Watashi Igai to no Love Comedy wa Yurusanai n Dakara ne [LN] V3 Chapter 4
Bab 4 - Aria Mengunjungi Sekolah
Sepulang sekolah, beberapa hari setelah aku tahu bahwa kakak Yoruka adalah Aria-san.
Di dalam kelas, wali kelas kelas 2-A, Kanzaki Shizuru-sensei, sedang berada di tengah-tengah perwalian.
Guru cantik yang merupakan kebanggaan kelas kami mengumumkan beberapa informasi dengan suara yang jelas dan tenang.
Meskipun penampilannya memberikan kesan keseksian intelektual dan dingin, dia selalu memperhatikan setiap muridnya. Dia sering memperhatikan siswa yang diam-diam memiliki masalah dan mengurus mereka dengan baik.
Karena itulah Kanzaki-sensei sangat disukai oleh para muridnya.
"Ujian akhir semester pertama akan segera tiba. Jika kalian tidak ingin datang ke sekolah untuk kelas tambahan selama liburan musim panas, pastikan kalian telah mempersiapkan diri dengan baik."
Meskipun dia tenang, dia juga memastikan untuk menekankan di mana dia harus menekankannya.
Namun, sensei hari ini, jika bukan hanya imajinasiku, agak lesu.
Kanzaki-sensei yang dingin, yang selalu mempertahankan wajah tanpa ekspresi, menunjukkan tanda-tanda kelelahan.
Hal ini tidak biasa bagi seseorang yang selalu berada dalam posisi yang baik dan tidak pernah menunjukkan celahnya.
"......"
"Itu semua informasi yang kumiliki untuk kalian. Perwakilan kelas, pimpin salam."
"......"
"Sena-san."
Ketika namaku dipanggil, mata kami bertemu.
"Perwalian sudah selesai. Tolong pimpin salam. Atau apa kamu punya kesibukan lain?"
Tln : maksudnya sibuk liatin Yoruka?
Seisi kelas tertawa samar-samar.
Sensei menggodaku dengan wajah lugasnya ketika aku kehilangan fokus sejak deklarasi tentang hubunganku dengan Yoruka.
"Ah, kalau begitu saya ingin tahu jawaban ujian akhirnya."
Pada tanggapan spontanku, semua teman sekelasku setuju denganku, mengatakan "Setuju!" "Sekarang aku tidak perlu belajar sepanjang malam!" "Bagus, perwakilan kelas!"
"Jangan mengatakan sesuatu yang bodoh dan belajarlah. Yang lainnya juga. Musim panas mendatang, kalian tidak akan punya waktu untuk bermain karena ujian masuk universitas. Karena itu, kalian harus memanfaatkan musim panas tahun kedua kalian sebaik-baiknya. Baik itu belajar ataupun bermain......Tergesa-gesa itu tidak akan menghasilkan apapun."
Kata-kata sensei yang anehnya realistis itu disambut dengan suara 'Ya~a' oleh kelas.
"Jika ada sesuatu yang tidak kalian pahami, aku akan menjawab pertanyaan kalian nanti. Itu saja."
Aku lalu memimpin salam, dan hari itu berakhir.
"Apa ada sesuatu yang kamu pikirkan sampai kamu melamun?"
Yoruka, dengan pakaian musim panasnya, datang ke mejaku terlebih dahulu.
Dia mengenakan blus putih dan rompi seragam di bagian atas, dan rok lipit serta kaus kaki setinggi lutut di bawahnya, bahkan di musim panas. Pita di lehernya diikat pada posisi yang sesuai. Bahkan dalam pakaian tipis, karakter Yoruka yang tegas masih terlihat jelas.
Tln : Rok ini memiliki desain yang melipat-lipat di seluruh bagian dan memiliki karet di bagian pinggul agar dapat disesuaikan pada saat digunakan.
"Tidak, aku hanya berpikir tidak banyak hari yang tersisa sampai ujian akhir."
Lingkaran penanya sudah terbentuk di sekitar Kanzaki-sensei di depan meja gurunya.
Ada sesuatu yang memudar dalam diri Kanzaki-sensei yang berdiri di tengah-tengahnya.
"Kisumi. Berapa lama lagi kamu akan terus melihat wajah wali kelas itu?"
"Bukankah ada yang salah dengan sensei?"
"Mungkin saja dia sedang tidak enak badan, kan."
Seolah mengatakan dia tidak tertarik, Yoruka menarik tanganku dan membawaku keluar kelas.
Sikapnya masih sangat ketus terhadap Kanzaki-sensei.
***
"Yoru-senpai, Ki-senpai juga, help! Aku dalam masalah besar untuk ujian akhir! Tolong ajari aku belajar lagi."
Tepat saat kami sampai pintu masuk, seorang junior muncul dari bayang-bayang dan berteriak pada kami.
Anak yang menunggu kami adalah Yukinami Sayu, siswi tahun pertama.
Dia adalah juniorku dari SMP yang masuk SMA Eisei tahun ini.
Rambutnya yang berwarna coklat muda, diwarnai dengan warna milk tea, panjangnya sebahu. Ujung rambutnya yang bergelombang menunjukkan kepribadiannya yang hidup. Mata yang berkilau, bibir yang mengkilap. Sebuah kalung tipis berkilau di lehernya. Kakinya yang panjang dan subur mempesona dari rok pendeknya.
JK masa kini yang mengenakan seragamnya dengan caranya sendiri dan senang berdandan.
"Bukankah caramu memperlakukanku dan urutan meminta tolongmu agak salah?"
"Kalau ada Yoru-senpai, masalah belajar akan selesai. Ki-senpai hanya tambahan."
Junior yang imut tapi tidak menawan ini juga tidak sungkan-sungkan hari ini.
"Sebelum ujian tengah semester, aku mengadakan kelompok belajar untuk ujian saat pertemuan Sena, karena itu kau tidak mendapat nilai merah, kan?"
"Buu! Padahal kamu sangat membenci nama pertemuan Sena, tapi ketika kamu mendapatkan kekuasaan, kamu menjadi sangat sombong. Kamu akan dibenci kalau terlalu menggurui, kamu tahu."
Kekuasaan macam apa yang bisa datang dari sekadar pertemuan antar teman, dengan status pemimpin yang hanya berupa gelar atas nama?
"Jangan menghinaku dengan begitu terang-terangan."
"Itu karena Ki-senpai hanya mengambil pujian saat itu tidak penting."
"Itu jauh lebih buruk ketika kau mengatakan omong kosong."
Kami mengatakan apa pun yang ingin kami katakan satu sama lain.
"Oke, oke, cukup dengan pertengkaran kalian yang biasa. Jadi, Sayu-chan, apa yang mengganggumu kali ini?"
Yoruka yang tidak tahan melihatnya ikut turun tangan.
"Yoruka, tidak perlu membantu junior yang kurang ajar seperti ini."
"Sayu-chan datang untuk mengandalkanku, jadi tidak apa-apa."
"Eh---sepulang sekolah itu waktu untuk kita berduaan, kan."
"Aku juga hanya akan membantumu belajar di restoran keluarga, kan. Tidak akan berubah bahkan jika Sayu-chan datang."
Yoruka memahami lelucon bodohku, dan mengabaikannya.
Yoruka secara bertahap menjadi tidak terlalu gugup ketika dia berhubungan dengan orang lain selain aku.
Tentu saja, dia dan Sayu yang telah bertemu berkali-kali di pertemuan Sena juga merupakan faktor besar.
Fakta bahwa Yoruka mampu mengobrol santai dengan seseorang yang baru dikenalnya untuk waktu yang singkat seperti ini, dan bahwa Sayu juga bisa mengandalkannya tanpa ragu-ragu.
Aku bersyukur atas kedua hal itu.
"Seperti yang diharapkan dari Yoru-senpai, sangat bisa diandalkan!"
Pada akhirnya, kami memutuskan untuk pergi ke restoran keluarga yang biasa kami kunjungi bersama Sayu.
Saat kami meninggalkan gerbang sekolah sambil mengobrol, sebuah taksi berhenti di depan kami.
"Hm, kalian repot-repot menjemputku?"
Seorang wanita yang sangat cantik turun dari taksi.
Wajahnya yang kecil membuat kacamata hitamnya yang besar terlihat lebih besar lagi.
Dengan gayanya yang memukau dan pakaiannya yang modis, aku mengira seorang model atau selebriti telah muncul.
Tidak mengerti mengapa wanita cantik misterius itu berbicara dengan kami dengan santai, Sayu dan aku saling memandang dan bertanya dengan mata kami, "Apa kamu mengenalnya?".
Baik aku maupun Sayu tidak mengenalnya.
Tapi Yoruka berbeda.
"---Kenapa kamu di sini?"
Yoruka yang kesal menanyakan pertanyaan itu dengan aksen seperti robot yang rusak.
"Hei, ada apa? Bukankah reaksimu terlalu tipis? Apa tidak ada pelukan bahagia karena aku sudah jauh-jauh kesini?"
Sang wanita cantik melepaskan kacamata hitamnya.
Identitas wanita itu adalah kakak perempuan Yoruka, Arisaka Aria.
"Ehh---!?"
Aku berteriak kebingungan setelah tahu identitas wanita cantik misterius itu.
Pakaian wanitanya yang berbeda dari pakaian acak-acakan yang dikenakannya di rumah tempo hari dan pakaian kusam yang dikenakannya ketika dia menjadi guru les membuatnya seperti dari dimensi yang berbeda.
Rambutnya yang panjang dan terawat serta wajahnya yang mirip dengan Yoruka dipercantik dengan make-up yang menonjolkan parasnya dan menekankan daya tariknya yang anggun. Atasan rajutan musim panas tanpa lengan yang pas dengan lekuk tubuhnya menekankan feminitasnya. Di pinggang terdapat sabuk merek papan atas. Rok panjang yang modis, kombinasi bahan yang berbeda, sedikit transparan di bagian bawah, memperlihatkan bagian di bawah lututnya. Gelang kaki emas bersinar di pergelangan kakinya yang kecil dan putih. Dan heel yang tinggi.
Koordinasi yang tampak sederhana dengan tampilan yang condong kasual.
Tln : kok bisa dibilang sederhana yak?
Namun, kecantikan dan gayanya yang luar biasa mencuri perhatian orang-orang di sekelilingnya.
Aria-san mengenakan pakaian yang elegan dan make-up yang sempurna.
Dia memancarkan aura yang bersinar, seperti bintang Hollywood.
Bahkan para siswa lain yang berjalan di sekitarnya tercengang oleh kemunculan tiba-tiba dari wanita cantik yang luar biasa ini.
Kehadirannya sangat tidak pada tempatnya di SMA, sehingga beberapa anak berbisik bahwa dia sedang berada di lokasi untuk sebuah program televisi.
Ketika Sayu melihat Aria-san dari dekat, ia kewalahan oleh kecantikannya dan tidak bisa berkata-kata.
"Kenapa kamu di sekolah?"
Yoruka bertanya.
"Aku datang untuk menemui Shizuru-chan."
'Shizuru-chan' tentu saja adalah wali kelas 2-A kami, Kanzaki Shizuru-sensei.
Lalu, dia juga merupakan wali kelas Aria-san ketika dia masih di sekolah.
"A-Aku belum mendengarnya!"
"Karena aku tidak memberitahumu. Aku tiba-tiba punya waktu."
Seorang alumni datang jauh-jauh dengan taksi pada sore hari kerja untuk bertemu dengan mantan wali kelasnya. Terlebih lagi, dia adalah seorang mahasiswi cantik yang datang dengan pakaian yang sangat modis.
Seperti biasa, dia adalah orang yang tidak bisa diukur dengan akal sehat.
"Hei, bukankah Yoru-chan agak dingin? Aku jadi kesepian."
"K-Kalau seorang anggota keluarga tiba-tiba muncul, aku jadi canggung."
Aku mengerti. Ketika kau berada di SMA dan tiba-tiba keluargamu muncul di depan teman-temanmu, itu agak memalukan, sejujurnya, ketika adik perempuanku, Ei, datang dengan orang tuaku di festival tahun lalu, aku juga agak kewalahan.
Rasanya sangat tidak nyaman ketika keluargaku melihatku di sekolah.
Terlebih lagi, Arisaka Aria, yang sangat menonjol, tidak dapat disangkal lagi menarik banyak perhatian.
Bahkan para siswa yang sedang dalam perjalanan pulang berhenti dan memandang kami seolah-olah mengepung kami.
Yoruka memiliki ekspresi yang sangat bermasalah di wajahnya. Padahal dia bertemu dengan kakak tersayangnya, tapi pasti dia tidak bisa jujur karena tatapan orang lain.
"Eh! Padahal aku sangat senang bertemu denganmu."
Di sisi lain, Aria-san, yang tidak memperdulikan tatapan orang-orang di sekitarnya, bertindak dengan kecepatannya sendiri.
Mereka adalah kakak beradik yang cantik, dilihat darimana pun.
Namun, suasana mereka seperti dua kontras.
Kakak perempuannya ceria dan mudah bergaul, sedangkan adik perempuannya tenang dan pendiam.
"Terus---yang di sana itu temannya Sumi-kun? Dia gadis yang manis, ya."
Aria-san benar-benar mendominasi tempat.
Dengan mata Aria-san yang tertuju padanya, Sayu tanpa sadar memegang ujung bajuku.
"Dia juga teman Yoruka," jawabku menggantikannya.
"Oh, Mengejutkan. Sumi-kun. Perkenalkan aku padanya."
Aria-san terlihat benar-benar tidak menyangkanya.
Aku juga terkejut.
Alasan kenapa Aria-san begitu baik dalam mengajar adalah karena keterampilan mengamatinya yang tinggi. Dia menangkap perasaan sebenarnya dari orang lain dari setiap kata dan tindakan dan membimbing mereka ke arah yang dia inginkan.
Ketika aku belajar di bimbel juga, dia dengan mudah mendeteksi ketika aku lelah atau tidak mood, dan memaksaku untuk termotivasi.
Aku ingin tahu, apa kemampuan membacanya yang terlalu tajam itu menjadi lebih tumpul sejak saat itu.
Atau mungkin---Yoruka adalah satu-satunya pengecualian.
"Kenapa tidak mengenalkan dirimu sendiri?"
Meski tahu itu hanya membuang-buang waktu untuk melawannya, aku tidak ingin menyerah dengan mudah kepada raja iblis ini, dan aku akhirnya menolak.
"Dalam hal semacam ini, prosedurnya itu penting. Jika seorang pria mengendur dalam prosesnya, itu akan cepat jadi membosankan. Ayo."
Ini adalah nasihat yang anehnya persuasif.
Hanya saja, sedikit menjengkelkan untuk diberitahu oleh Aria-san, yang melewatkan prosesnya lebih dari siapa pun.
"Um, Ki-senpai. Mungkinkah wanita super cantik yang tidak kalah dengan Yoru-senpai di sini adalah......"
Sayu, seolah-olah dia tidak bisa menunggu lebih lama lagi, bertanya padaku dengan takut-takut.
"Ya. Orang ini adalah kakak perempuan Yoruka. Aria-san, anak ini Yukinami Sayu. Siswa tahun pertama."
Aku memperkenalkan keduanya.
"Kakak perempuan Yoru-senpai?"
"Ya~, aku kakak perempuan Yoru-chan! Terima kasih selalu menjaga adikku!"
Aria-san sangat supel dan energik.
Mereka adalah kakak beradik yang cantik, dengan wajah yang mirip tapi berbeda dalam banyak hal, keterkejutan Sayu terlihat.
"Apa-apaan wajah yang bercahaya itu. Ini adalah kekerasan dari kecantikan! Reinkarnasi dari Kaguyahime!"
Apa maksudmu Kaguyahime. Ah, apakah itu kombinasi dari bambu yang bersinar dan kecantikan Aria-san?
"Sayu, tenanglah."
"Ki-senpai sendiri, kenapa kamu bereaksi begitu santai?"
"Karena bagiku, dia terlihat seperti sedang cosplay seorang wanita cantik."
Aku membeberkan kebenaran mengerikan dari pengalaman masa laluku.
"Ha? Apa otakmu akhirnya rusak setelah berkencan dengan Yoru-senpai?"
Dia tiba-tiba melontarkan kata-kata kasar padaku.
"Cara bicara yang mengerikan. Sebelum aku tahu dia itu kakak Yoruka, dia adalah Raja Iblis."
"Ki-senpai. Jika kamu menggunakan Yoru-senpai sebagai standar, kamu akan memiliki kehidupan yang menyedihkan di mana kamu tidak akan puas dengan sebagian besar gadis-gadis lain. Masa-masa SMA-mu akan menjadi puncak kehidupanmu."
"Banyak bicara juga ya, kau ini."
Aria-san berbicara pada Yoruka yang diam.
"Hei hei. Sepertinya Sumi-kun cukup dekat dengan gadis itu."
"Dia juniornya sejak SMP, jadi mereka sudah saling kenal sejak lama. Mereka tinggal berdekatan dan berada di klub yang sama."
"Hee~ Mungkinkah, dia sudah jatuh cinta dengan Sumi-kun sejak saat itu? Terlebih, dia sudah mengaku padanya tapi ditolak, dan sekarang sudah tenang dan kembali seperti sebelumnya? Rasanya ada semacam aroma cinta yang tersisa."
Kata-kata itu mungkin hanya ucapan santai dari Aria-san sendiri.
Namun, ekspresi Sayu membeku ketika dia tiba-tiba ditusuk tepat sasaran pada pertemuan pertama mereka.
Koreksi. Kemampuan pengamatan Aria-san tidak melemah sama sekali.
Aria-san melihat semuanya melalui interaksi sekecil apa pun kami.
Sayu yang selalu menaruh perasaan padaku menyatakan cintanya padaku beberapa waktu yang lalu, dan berkat Yoruka, aku dan Sayu kembali ke hubungan senior dan junior kami sebelumnya. Sekarang kami sering berkumpul sebagai anggota pertemuan Sena, bersama dengan teman-temanku.
Di samping Sayu yang pucat, aku menghela napas dalam-dalam.
---Kebohongan atau kepalsuan tidak akan berhasil melawan Aria-san.
"Kakak Yoru-senpai, bukankah dia terlalu tajam? Kedua kakak beradik ini adalah esper, bukan? Terlebih lagi, kakak perempuannya lebih tanpa ampun."
Sayu mengguncang lengan bajuku dan mengeluh tentang ketakutannya.
Hei, jangan menarik terlalu keras. Lengan bajuku nanti robek.
"Aku senang semakin banyak orang yang memahami betapa menakutkannya dia---"
Aku tertawa kering sambil merasakan hal yang sama.
"Jadi, Aria-san. Bukankah kamu akan pergi ke tempat Kanzaki-sensei?"
Aku berpikir kalau seperti ini terus tidak akan berakhir, jadi saya memutuskan untuk mengakhiri pembicaraan ini.
Yoruka tetap diam sejak beberapa waktu yang lalu.
"Ups, itu benar. Kalau begitu, ikutilah denganku, Sumi-kun."
Aria-san secara spontan meraih lenganku dan mencoba membawaku bersamanya.
"Eh, kenapa. Aku tidak ada hubungannya, kan."
"Aku mengatakan padamu beberapa hari yang lalu, kalau aku ingin meminta bantuanmu, kan. Aku butuh bantuanmu. Nah, sekarang adalah waktunya untuk membalas budi."
"Aku tidak tahu apa-apa tentang itu. Aku akan belajar untuk ujian setelah ini."
"Aku akan mengajarimu sebanyak yang kubisa nanti. Maaf, tapi kalian harus melakukannya tanpa Sumi-kun kali ini."
Aria-san mengabaikan argumenku dan mencoba menculikku.
"Onee-chan, jangan membawa Kisumi seenaknya."
Pacarku akhirnya mengangkat suaranya.
"Ini adalah masalah yang mempengaruhi Yoru-chan kedepannya, jadi aku tidak akan mendengarkanmu hari ini."
"Kalau seperti itu, bukannya kamu harus menceritakannya lebih banyak padaku."
Baca novel ini hanya di Gahara Novel
Aria-san berhenti sejenak, lalu menceritakannya.
"Shizuru-chan akan melakukan perjodohan. Jika dia menikah, dia akan berhenti dari pekerjaan mengajarnya."
"""Perjodohan!"""
Aku, Sayu dan bahkan Yoruka terkejut dan berteriak.
"Kan. Ini keadaan darurat. Sumi-kun sangat diperlukan untuk mencegah hal itu terjadi."
Mata Aria-san terlihat serius.
"Apa untungnya bagiku?"
Aku merasa kalau aku ikut campur, aku akan terbakar parah.
Pengalamanku sebagai mantan murid Aria-san membunyikan sinyal bahaya.
Namun, seakan melihat keinginanku untuk menolaknya, dia menambahkan kata terakhir.
"Siapa yang akan paling kerepotan kalau wali kelas diganti? Kamu tahu itu, bukan?"
Suara Aria-san yang meyakinkan, seperti cahaya penuntun, membuatku menyadari apa yang sedang dia coba lakukan.
"---"
Orang ini benar-benar sama seperti dulu.
Dia tiba-tiba menghadirkan masalah yang sulit dan secara paksa menyiapkan situasi di mana kau tidak bisa bergerak maju kecuali kau menyelesaikannya.
Terlebih, meskipun itu tidak masuk akal, dia mengisyaratkan bahwa itu akan selalu ada artinya.
Dengan begitu, dia mengambil hak menolakku, tapi membuatku memilih karena kehendakku sendiri.
Jelas bahwa apa yang dimaksud Aria-san dengan kata-katanya adalah demi adiknya, Yoruka.
"Onee-chan, aku juga ikut denganmu!"
"Tidak boleh. Yoru-chan tinggal di rumah."
"Kenapa?"
"Percakapan akan berjalan lebih cepat kalau Yoru-chan tidak ada."
Berjalan dengan lancar. Itulah satu-satunya alasan kenapa Aria-san meninggalkan Yoruka.
"Aku tidak akan mengganggumu."
"Tidak ada gunanya kamu berada di sana juga, bukan?"
"A-Aku khawatir dengan Kisumi."
"Kalau karena alasan yang tidak murni seperti itu, itu bahkan lebih boleh lagi."
Aria-san tidak mendengarkannya dan menolak semua yang dikatakan Yoruka.
"Tapi!"
"Yoru-chan, jangan egois. Dengarkan kata-kata kakakmu."
Seolah-olah itu adalah kata-kata ajaib, Yoruka tidak mengatakan apa-apa lagi.
***
"Aku senang Sumi-kun segera memahami maksudku yang sebenarnya."
"Kamu terlalu memaksa sebelumnya. Yoruka sangat bingung, lho. Tidak bisakah kamu sedikit lebih lembut?"
"Tapi Sumi-kun bisa meyakinkannya pada akhirnya bahwa sebagai perwakilan kelas, kamu hanya akan mendengarkan apa yang sedang terjadi."
Aria-san memuji taktikku, mengatakan 'bravo'. Berjalan bersama Aria-san melewati sekolah, kami menuju ruang staf.
"Sebagai pacarnya, itu benar-benar menyakitkan......."
"Tapi kamu ikut juga karena kamu pikir kamu juga perlu, bukan?"
Dia bertanya, sambil menatap mataku.
"Kalau itu, aku melakukannya untuk Yoruka."
Sekarang setelah aku mengetahuinya, aku juga tidak bisa mengabaikannya.
Kalau Kanzaki-sensei menikah dan berhenti mengajar, guru wali kelas kami akan berubah.
Yoruka memperlakukannya sebagai musuh, tapi siapapun yang melihatnya, Kanzaki-sensei adalah seorang guru yang sangat baik yang mengerti dan menyayangi murid-muridnya.
Bahkan jika Yoruka sendiri tidak jujur mengakuinya, kami masih banyak terbantu.
Ketika rumor tentang dia pulang ke rumah di pagi hari tersebar pada bulan April, berkat kerja sama antara Kanzaki-sensei dan Aria-san, kami masih bisa menjalani kehidupan sekolah menengah yang damai.
Tidak peduli seberapa banyak aku, sebagai pacar dan perwakilan kelas, mem-follow up, ada batasan untuk apa yang bisa dilakukan oleh seorang siswa.
Tentu saja, jika mereka ada hubungan dan Kanzaki-sensei ingin menikah atas kemauannya sendiri, aku akan memberikan restu. Bahkan jika dia berhenti mengajar sebagai akibatnya, aku akan dengan hangat melepasnya pergi.
Tetapi selama Aria-san mencoba untuk ikut campur seperti ini, pasti ada beberapa keadaan khusus.
"Benar. Kita selalu bertindak untuk Yoru-chan."
"Bahkan jika dia tidak mau?"
"Ada kalanya dalam hidup kau harus membuat pilihan yang sulit."
"Apa lebih penting menyabotase perjodohan mantan gurumu daripada suasana hati adikmu yang manis?"
Para siswa yang berpapasan dengan kami pasti akan melihat ke belakang pada wanita cantik misterius saat kami berjalan menyusuri koridor.
Bahkan sandal pengunjung pun terlihat seperti barang yang modis, itulah sebabnya dia begitu menarik.
Kalau itu Yoruka, dia pasti akan membuat wajah tidak suka, tapi Aria-san seolah tidak memperdulikan cara orang lain memandangnya. Rasanya seperti berjalan menyusuri runway di peragaan busana.
"---Ketika kau tidak bisa mengendalikan diri, biasanya akan terasa sakit."
"Kamu mengetakan sesuatu yang terdengar masuk akal."
"Muu. Kalau itu Sumi-kun yang dulu pasti akan mempercayaiku."
"Dari awal, kenapa kamu membutuhkanku?"
"Karena kamu adalah kartu truf kita."
Aku sama sekali tidak memahaminya.
Pada hari perjodohan, jika kita akan memaksa masuk dan mencoba merusaknya, pria besar seperti Nanamura akan lebih efektif.
"Aku akan menceritakannya setelah bertemu Shizuru-chan."
"Perilaku sembrono macam apa yang akan kamu lakukan kali ini?"
Aku menghela napas, takut akan perkembangan yang menanti.
"Tapi kamu ikut datang, kan."
Aria-san terus berjalan tanpa ragu-ragu di almamaternya sendiri, dan aku mengikutinya seperti anteknya.
"Karena aku mencoba melindungi kehidupan SMA-ku yang bahagia dengan pacarku."
Aku menekankan posisiku.
Aku tahu betul bahwa jika aku tidak mengatakan apa yang perlu kukatakan pada Aria-san, aku akan secara otomatis ditelan oleh langkahnya.
Yoruka juga pasti sudah diombang-ambing olehnya seperti ini sejak dia masih kecil.
Yang bersangkutan berpikir bahwa Yoruka senang akan hal itu, tapi hal itu hampir setengah membekas pada dirinya. Itu pasti telah tertanam pada Yoruka sebagai satu-satunya hal yang benar untuk dilakukan, untuk selalu mengikuti kakaknya dan berperilaku seperti kakaknya.
Jika dia telah memasuki masa pubertas dan mengembangkan rasa pemberontakan terhadap kakak perempuannya yang terlalu berbakat, dia akan dengan mudah mengambil jalan yang berbeda, tapi untungnya atau sayangnya, Yoruka masih mencintai Aria-san dengan sepenuh hati.
Kekaguman yang terlalu kuat terkadang bisa terlalu mengikatmu.
Wajah sedih Yoruka, yang tadi ditinggalkan oleh Aria-san, seperti wajah seorang gadis kecil.
"Kamu mengatakan sesuatu seperti itu, ya. Apa kamu tertarik pada Yoru-chan karena kamu merasakan bayanganku di dalam dirinya?"
"Tidak mungkin."
Aku tertawa mendengar omong kosong Aria-san.
"Tanggapan langsungmu sangat mengerikan. Itu lucu kamu tidak memiliki ketertarikan padaku sama sekali. Ini adalah pertama kalinya seseorang mengatakan hal seperti itu padaku."
Wanita cantik ini tertawa terbahak-bahak, tidak memperdulikan tatapan orang kepadanya.
"Apa itu sebegitu lucunya?"
"Ke mana perginya Sumi-kun yang loyal itu, ya? Sedihnya."
"Aku berterima kasih, tapi bukannya aku pengikut Raja Iblis atau apa."
"Fufu. Aku cukup menyukai sisi nakalmu itu, lho."
"Terima kasih untuk itu."
Sambil bersenandung, Aria-san berjalan menaiki tangga.
"Ngomong-ngomong, bagaimana menurutmu pakaianku? Apa ini terlihat bagus untukku?"
"Siapa pun bisa terlihat bagus dengan pakaian yang tepat."
"Apa-apaan itu. Lihat baik-baik dan berikan pujian yang pantas!"
Untuk memamerkan pakaiannya yang anggun, dia berputar di tengah tangga.
Dan seperti yang kuduga, dia kehilangan keseimbangan dan hampir terjatuh.
Aku segera mengulurkan tangan dan menopang punggung Aria-san.
"Jangan terlalu terbawa suasana di tangga dan dengan sandal. Itu berbahaya."
"Karena kupikir kalau itu Sumi-kun pasti akan menolongku."
Aria-san tersenyum padaku dari dekat.
"Aku akan melepaskan tanganku sekarang, lho?"
"Sudah lama sekali aku tidak ke almamaterku, jadi aku sangat bersemangat. Jadi, bagaimana menurutmu?"
Jika ada orang yang meremehkan penampilan Arisaka Aria, itu jelas merupakan kecemburuan atau iri hati.
Atau, mereka adalah orang-orang malang yang sangat kurang memiliki rasa estetika.
"Terlihat seperti penyamaran atau mungkin kamuflase, perbedaan antara sebelum dan sesudahnya yang kutahu sangat besar. Yah, kukira itu wajar saja karena kamu dan Yoruka itu bersaudara, tapi jika kamu berpakaian dengan benar, kamu sangat menarik."
"Terima kasih."
Mengatakan itu, Aria-san meletakkan tangannya di sekitar lenganku, bukan di pegangan tangan tangga.
"Sudah kubilang terlalu dekat! Tolong jangan dengan santai menempel padaku."
"Tidak apa-apa, kan. Aku suka gaya menggoda yang kasar, seperti gaya manga shonen. Usaha, persahabatan, kemenangan, dengan ketiga itu disatukan, kamu bisa lulus ke sekolah pilihanmu dengan aman!"
"Itu akan menjadi gaya pendidikan Spartan tentang dominasi, induksi, dan kepatuhan. Penampilannya saja yang cantik, tapi dalamnya masih sama seperti dulu."
Meski aku mencoba untuk berlagak tegas, tapi aku juga sedikit gugup.
Sebagai seorang anak laki-laki, aku merasa deg-degan ketika melihat wajahnya yang tertata rapi dari dekat.
Ini tidak bagus. Karena mereka adalah kakak beradik yang cantik, mereka memiliki tipe wajah yang sama dengan yang kusukai, jadi jantungku secara otomatis melonjak.
"Kamu berkonsentrasi pada pembelajaranmu tanpa teralihkan oleh pesonaku, kan, Sumi-kun."
"Apa kamu memiliki pesona pada saat itu?"
"Kalau begitu, bagaimana dengan sekarang?"
"......Kamu hanya menyembunyikan fakta bahwa kamu memang cantik sejak awal."
Bagaimanapun, rasanya tidak selaras.
Di dalamnya, dia masih sama seperti kakak perempuan yang santai seperti dulu.
Tapi sekarang, dari penampilan luarnya, dia terlihat seperti perfect Yoruka dengan tambahan feromon dewasa.
"Haa......ini adalah penipuan dalam arti yang berlawanan, seperti dia lebih cantik dalam kehidupan nyata daripada di fotonya."
"Apa yang kamu bicarakan?"
"Aku pernah meminta Yoruka menunjukkan foto keluarganya padaku. Seandainya aku tahu saat itu."
Yoruka kabur dari ruang kelas selama keputusan kompetisi permainan bola di bulan April. Ketika aku mengikutinya dan berbicara dengannya di tangga, aku melihat foto keluarga Arisaka. Aku memiliki kesan bahwa dia adalah kakak perempuan cantik yang sangat mirip dengan Yoruka, tapi aku tidak tahu bahwa dia itu guru bimbel yang biasa-biasa saja.
Penampilan luar dan dalamnya masih tidak selaras, dan aku masih bingung dengan jarak kami.
"Kamu tidak menyadarinya ya. Sumi-kun sekali."
"Foto tidak menangkap keburukan batin, kamu tahu."
"Apa katamu~~"
Ketika aku melepaskan ikatan lengan Aria-san, dia terlihat tidak senang.
Aria-san itu seperti papan iklan berjalan, dia sosok yang sangat populer di ruang staf.
Alumni unggulan ini disambut dengan meriah, seolah-olah dia kembali ke almamaternya dengan penuh kemenangan.
Para guru veteran khususnya sangat ramah, dan dalam waktu singkat, lingkaran orang-orang telah terbentuk.
Bahkan kepala sekolah yang selalu tegas pun mengendurkan otot-otot wajahnya saat melihat Aria-san.
Semua orang berbicara tentang kesulitan yang harus mereka hadapi, dengan wajah senang.
Aria-san juga memiliki ingatan yang menakutkan, karena dia masih ingat nama-nama semua guru yang berkumpul di sini.
Kehadiran alumni, yang telah menjadi bintang di ruang staf, membuatku terlihat seperti karakter pendukung.
Jadi begini ya kualitas seorang bintang sejak lahir, aku terkesan dalam diam dipojokan.
Aria-san meminta dipanggilkan Kanzaki-sensei, dan dalam percakapan dengan para guru sambil menunggu, topik tentang Yoruka tiba-tiba muncul.
"Adik perempuan Arisaka berada di tahun kedua sekarang ya. Aku bertanya-tanya apa yang akan terjadi ketika dia menolak untuk menjadi perwakilan siswa baru pada upacara masuk, tapi sekarang dia sedikit tidak memuaskan."
Dengan bercanda, guru paruh baya itu menyebutkan perbedaan antara Arisaka bersaudara.
"Karena adik saya lebih serius dan tegas daripada saya."
Aria-san menjawab dengan ekspresi tenang.
"Arisaka mencolok dan gaduh. Jadi kupikir, adikmu juga akan melakukan sesuatu yang berani sepertimu."
Guru paruh baya itu memberikan kesan antiklimaks dan tanpa ada niat buruk.
Tapi aku merasa kata-kata santai yang diucapkannya sangat tidak sensitif.
Pendapat sebenarnya yang keluar karena orang yang mengatakannya tidak menyadarinya.
Singkatnya, guru ini mungkin mengharapkan Yoruka menjadi seheboh seperti Aria-san.
Aria-san memiliki sejumlah legenda, seperti menjadi ketua OSIS di tahun pertamanya, memperluas skala acara sekolah, dan meningkatkan jumlah siswa yang mengikuti ujian masuk dengan brosur sekolah yang dia menjadi modelnya.
Meskipun mereka bersaudara, sangat tidak masuk akal untuk mengharapkan hal itu pada adik perempuannya, Yoruka.
Begitu aku kesal, aku jadi semakin marah.
Pada saat aku hendak mengatakan sesuatu, Aria-san berbicara seolah mewakilkan perasaanku.
"Apa yang Anda bicarakan, bahkan saudara adalah orang yang berbeda. Tolong jangan memiliki ekspektasi yang aneh-aneh pada adikku. Jika dia seperti saya, para gurulah yang akan mengalami kesulitan. Jika Anda terlalu banyak bicara seenaknya, saya akan menjadi wali adik perempuan saya dan mengajukan keluhan lho."
Kata-katanya lembut dan menawan, tapi suaranya dipenuhi dengan ketidakpuasan yang jelas.
Mata Aria-san tidak tersenyum.
"Benar juga, maaf hahaha."
Guru paruh baya itu buru-buru menarik kata-katanya sendiri.
"Selain itu, Shizuru-cha---Kanzaki-sensei melakukan segalanya dengan benar."
Kepercayaan dalam suara Aria-san sangat jelas.
Ya. Setiap kali aku bersentuhan dengan momen-momen seperti ini, aku tidak bisa mengatakan hasilnya akan sama, tidak peduli siapa pun wali kelasnya.
Pada gilirannya, mereka kembali menyadari betapa luar biasanya Kanzaki-sensei.
Saat mereka bergosip tentang hal itu, Kanzaki-sensei, yang warna wajahnya telah berubah, muncul di ruang staf.
Wali kelasku segera menyadari kehadiranku.
"Kenapa bahkan Sena-san berada di sini?"
"Sejujurnya saya juga tidak mengerti. Saya dibawa kesini karena sensei akan melakukan perjodohan."
Ketika aku menjelaskan dengan suara pelan, wajah Kanzaki-sensei yang biasanya tanpa ekspresi berubah menjadi seperti Hannya untuk sesaat.
Tln : cari aja di gugel topeng hannya
Kanzaki-sensei segera membubarkan lingkaran guru-guru veteran yang berkumpul sambil mengobrol dan tertawa, lalu memindahkan aku dan Aria-san ke ruang minum teh seperti biasa.
Di belakang Kanzaki-sensei, yang berjalan memimpin menyusuri koridor, diam-diam aku berbicara dengan Aria-san.
"Tadi, kamu benar-benar marah, kan?"
"Jika kamu ingin lulus dengan tenang, tidak ada yang lebih baik daripada tidak menggigit guru."
"Bahkan jika itu dikatakan oleh orang yang paling tidak meyakinkan."
"---Sumi-kun itu, seperti yang kuduga, aku bisa mengandalkanmu."
Aria-san meletakkan tangannya di pundakku dengan sebuah tepukkan.
Post a Comment for "Watashi Igai to no Love Comedy wa Yurusanai n Dakara ne [LN] V3 Chapter 4"