membantumu. Aku juga haus."


Seolah itu wajar, Aria-san juga mengikutiku.


"Tolong jangan membuat Yoruka bingung lebih dari ini."


Bagi Yoruka yang terobsesi dengan kakak perempuannya, kata-kata Aria-san lebih bergema daripada yang seharusnya.


Terlebih kali ini, bahkan Kanzaki-sensei pun ikut terlibat, jadi kelihatannya lebih sulit dari biasanya.


"Aku yakin meskipun lelah kamu sendirian juga bisa meyakinkannya, jadi aku tidak keberatan, tapi apa yang akan kamu lakukan?"


Aria-san yang melihat kelelahanku terlihat menikmatinya.


"......Yah, kita berada di pihak yang sama, jadi kamu harus melakukan setidaknya sebanyak itu."


"Kenapa kamu tidak jujur saja?"


"Kamu tahu apa yang dia inginkan nantinya, kan."


"Aku juga seorang manusia."


"Aku tidak bisa melupakan citra raja iblismu."


"Kamu masih berbicara seperti itu meski sudah SMA."


"Ya, ya. Dari sudut pandangmu, aku masih anak-anak, kan."


"Aku tidak mengatakan itu."


Aria-san berkata seolah-olah dia sedang bernyanyi.