Watashi Igai to no Love Comedy wa Yurusanai n Dakara ne [LN] V2 Chapter 2
Chapter 2 – Kouhaiku imut, tapi tidak mempesona
“Sayu, seriusan! Kau lulus di Eisei!? Luar biasa! Kenapa diam saja! Ayo kita rayakan! Aku akan mentraktirmu!”
Pertemuan kembali dengan seorang kouhai di SMP untuk pertama kalinya setelah setahun tidak bertemu. Namanya Yukinami Sayu.
Rumah kami berdekatan, terlebih kami tergabung dalam klub basket yang sama, jadi pergi dan pulang bersama dari sekolah itu hampir setiap hari. Sayu payah bangun di pagi hari, jadi aku menjemputnya setiap pagi agar dia tidak terlambat untuk latihan pagi.
“Ki-senpai, kamu terlalu bersemangat. Itu sedikit mengganggu.”
"Begitulah. Aku senang bisa menjadi senpai dan kouhai lagi!"
Sebagai orang yang telah merawatnya, aku tidak berpikir aku bisa bertemu lagi dengan cara ini, dan semangatku meningkat dengan sendirinya. Aku menjadi senang dengan hal yang menyenangkan, jadi mau bagaimana lagi.
“...... kamu lebih gembira dari yang kuharapkan, itu mengejutkan.”
Sayu sedikit mundur karena aku terlalu bersemangat, yang tidak seperti diriku.
“Yah, kau tidak pandai dalam belajar, tapi kau sudah berjuang ya.”
Aku merasa emosional dan sentimental, dan aku sangat tersentuh.
“Itu cerita kapan. Karena aku lulus, aku juga setara denganmu! Tolong berhenti selalu memasang udara yang menggurui.”
"Maaf. Begitu aku menyadari bahwa kau adalah Sayu, aku tiba-tiba kembali ke perasaan masa lalu."
“Ya ya, begitukah. Eh, kamu tidak menyadari kalau itu aku!?”
Sayu mengubah suaranya seolah dia jengkel. Sepertinya dia tidak suka dengan sikapku.
"Tidak, aku tidak menyadari kalau kau Sayu pada awalnya, jadi aku sedikit gugup. Kau menjadi cantik ya."
Meskipun dia sudah menjadi anak yang populer sejak masih di SMP, kupikir dia menjadi lebih feminin.
"...... Terima kasih. Ki-senpai sendiri tidak berubah sama sekali. Sama seperti sebelumnya. Tolong dewasalah sedikit. Aku marah."
"Haha, aku juga merasa nostalgia dengan lidah beracun Sayu. Tapi itu sudah lama. Kita berada di lingkungan yang sama, tapi ketika aku lulus, kita tidak bertemu sama sekali."
"Berapa lama kita akan berdiri dan berbicara? Kamu akan mentraktirku, ‘kan? Ayo cepat pergi."
Dalam sekejap mata, Sayu yang lelah menunggu, mendesakku pergi.
Dari dulu, Sayu selalu sedikit tidak sabaran. Jika kau tidak menyukai itu, kau akan segera tertarik pada sesuatu yang lain.
"Maaf. Kalau begitu ayo pergi ke stasiun."
"Hei, Ki-senpai. Kemana kamu akan membawaku?"
“Jika kita pergi bersama, tentu saja ketempat biasanya bukan.”
Aku tertawa dengan wajah tak kenal takut.
Berjalan menyusuri jalan sekolah, melewati rumah kami di area perumahan dan mencapai stasiun.
"Buu! Jika itu adalah perayaan masuk, aku akan senang kalau itu yakiniku kelas atas!"
"Sayangnya, tidak ada restoran yakiniku kelas atas di sekitar sini. Lagipula, apa siswa SMA pergi ke toko selain chain store sepulang sekolah? Sejak awal aku tidak punya uang sebanyak itu."
Tln : Chain store/Toko rantai atau rantai ritel adalah outlet ritel di mana beberapa lokasi berbagi merek, manajemen pusat, dan praktik bisnis standar. Mereka telah mendominasi pasar ritel dan makan, dan banyak kategori layanan, di banyak bagian dunia. Perusahaan ritel waralaba adalah salah satu bentuk rantai toko.
"Aku akan melakukan yang terbaik untuk mendapatkan traktirannya!"
Jangan berpose peace dengan tampilan penuh kemenangan seperti itu.
“Apa kau bermaksud membuatku bangkrut.”
"Kamu bisa memonopoli kouhai yang seimut ini lho. Ini bisa dibilang kencan. Kurasa terlalu murah untuk merayakannya dengan hamburger cepat saji!"
Yang kami datangi adalah cabang dari toko hamburger yang terkenal diseluru dunia dengan papan nama berwarna merah dan kuning.
Kami memesan satu set kentang goreng dan minuman dan masing-masing hamburger kesukaan kami.
Dari dulu, ketika kami sedikit lapar dalam perjalanan pulang dari kegiatan klub, kami berdua datang untuk makan dengan masih menggunakan jersey.
"---begitu ya. Perayaan sederhanaku tidak memuaskan ya. Kalau begitu, aku akan memakan hamburgermu juga! Berikan padaku!"
Aku meraih sisi lain meja dan mencoba mencuri nampan.
"Aku tidak mengatakan aku tidak akan memakannya! Ah, jangan mengambil apapun bahkan jika hanya kentangnya!"
“Dasar, jangan mengatakan omong kosong itu padaku. Makanlah dengan patuh.”
"Ki-senpai sendiri akan jadi gemuk jika kamu makan untuk dua orang lho. Kamu tidak melakukan aktivitas klub seperti dulu, jadi perutmu akan membengkak."
Dia menggerakkan jarinya menunjuk kearah perutku.
Aku tidak punya pilihan selain meletakkan kembali kentang ke nampan Sayu sambil mengunyah hamburger.
"Huh? kau tahu aku tidak bermain basket?"
“Karena kamu tidak ada disana saat aku pergi ke perkenalan klub basket. Jadi kupikir kamu tidak ikut klub manapun.”
Bagaimanapun, ada suasana saling mengawasi di klub olahraga, dan ketika kau berhenti, kau mungkin terlihat sebagai pengkhianat. Ketika aku memikirkannya sekarang, itu tidak terlalu bagus.
:Aku sekarang punya kesibukanku sendiri. Kau sendiri tidak masuk klub basket?”
“Buu! Aku sudah lulus dari gadis olahraga! Tolong jangan terus-menerus membandingkanku dengan yang dulu.”
Kouhai ini, memiliki kebiasaan menggembungkan pipinya dan membuat suara lucu, ‘buu’ jika tidak menyukainya.
“Itu sayang sekali. Tidak sepertiku, Sayu berbakat."
Ketika aku pertama kalinya melihat permainan Yukinami Sayu, kepalaku terasa kosong.
Sekarangpun, aku masih mengingatnya dengan jelas.
Dalam permainan bola basket, di mana serangan dan pertahanan berubah dengan cepat, kekuatan dan semangat kompetitifnya menyatu dengan sempurna. Dia membangun gaya permainan fantastisnya dengan kemampuan operan yang luar biasa dan dribbling cepat. Dia telah berkontribusi pada kemenangan sebagai penyerang dan pencetak angka.
Biasanya, dia adalah gadis normal yang membuat banyak keributan dengan teman-temannya, tapi ada banyak anak laki-laki yang terpesona oleh gap bahwa dia berperan aktif ketika dia di lapangan.
"Aku benar-benar lelah berkeringat setiap hari ketika masih di SMP. Di SMA, aku memutuskan untuk menghabiskan tiga tahun yang menyenangkan sebagai JK!"
Tekad Sayu sepertinya sudah bulat.
Setelah makan sekitar setengah hamburger, aku menanyakan apa yang terus membuatku penasaran.
“Maksudku, april sudah berakhir. Kenapa kau diam kalau kau masuk Eisei?”
“Surprise untuk Ki-senpai. Kamu terkejut?”
"Kalau itu tentu aku terkejut. Tapi apa harus menunggu selama hampir sebulan?"
Akan bagus jika dia memberitahuku ketika dia lulus, atau setidaknya pada awal April.
"Sebaliknya, kenapa kamu berpikir bahwa itu hal yang wajar jika aku melaporkannya lebih awal? Sok menjadi senpai yang sangat dipercaya? Ki-senpai, kamu melebih-lebihkan diri sendiri. Itu bukanlah prioritas yang setinggi itu!"
"Aku merasa kesepian. Padahal dulu aku merawatmu dengan baik."
"Maksudmu itu, tindakan menguntit yang mengganggu tidurku di pagi hari?"
"Aku menjemputmu untuk latihan pagi!"
"Kalau bagi Ki-senpai, itu akan menjadi cara terbaik untuk mengawal seorang gadis cantik yang baru bangun, ‘kan. Tapi, aku tidak pandai bangun pagi."
"Jangan sombong dan membusungkan dada."
Ketika dia pertama kali bergabung dengan klub, dia sering membolos latihan pagi.
Aku tidak bisa hanya melihatnya, karena tinggal di lingkungan yang sama, jadi aku mulai menjemputnya setiap pagi.
"Setiap kali aku dibangunkan lewat line setiap hari, aku merasa seperti aku benar-benar ingin membunuhmu. Apalagi, pesannya terlalu buruk, bangun, berangkat, dan cepat. Apa kamu anak SD yang kurang dalam kosa kata?"
"Aku selalu menunggu sampai kau bersiap-siap. Kupikir aku membantu keluarga Yukinami membuang sampah berkali-kali selama waktu itu. Ah, benar juga, bagaimana kabar ibumu?"
Saat aku menekan interkom, ibu Sayu menyambutku dengan senyuman.
Kesan penampilannya masih muda dan mirip Sayu, jadi awalnya kukira dia kakak perempuannya. Sambil menunggu Sayu turun, kami menjadi akrab sambil berbicara tentang membuang sampah dan mengobrol.
Hobinya adalah membuat manisan. Aku sering menerima kue buatannya, tapi semuanya sangat lezat.
"Sudah lama kita tidak bertemu lagi, dan kamu penasaran tentang kabar ibuku sekarang? Itu menjijikan. Aku mencurigai syarafmu. Itukah yang kamu cari, sesuatu seperti babumi atau mamami? Sejak kapan kamu menyukai yang lebih tua?"
Tln : Babumi (バブみ) berasal dari kata Babuu (バブー), yang merupakan bahasa bicara bayi dalam bahasa Jepang. Mi (み) diakhirannya untuk menjadikan Babuu kata benda, seperti pada kata Atatakami dari Atatakai atau Umami dari Umai. Jadi definisi dari kata Babumi, adalah sesuatu yang dapat mengeluarkan perasaan keibuan dari penonton. Membuat penonton ingin memanjakan, merawat, menyayangi, dll. Untuk mamami aku gatau apa, tapi mungkin mirip2 babumi.
"Itu hanya basa-basi."
Apa yang membuatnya semarah itu.
"Ibuku, dia menyukaimu Ki-senpai, jadi saat kamu tidak menjemputku lagi di pagi hari dia merasa kesepian."
"Kalau itu yah, aku berterima kasih. Adikku juga ingin melihat Sayu lho."
"Ei-chan sekarang sudah kelas 4 SD kan. Wah, aku rasa dia semakin besar dan menjadi wanita cantik."
"Bahkan jika dia tumbuh tinggi, isinya masih anak-anak jadi aku kerepotan karenanya."
“Itu karena dimanjakan oleh Ki-senpai. Aku anak tunggal, jadi aku menginginkan seorang kakak laki-laki. Oh, bukan berarti aku ingin Ki-senpai menjadi kakak laki-lakiku. Hanya untuk memastikan.”
"Tidak ada yang berpikir seperti itu. Kalau adik perempuan, Ei sendiri sudah cukup."
"Kamu mengatakan omong kosong meskipun dia adalah adik perempuan yang sangat imut."
Sayu bermain dengan sedotan es teh.
"Di waktu luangmu, jadilah teman bermain Ei lagi."
"...... tidak apa-apa?"
Sayu menatapku dengan wajah terkejut.
"Tentu saja. Kita tetangga, juga bersekolah di SMA yang sama."
"Kalau begitu, aku akan datang dalam waktu dekat."
"Ya. Kupikir Ei juga akan senang."
"Fufu, Ki-senpai siscon"
Dengan mengatakan itu, Sayu makan hamburgernya dengan lahap.
Apa. Bahkan jika itu bukan yakiniku kelas atas, kau terlihat benar-benar senang.
Dia makan hamburgernya, tapi tidak bisa makan semua kentang, jadi Sayu memberiku kentang yang tersisa.
"Kau jadi makan lebih sedikit ya. Kau biasa meratakannya ketika masih aktif."
"Gadis sensitif terhadap berat badan. Ki-senpai juga jangan katakan sesuatu yang kasar."
Aku menyebarkan kentangku dan Sayu di atas nampan jadi kami bisa makan sesukanya.
"Lebih dari itu, Ki-senpai. Apa seragamku terlihat bagus? Seragam Eisei sangat modis jadi aku pasti ingin memakainya."
"Apa kau mendaftar untuk seragam? Kau pengikut setiap mode baru ya."
SMA Eisei telah mengalami renovasi besar-besaran pada gedung sekolah sampai beberapa tahun yang lalu.
Termasuk seragam juga telah diperbarui.
Mengadopsi desain merek <Icomochi> yang populer di Jepang dan luar negeri, dan menjadi topik besar sejak saat itu. Sekilas memang terlihat seperti blazer dengan desain yang simpel dan standar, tapi ini luar biasa. Desain yang elegan dengan memperhatikan detail, jahitan dengan memperhatikan fungsionalitas dan daya tahan, serta garis-garis cantik yang melengkapinya saat siswa memakainya.
Itu menarik perhatian karena seragam yang terlalu indah, dan jumlah pendaftar perempuan untuk ujian meledak.
Pamflet sekolah pada waktu itu yang mendorong itu, dan dikabarkan juga fakta bahwa ketua dewan siswa yang merupakan seorang gadis saat memakai seragam baru itu sangat cantik juga berkontribusi pada peningkatan pesat dalam jumlah peserta ujian.
Karena legenda seperti itu masih ada, dia pasti gadis yang sangat cantik.
Yah, tidak akan sampai mengalahkan Yoruka.
"Fashion itu penting. Bukankah kamu ingin merasa nyaman selama tiga tahun. Kalau begitu, Ki-senpai. Ada hal lain yang ingin kamu katakan, ‘kan."
Mata Sayu menuntut pujian dalam diam.
"Itu sangat cocok untukmu"
"........ tidak diduga kamu langsung memujiku ya. Rasanya, ini agak antiklimaks."
Seorang kouhai yang imut tapi tidak mempesona.
"Syukurlah kau bisa memakai seragam yang kauinginkan ya. Omong-omong, jalur belakang seperti apa yang kau masuki?"
Karena jarak kami yang dekat, aku bertanya tanpa menahan diri.
"Buu! Aku belajar dengan benar dan lulus! Aku masuk lewat jalur depan yang bermartabat!"
"Aku masih tidak percaya bahwa Sayu yang menangis padaku setiap kali ujian, lulus dengan usaha sendiri. Kita dulu sering berkumpul dan belajar seperti ini sebelum ujian kan."
Karena Sayu pada dasarnya adalah tipe yang tidak bisa diam barang sebentar, jadi dia payah dalam berkonsentrasi pada satu hal.
Oleh karena itu, aku menyelamatkannya dari ujian dengan hanya mengajarkan poin-poin utama dan meninjau bagian-bagian yang mungkin akan ditanyakan. Dia selalu kebingungan sebelum ujian, tapi hal yang hebat dari Sayu adalah dia masih mendapatkan hasil yang bagus dalam waktu singkat.
"Buu! Sampai kapan kamu merendahkanku! Aku memasuki Eisei dengan benar!"
Sayu dengan bangga seolah mengatakan’Bagaimana dengan itu, luar biasa bukan’.
"... itu mengingatkanku, aku sama sekali tidak tahu seperti apa Sayu saat berada di kelas tiga. Aku juga memasuki Eisei dan tiba-tiba menjadi perwakilan kelas dan sangat ribut."
Bagaimanapun juga jika lingkungan berubah, itu tidak akan sama seperti sebelumnya.
Karena aku tidak lagi bertemu dengan orang-orang yang kutemui setiap hari, dan ditelan oleh kesibukan sehari-hari baruku, itu menjadi kehidupan sehari-hariku lagi.
"Ki-senpai berhenti menghubungiku begitu pensiun dari kegiatan klub, ‘kan. Bahkan setelah lulus, kamu tetap dan tetap sama seperti dulu!"
Seorang kouhai yang menekankan "tetap" tanpa pikir panjang.
Aku melakukan hal-hal seperti kontak karena ada urusan, tapi aku bukan orang yang melakukan komunikasi pribadi sebanyak itu.
Baru setelah aku mulai berkencan dengan Yoruka, aku mulai lebih sering melakukannya.
"Eh? Kau, apa kau ingin aku memikirkan tentangmu?"
"Bukan begitu! Aku punya banyak teman! Aku juga populer di kalangan anak laki-laki! Bukannya aku punya masalah dengan siapa aku pergi keluar untuk bermain!"
"Ya, ya, aku tahu. Sebaliknya, bukankah line Sayu berkurang secara bertahap."
“Itu karena meskipun aku mengajakmu istirahat dan makan, kamu menolak dengan nada serius, dengan mengatakan, 'Maaf. Aku ingin berkonsentrasi belajar untuk ujian masuk.' Itu membuatku ragu untuk melakukannya. Itu sebabnya aku menahan diri tidak mengirim pesan line. ”
"Kau mengirim terlalu banyak omong kosong, meskipun saat tidak ada urusan."
Dia sering mengirim URL video saat larut malam dan sering membuatku terbangun .
"Padahal aku ingin berbagi tawa dan emosi untuk beristirahat dari belajar untuk ujian yang sulit."
"Saat kurasa itu lucu, aku mulai menonton video lain, dan aku akhirnya kurang tidur!”
Itu karena smartphone. Begitu kau mulai bermain dengan itu, kau akan terus bermain dan sulit untuk berhenti.
"Tolong selesaikan masalah itu sendiri!"
Tatapan kami bertabrakan, tapi aku langsung mundur.
"...... Ayo berhenti. Kita bisa lulus satu sama lain tanpa ada masalah."
"Itu benar. Jika membuat banyak suara, itu akan mengganggu pelanggan di sekitar."
Baik aku dan Sayu membasahi tenggorokan dengan minuman.
"Ketika aku berbicara dengan Sayu, topiknya tidak ada habisnya."
"Sungguh. Aku tidak bisa berhenti berbicara karena Ki-senpai."
"Itu salahku?"
"Itu benar"
Yukinami Sayu tidak takut memperlakukanku-senpainya-dengan sikap santai seperti itu.
Ditambah dengan wajahnya yang imut dan kepribadiannya yang ceria, dia sering disukai oleh orang-orang di sekitarnya. Banyak anak laki-laki yang mengincarnya, sebagian karena keaktifannya di klub basket.
Beberapa anak laki-laki repot-repot menunggu sampai akhir kegiatan klub dan mencoba mengaku padanya.
Disaat seperti itu, Sayu seenaknya menggunakanku sebagai tembok.
Jalan pulang kami sama dan dia menempel di sebelahku, seolah tidak membiarkan terciptanya kesempatan bagi mereka untuk berbicara.
Berkat itu, anak laki-laki yang jatuh cinta pada Sayu menjadi cemburu karenanya.
Rekan satu timku dan manajer eksklusif Yukinami Sayu juga mengejekku.
Dia anggota reguler basket wanita, dan aku anggota cadangan basket pria.
Beberapa seniorku saat itu dengan terang-terangan memandang rendahku, berkata, "Menyedihkan, padahal seorang laki-laki."
Seperti yang diketahui kemudian, tampaknya senior itu juga tertarik dengan Sayu. Itu sebabnya mereka pasti kesal karena sepertinya aku dekat dengan Sayu.
Sayu mengeluh karena seniornya itu telah mengaku padanya sebelum mereka lulus.
"Kenapa kau menolaknya?"
"Bukannya itu tidak ada hubngannya dengan Ki-senpai."
"Aku penasaran. Ah, kalau begitu apa ada orang lain yang kau sukai?"
"Jika iya, bagaimana?"
"Seriusan? Siapa? Teman sekelas? Atau klub basket? Aku benar-benar Penasaran!"
"... haruskah aku memberitahumu, secara khusus?"
"Apa tidak apa-apa?"
"Orang yang kusuka adalah---"
"--- Halo. Ki-senpai, apa kamu mendengarkanku? Apa yang terjadi padamu, tiba-tiba melamun?"
Sayu jaman SMP tiba-tiba berubah menjadi Sayu yang sekarang.
Sayu mencondongkan tubuh ke depan dan melambaikan tangannya di depanku.
"Maaf. Aku melamun."
"Kamu melamun meskipun kamu memiliki seorang gadis manis di depanmu? Ki-senpai, kamu ceroboh."
Sayu duduk lagi sambil tertawa.
"... Ya, tapi aku yakin. Sangat menyenangkan bisa bersamamu."
Wajah tertawa Sayu tiba-tiba menjadi serius.
"Sayu?"
"Ki-senpai, aku menyukaimu. Tolong berpacaranlah denganku."
Gadis junior yang duduk di depanku tiba-tiba membuat pengakuan cinta.
Aku meminum sedikit sisa cola sekaligus dan meletakkannya di atas nampan.
"--- Itu, kau pikir sudah berapa kali pengakuan palsumu itu?"
Aku sudah lelah dengan pertukaran kuno yang dia katakan lagi setelah sekian lama
"Ketahuan ya. Aku sudah naik peringkat ke JK, jadi aku ingin tahu apa itu akan berjalan dengan baik."
"Mana mungkin! Dasar blis kecil ini, itu akan menjadi pengalaman yang menyakitimu jika kau tidak segera menghentikannya."
"Tidak apa-apa. Aku tidak akan melakukannya kepada siapa pun selain Ki-senpai."
"Sebaliknya, jangan lakukan padaku."
Aku memohon dengan suara lelah.
"Eh~, aku dan Ki-senpai sudah akrab, jadi tolong jangan menganggap lelucon itu serius sekarang."
Sayu menunjuk ke arahku dan tertawa, seolah mengatakan aku benar-benar polos.
Benar. Yukinami Sayu adalah seorang kouhai yang menggodaku dengan pengakuan palsunya, mengatakan, "Ki-senpai, aku menyukaimu."
Anak perempuan itu menakutkan.
Saat SMP, sejak dia membuat pernyataan palsu itu segera setelah melaporkan bahwa dia mendapatkan pengakuan dari seorang senpai, dia sering kali menggodaku seperti ini.
Karena dia anak perempuan yang imut, itu membuatku berdebar.
"Mungkin karena adacelah waktu, itu buruk untuk hatiku sekarang."
"Yah, ekspresi wajahmu barusan itu bagus lho."
"Apa menyenangkan menggodaku?"
"Ya. Sangat. Seperti yang kuduga, bermain dengan Ki-senpai adalah yang terbaik."
Melihat Sayu dengan ekspresi bahagia, aku dengan pahit membengkokkan bibirku.
"--- Sayu. Aku serius memintamu. Berhentilah melakukan itu lagi. Sekarang aku punya pacar yang sedang kukencani."
Aku memberitahunya bahwa aku punya pacar.
Sayu tidak terkejut atau memberi selamat, hanya melihat kearahku dengan mata mengasihani.
"... seberapapun tidak populernya dirimu, jika kamu membual tentang pacar yang tidak ada itu buruk lho. Jangan berpura-pura seperti itu. Kita sudah lama bersama, dan karena aku orang yang baik, jadi aku akan mengabaikan kata-katamu barusan. Itu bagus kan, Ki-senpai”
Sayu dengan sikap simpatiknya, memukul bahuku dan seolah mengatakan "don’t mind".
"Itu fakta! Dia nyata! Dia sangat nyata!"
Berita buruk. Gadis kouhaiku ini tidak percaya aku bisa punya pacar.
"Tidak apa-apa, itu mimpi Ki-senpai. Itu hasil dari delusi. Itu ilusi remaja. Pacarmu itu itu fiksi. Tidak ada hubungannya dengan orang sungguhan."
"Jangan perlakukan aku seperti orang gila. Aku benar-benar punya pacar. Namanya ---"
"Kalau tidak salah Arisaka Yoruka-san, ‘kan? Aku tahu kok, dia adalah wanita yang sangat cantik, 'kan?"
Sayu menyela kata-kataku dan seolah itu adalah hal yang wajar, dia menyebut nama Yoruka.
"Sudah kuduga, kau yang kelas satu juga tahu."
"Itu karena dia orang yang terkenal. Jarang sekali melihat wanita secantik itu. Itu menjadi topik di kalangan kelas satu bahwa ada wanita cantik yang luar biasa cantik di kelas dua."
Sayu terlihat berbicara dengan sedikit minat.
"Seperti yang diharapkan dari Yoruka"
Meski ada rumor tentang pulang pagi, pernyataan kalau dia pacarku baru kulakukan hari ini.
Karena sudah dikenal oleh siswa baru seperti Sayu, aku merasakan tingginya popularitas Yoruka.
"Takane no Hana sepertinya berpacaran dengan Ki-senpai yang biasa-biasa saja, itu membingungkan, seriusan. Kelemahan macam apa yang kamu pegang?"
Aku tidak punya pilihan selain menertawakan kesan jujur Sayu.
"Uwah, pertanyaan yang terus-terang. Kau melakukan hal yang kejam."
“Kalau begitu kamu pasti menipunya. Bukankah tidak mungkin wanita secantik itu berpacaran dengan Ki-senpai? Aku punya perasaan pengkhianatan. Teori konspirasi. Ini mungkin permainan musang!"
Tln : Permainan musang adalah skema pemerasan atau trik kepercayaan di mana korban diperdayai ke dalam posisi kompromi untuk membuat mereka rentan terhadap pemerasan.
Sayu seenaknya menyimpulkan.
Sebaliknya, jika Yoruka memiliki tipu muslihat yang menggelitik hati pria, aku ingin merasakannya.
Semua pesona pacarku adalah produk alami.
"Kau tahu, itu adalah yang disebut cinta sejati."
"Uwah keluar juga. Orang yang begitu punya pacar, mereka mulai berbicara tentang cinta. Nggak banget---."
"Ngajak berkelahi?"
"Tentu saja tidak, ‘kan?"
Seorang kouhai nakal mengatakannya dengan tenang dan tersenyum.
"Maaf ya, aku punya pacar duluan."
"Tidak. Aku, punya tipe ideal yang tinggi. Jika aku ingin berkencan, aku bisa saja punya pacar besok. Aku sudah mendapat pengakuan dari sekitar lima orang sejak aku masuk Eisei. Meskipun semuanya kutolak dalam hitungan detik. Ah, itu menyebalkan. Aku ingin pacar idealku segera~."
Aku memahami situasi Sayu selama satu bulan pertama masuk SMA secara mendalam.
Kalau itu penampilan dan kepribadian anak ini sudah pasti. Bahkan aku yang sudah biasa melihatnya sempat berdebar dengan feminitas Sayu yang menjadi siswa SMA. Meskipun---
"Kau, benar-benar tidak berubah ya."
Aku mengingat kembali ke waktu itu setelah sekian lama.
Saat SMP, Sayu sering mengaku padaku dan dicurigai ‘berkencan dengan seorang senpai bernama Sena di klub basket’, dan percikan api terbang ke arahku.
Pengakuan palsu Sayu dimulai dengan alasan yang sangat perhitungan, "Bukankah tidak apa-apa berkencan denganku? karena kita sudah lama kenal dan bosan satu sama lain?"
Tidak ada yang namanya awal percintaan yang menggairahkan.
Sayu juga geli dengan kekesalanku, terbawa suasana dan membuat pengakuan palsu lagi dan lagi.
Pria dan wanita akan saling jatuh cinta hanya dengan menjadi dekat--- Jika ada rumus absolut seperti itu, itu akan lebih mudah.
Memang benar kami sering melakukan banyak hal bersama.
Aku tidak akan menyangkal jika orang-orang di sekitar kami mengatakan bahwa kami berhubungan baik.
Namun, tidak peduli seberapa dekat jaraknya, aku dan Sayu hanyalah senpai dan kouhai.
"Hei, Ki-senpai. Ini serius, apa ada kesulitan? Punya pacar yang tidak seimbang denganmu. Kurasa itu akan menjadi tidak mungkin suatu hari nanti."
"Mungkin ada juga cinta yang tidak seimbang di SMA. Anak muda yang belum dewasa dalam hidup selalu tidak stabil. Jika kau takut di sana, kau tidak akan bisa bergerak."
Aku melakukan yang terbaik yang bisa kulakukan sekarang dengan perasaanku sendiri.
"... aku sedikit terkesan dan aku muak dengan diriku sendiri."
Sayu tidak seperti biasanya dan terlihat sangat frustasi.
"Apa kau punya pendapat yang sedikit lebih baik sekarang?"
"Buu! Ki-senpai pasti segera dicampakkan!"
Sungguh, kouhaiku imut, tapi tidak mempesona.
***
Bahkan jika kami meninggalkan restoran cepat saji di depan stasiun, jalan pulang kami sama karena rumah kami berada di lingkungan yang sama.
Sambil sesekali berpapasan dengan siswa yang pulang dari kegiatan klub, seorang anak laki-laki tinggi mendekatiku tanpa ragu-ragu.
"Sena, apa kau langsung selingkuh? Boleh juga kau, penakluk wanita. Ayo kita beri tahu Arisaka-chan."
"Kubunuh kau, Nanamura"
Selesai latihan klub basket, sosok Nanamura Ryu dengan jersey menyeringai.
Seorang pria besar yang merupakan teman sekelasku dengan tinggi lebih dari 190 cm dan ace di klub bola basket.
Bahkan saat berbicara, ia memeriksa Sayu di sebelahku dengan tatapan tajam. Bagian dalam matanya berkilau.
"..... Hee. Kalian berdua punya hubungan ya."
"Apaan,", Aku bersiap untuk reaksi aneh Nanamura.
“Padahak aku kesepian lembur berlatih sendirian, sedangkan kau berkencan dengan gadis imut yang bukan pacarmu kah. ‘Aku populer karena aku bisa punya pacar’ juga berlaku untuk Sena ya. Periode populer yang belum pernah terjadi sebelumnya telah tiba?"
"Tidak seperti itu."
"Rasanya tidak jujur. Sesama laki-laki tidak menyembunyikan sesuatu satu sama lain, ‘kan."
Begitu aku menyadari situasinya, Nanami meletakkan tangannya di bahuku dan membelakangi Sayu.
"Nanamura. Sayangnya, itu bukan jenis hubungan yang kau harapkan."
"Lalu, hubungan macam apa? Sangat jarang bagimu untuk berduaan dengan seorang gadis pada saat seperti ini. Apalagi orangnya bukanlah Arisaka-chan, tapi tahun pertama, Yukinami Sayu."
Lengan besar yang menahanku terasa berat.
"Kenapa kau tahu nama Sayu?"
"Itu karena dia yang kuamati ketika datang ke pengenalan klub basket. Aku melewatkan kesempatan bertukar kontak karena dia pulang sebelum aku memamerkan dunk-ku."
"Senpai yang antusias yang sering mengamati kouhai ya."
Seperti Nanamura, aku tersenyum pahit.
"Hei, Ki-senpai. Bukankah kejam berbicara diam-diam dan meninggalkan seorang gadis cantik sendirian?"
Sayu membuat suara tidak puas.
"Sena. Pastikan kau perkenalkan padaku," dan aku terbebas dari lengan Nanamura.
"Anak ini namanya Yukinami Sayu. Dia dari SMP yang sama dan pernah menjadi kouhaiku di klub basket."
Aku berbicara singkat tentang Sayu.
"Tahun pertama, Yukinami Sayu. Senang bertemu denganmu."
Sayu memperkenalkan dirinya dengan senyum ramah. Itu adalah sapaan yang bagus dengan kesan pertama yang baik tanpa gugup atau tergagap bahkan di depan Nanamura yang besar.
"Tahun kedua, Nanamura dari klub basket. Sahabat Sena. Yukinami-chan benar-benar imut jika dilihat dari dekat ya! Aku pernah mendengar dari para junior bahwa kamu adalah gadis terimut meskipun masih kelas satu lho."
"Wow, Nanamura-senpai pandai dalam memuji ya. Sangat berbeda dengan Ki-senpai, dalam beberapa hal."
"Jangan membandingkannya denganku. Kebanyakan anak laki-laki tidak bisa mengalahkan Nanamura."
Aku men-tsukkomi-nya dengan relatif kalem disana.
Dia adalah seorang olahragawan dan memiliki wajah yang tertata dengan baik, dan selain itu, ini adalah cerita yang mengerikan dibandingkan dengan Nanamura, seorang laki-laki super karnivora.
Tln : pria karnivora adalah pria yang cenderung memiliki kepercayaan diri dan pribadi yang mendominasi. Mereka cenderung aktif mendekati para wanita dan sangat menjaga penampilan.
"Jika Yukinami-chan juga pemain berpengalaman, bukankah kamu akan bermain basket juga di SMA? Kamu juga datang ke perkenalan klub."
"Melihat latihannya yang sulit, aku ingin tahu apakah aku bisa mengikutinya."
"Tidak ada yang seperti itu. Sekarangpun akan disambut dengan hangat lho. Jika kamu suka, aku akan mengajarimu dengan penuh perhatian."
"Tidak, tapi aku tidak punya bakat."
Sayu dengan rendah hati mencoba menolak undangan antusias Nanamura.
"Aku juga berpikir kau harus melanjutkannya. Kau punya indera yang bagus, jadi kau pasti bisa berperan aktif."
Aku tanpa sadar menyela pembicaraan.
Aku mendengar di restoran cepat saji bahwa yang bersangkutan tidak ingin melakukannya, tapi karena aku tahu kemampuan Sayu, aku merasa itu sia-sia.
"Lihat. Senior Sena juga menandatanganinya. Yukinami-chan, kenapa tidak kamu pikirkan lagi?"
Nanamura juga tetap bertahan.
"Ki-senpai, padahal aku mencoba menolaknya, bisakah kamu tidak mengatakan hal yang tidak penting?"
Sayu ada di depan Nanamura, jadi dia tidak menurunkan senyumnya, tapi dia sangat marah.
"Maaf, Nanamura-senpai. Aku tidak merasa ingin melakukan kegiatan klub di SMA."
"Mengerti. Aku tidak bisa memaksa seorang gadis."
Menanggapi penolakan Sayu yang jelas, Nanamura juga menarik diri dengan cepat.
"Nanamura-senpai seorang gentleman ya! Sangat berbeda dengan Ki-senpai yang bahkan tidak mengetahui hati wanita."
"Sudah kubilang jangan bandingkan denganku," kataku mengerutkan kening.
"Yah, kesampingkan kegiatan klub. Bagaimana, Yukinami-chan. Lain kali, ayo berkencan denganku bukan dengan Sena yang tidak sensitif."
Nanamura dengan blak-blakan mendesak Sayu, meski baru saja dia menolak ajakan masuk klub.
Ketegasan dan kejantanan ini harus diteladani sebagai anak laki-laki.
Setiap kali aku melihatnya dari samping, jujur aku terkesan.
"Eh~, bukankah kamu mengatakan itu pada bermacam gadis?"
"Tidak mungkin. Hanya Yukinami-chan."
"Aku merasa terhormat dengan undangannya, tapi Nanamura-senpai sangat populer, ‘kan. Aku khawatir tentang perselingkuhan, jadi aku akan menahan diri untuk tidak melakukannya. Selain itu, olahragawan bukan tipeku."
"Ikan yang coba kamu lepaskan itu besar lho, Yukinami-chan."
"Tapi Nanamura-senpai baik, jadi kamu akan mengundangku lagi dengan bentuk yang berbeda, ‘kan?"
Sampai akhir, Sayu mencoba menghindari kencan hanya berdua.
Nanamura benar-benar teguh sambil mempertimbangkan niat Sayu sebenarnya.
Kedengarannya seperti percakapan yang menyenangkan, tapi aku merasa seperti melihat sekilas perang psikologis antara pria dan wanita.
"Kalau begitu, ayo pergi karaoke bersama? Sena juga ajak Arisaka-chan. Bagaimana dengan ini?"
Jika kencan tidak memungkinkan, Nanamura akan beralih ke kencan grup. Dan aku digunakan sebagai bahan tambahan.
"Boleh juga! Aku suka karaoke! Dan aku ingin bertemu dengan pacar cantik yang dirumorkan!"
Segera, Sayu memberikan OK tanpa ragu-ragu. Kau ini kenapa.
"Bagus, Yukinami-chan. Nice! Kalau begitu koordinatornya Sena, kuserahkan padamu ya?"
"Ha? Aku yang melakukannya?"
"Hanya kau yang tahu kontak Arisaka-chan. Buatlah grup line dan ajak dia sekalian."
"Itu benar, tapi ..."
Ia seenaknya memutuskan tanpa menanyakan keadaanku.
"Pelaksanaanya, hari jumat hari dimana aku libur latihan. Yukinami-chan, apa kamu bebas minggu ini?"
"Ya, tidak apa-apa!"
"Yosh, sudah diputuskan! Kalau begitu Sena, aku serahkan sisanya padamu."
"Ki-senpai. Tolong pastikan bawa pacarmu!"
Mereka memandangku dengan mata yang seolah-olah mengatakan tentu kamu akan menerimanya, ‘kan.
"Oke, aku akan melakukannya. Aku akan mengundang Yoruka juga."
Jadi, keputusan cepat yang bagaikan badai membawaku pergi ke karaoke hari Jumat ini.