Watashi Igai to no Love Comedy wa Yurusanai n Dakara ne [LN] V1 Chapter 12
Chapter 12 – Hal yang paling kuinginkan
Miyachii berkata, "Serahkan padaku," dan menyuruhku menunggu di kelas.
“Tidak apa-apa. Jika Miyauchi mengatakan dia akan melakukan sesuatu maka percayalah padanya.”
Sebelum pergi ke kegiatan klubnya, Nanamura mengatakan hal itu. Mungkin karena wajahku terlihat sangat khawatir.
“Tidak, aku tidak khawatir dengan Miyachii. Bukan seperti itu.”
Aku memiliki kepercayaan penuh pada seorang gadis bernama Miyauchi Hinaka. Seistimewa itulah anak itu.
Jika Arisaka Yoruka tidak berada di SMA Eisei, aku mungkin memiliki kehidupan SMA yang berbeda.
“Apa ada yang lain?”
“--- ada sesuatu yang sedikit kukhawatirkan.”
Aku pergi ke ruang staf.
Aku menghadap Kanzaki-sensei di ruang wawancara siswa di ruang staf.
“Sena-san. Apa yang ingin kamu bicarakan.”
Seperti biasa, wanita cantik ala Jepang yang ekspresinya tidak bisa dibaca ini merespon dengan acuh.
“Ini tentang Arisaka.”
“Apa itu tentang rumor dia yang pulang pagi hari?”
“Tentu saja anda tahu, ya.”
"Karena itu secara alami masuk ke telingaku."
“Kapan sensei mengetahuinya?”
Kanzaki-sensei tidak langsung menjawab pertanyaanku.
"Apakah itu hal yang penting?"
“itu penting juga. Karena itu akan memperjelas detail penyebaran rumor ini.”
"Cara yang aneh untuk mengatakannya. Bukan siapa saksi matanya, tapi bagaimana penyebarannya?"
Kanzaki-sensei seolah sedang melihat niatku.
"Ada kegiatan klub upacara minum teh pada hari Sabtu, kan? Dalam perjalanan ke sekolah, seseorang dari klub upacara minum teh menyaksikan Arisaka. Ini adalah gosip dari Arisaka Yoruka, yang terkenal cantik di sekolah, jadi gadis-gadis muda akan tertarik dengan itu semua bukan. Itu menyebar dalam sekejap bahkan di dalam klub."
“Dari awal, ada hal yang meragukan. Jika Arisaka-san benar-benar terlihat di depan stasiun pada hari Sabtu pagi, dapatkah disimpulkan bahwa dia pulang di pagi hari? Itu imajinasi yang berlebihan."
Kanzaki-sensei memberikan pendapat yang objektif dari sudut pandang seorang guru.
"Aku juga ingin setuju jika memungkinkan, tetapi aku tidak bisa."
“Kenapa? Tidak ada foto seharusnya.”
"Karena rumor itu benar. Aku berkencan dengan Arisaka Yoruka. Hari itu dia menginap di rumahku."
"... sebagai seorang guru, saya tidak bisa mengabaikan apa yang baru saja kamu katakan."
Seperti yang diduga, raut wajahnya berubah.
"Tentu saja, saya mengaku. Tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan sensei. Dia tidak bisa pulang karena hujan deras. Dan keesokan paginya, saya mengantarnya dengan pakaian biasa ke stasiun. Yah, apapun faktanya, itu hanya bukti tidak langsung, tapi itu cukup untuk disalahpahami. Dari sudut pandang orang lain, kebenaran bisa dipalsukan sebanyak yang mereka mau.”
Aku berbicara dengan percaya diri.
Aku yang seperti itu pasti mencurigakan. Kanzaki-sensei menatap kearahku.
"Apa yang ingin Sena-san katakan?"
"Kenapa Kanzaki-sensei membiarkan penyebaran rumornya?"
Suaraku secara alami memancarkan permusuhan. Itu adalah kebalikan dari kepercayaan pada Kanzaki-sensei.
--- mengapa sensei tidak menghentikannya?
"Cara rumor menyebar kali ini terlalu cepat."
Aku mengambil sebuah kesimpulan.
"Gadis-gadis dari klub upacara minum teh pasti patuh jika sensei melakukannya. Karena kepercayaan dan rasa hormat kepada sensei, klub upacara minum teh kita bangga dengan popularitas dan skalanya yang tidak seperti klub budaya. Kejadian kali ini jelas tidak seperti klub upacara minum teh. Jika sensei lebih berhati-hati, penyebaran rumor ini pasti lebih lambat. Namun, hanya dengan dua hari, seisi sekolah tahu tentang Arisaka yang pulang di pagi hari.”
Kau tidak bisa memperkecil rumor.
Akhirnya, itu menjadi situasi yang diketahui oleh banyak orang.
Meski begitu, mustahil untuk diketahui di seluruh sekolah secepat ini kecuali klub upacara minum teh, tempat para tokoh sentral sekolah berkumpul, menjadi sumber rumor.
“Sena-san sepertinya menilai saya terlalu tinggi.”
Mungkin kesimpulanku tepat sasaran, ada senyum kecil dimulut Kanzaki-sensei.
“--- tentu saja, saya sudah memberikan peringatan tegas pada anak-anak klub upacara minum teh bahwa menyebarkan rumor tidak bermoral seperti itu adalah hal yang buruk. Namun, tidak mungkin semua anak mematuhinya. Pada saat saya mendengar rumornya, sepertinya itu sudah diketahui oleh banyak siswa. Bagaimanapun, hasilnya adalah seperti sekarang ini.”
Kanzaki sensei menjawab dengan penyesalan.
"Saya belum dewasa sebagai guru. Jika saya memiliki kekuatan lebih, saya mungkin bisa melindungi Arisaka-san ..."
Orang ini serius memikirkan murid-muridnya. Itu sebabnya aku tidak bisa membenci Kanzaki-sensei.
Bahkan ketika aku harus keluar dari klub basket tahun lalu, dia terus bernegosiasi sampai akhir.
Saat pengeluaranku dari klub tidak bisa dibatalkan, sensei benar-benar meminta maaf padaku.
Membuat semuanya tenang, bagi orang dewasa juga adalah hal yang sulit.
Tidak peduli seberapa luar biasanya Kanzaki-sensei, dia masih seorang wanita muda berusia dua puluhan. Sulit untuk mengendalikan dengan sempurna siswa SMA yang berda di puncak kenakalan mereka.
Sebenarnya, semua anak dari klub upacara minum teh mungkin mengikuti apa yang dikatakan sensei. Namun, jika ada siswa lain yang diberitahu sebelumnya, rumor akan menyebar tanpa izin. Mereka yang membuat rumor menganggap itu hanyalah bahan percakapan dan tidak membayangkan bahwa ada seseorang yang merasa tidak senang.
"Maaf. Aku juga berbicara terlalu banyak."
“Bukankah hal yang wajar seseorang mengkhawatirkan pacarnya? Fufufu, Sena-san yang seperti itulah yang mungkin telah menarik hati Arisaka-san.”
"Cupidnya itu sensei, lho."
"Kupikir jika itu Sena-san, kamu akan menjadi teman bicara yang baik untuknya, ---tapi saya tidak menyangka kalian menjadi kekasih. Kakak Arisaka-san juga terkejut."
“...... kenapa, kakak Arisaka?”
Pada kemunculan orang yang tidak terduga, aku sangat bersiaga.
"Kakak Arisaka-san adalah lulusan sekolah ini. Dia juga siswa dari kelas pertama yang saya walikan. Setelah luluspun kami masih berhubungan, dan pada suatu waktu, kakak perempuan Arisaka-san berkata, “Adik perempuanku akan masuk sekolah ini. Tolong bantu dia, sensei,”
"Itulah mengapa anda mengizinkan Arisaka menggunakan ruang persiapan seni, ya."
“Saat saya mendegar tentang kejadian kali ini, saya segera menghubungi kakak perempuan Arisaka-san. Dia biasanya sibuk dengan studinya, tetapi pada hari Jumat yang hujan lebat itu, dia ada di rumah, karena itu aku mengerti kalau Arisaka-san menginap di suatu tempat.”
Tentu saja, setelah memutuskan untuk menginap di rumahku, tidak ada tanda Yoruka menghubungi keluarganya.
“Dan kamu mengkonfirmasi kebenaran dari dia yang pulang pada pagi hari, kan.”
Kanzaki-sensei tahu bahwa rumor itu benar sebelumnya. Itu sebabnya aku tidak bisa bergerak sembarangan.
"...... pada awalnya, saya hanya berpikir bahwa hubungan manusia Arisaka-san akan berkembang sedikit demi sedikit melalui interaksi dengan Sena-san."
"Anda membuatku memainkan peran besar, ya. Mengatakan sesuatu yang sederhana, seperti penengah."
"Karena saya hanya bisa membayangkan Sena-san, yang akan baik-baik saja dengan Arisaka-san."
“Tenang saja, sensei. Karena aku telah jatuh cinta pada Arisaka. Tidak peduli apa kata orang, aku tidak memiliki keinginan untuk berpisah dengannya.”
Aku menyatakan secara terbuka di depan guru.
Dari sudut pandang orang yang berhadapan dengan siswa setiap tahunnya, mungkin itu adalah ucapan yang sangat kekanak-kanakan. Tapi bagiku, saat ini adalah segalanya, dan jika aku tidak melakukan yang terbaik di sini, aku akan menyesalinya seumur hidupku. Hanya itu yang ingin kuperjelas.
“Menyombongkan pacar, tolong lakukan itu ditempat lain.”
Kanzaki-sensei tersenyum.
“Sensei. Imbalan yang anda janjikan saat aku mengambil posisi sebagai perwakilan kelas, anda akan membantu saat aku dalam keadaan darurat, ini tiba-tiba tapi aku akan menggunakannya. Tolong lakukan satu follow-up yang baik. Tentang Arisaka, aku yang akan melindunginya.”
“......... kali inipun, mari kita lakukan yang terbaik.”
***
Aku kembali ke ruang kelas A tahun kedua. Tidak ada sosok Yoruka.
Aku memikirkan tentang setelah ini sambil menatap kosong kearah lapangan dari dekat jendela.
Bagaimana cara mengakhiri sebuah fenomena yang disebut sebagai rumor, ya.
Yoruka secara sepihak memutuskan untuk putus. Meskipun aku percaya dengan follow-up Miyachii, itu tidak ada artinya jika pada akhirnya aku tidak bisa berbaikan dengan Yoruka.
Meskipun aku berkata dengan angkuh kepada Kanzaki-sensei, tidak ada ide bagaimana mengatasi situasi saat ini. Semakin aku memikirkannya, perasaanku semakin tenggelam.
Miyachi dan Nanamura peduli padaku. Kanzaki-sensei juga bergerak untuk menyesuaikan diri dalam bentuk terbaik.
Bagaimanapun, ketika kau sendirian, kekuatanmu juga ada batasnya.
Aku membaca lagi line dari Yoruka. Hanya dengan itu saja hatiku sakit. Apa aku dicampakkan oleh pacar tercintaku. Sendirian seperti ini, bersikap kuat pun sulit.
Semakin kuat perasaan memikirkan Yoruka, semakin besar rasa sakit di hati.
"Pasti akan sulit untuk kembali menjadi teman ......"
Musim semi yang terlalu singkat.
Masa pacaran yang bahkan kurang dari sebulan.
Sebuah pengakuan dibawah pohon sakura dengan kesiapan untuk ditolak. Ketika aku berpacaran dengannya dan merasakan kehangatannya, aku memiliki kenangan spesial yang tak terlupakan. Karena masing-masing itu serius, itu berubah menjadi rasa sakit yang menusukku.
--- pengakuan dan rasa sakit adalah selalu dua sisi dari hal yang sama.
Jika ditolak tentu saja menyakitkan.
Tapi, bahkan jika berjalan dengan baik, cepat atau lambat rasa sakit dari perpisahan menunggu.
Ketika aku menyatakan perasaanku, aku hanya bisa membayangkan sampai aku berpacaran. Aku tidak bisa untuk berpikir lebih dari itu.
Bagiku yang belum pernah memiliki pacar, dia adalah pacar pertamaku dan patah hati pertamaku.
Aku merasa seperti saluran udara yang tidak akan terisi sepanjang hidupku telah terbuka di dadaku.
“Seperti yang kuduga, persahabatan antara laki-laki dan perempuan bisa terjalin, adalah sebuah kebohongan besar.”
Sambil menempelkan dahiku di kaca jendela, aku menggumamkan sesuatu yang sentimental yang tidak seperti diriku.
Di kejauhan, aku mendengar permainan dari klub alat musik tiup. Di lapangan, ada suara pukulan dari klub baseball.
Tln : mirip kalimat Yoruka di chapter 11
“Oh, Kisumi-kun? Kamu masih disini.”
Sebaliknya, Hasekura Asaki muncul di kelas.
“Asaki-san, masih belum pulang, ya.”
“Aku datang mengambil barang yang ketinggalan. Aku sedang mengobrol di kelas lain beberapa waktu lalu, tapi itu berubah menjadi tentang Arisaka-san yang sedang menjadi topik utama."
“Begitu.”
Aku hanya mengeluarkan suara yang samar.
“...... sebelumnya aku sudah bilang kan, jika ada yang kamu khawatirkan aku akan membantumu. Kamu tidak apa-apa?
Tln : chapter 4
Asaki-san mendekat.
“Ah, ya. aku baik-baik saja.”
“Jangan memaksakan diri. Entah kenapa, kamu terlihat sangat lelah.”
“Begitukah.”
“Karena aku tahu kalau Kisumi-kun itu orang yang baik dan perhatian.”
Asaki-san menunjukkan gigi putihnya dan menyemangatiku dengan senyuman.
“...... meskipun dipuji tiba-tiba, tidak akan ada apapun yang muncul.”
Terpancing, akupun tersenyum kering.
“Tidak apa-apa. Karena bagiku Kisumi-kun itu berharga.”
“--- apa maksudmu?”
“Hei, Kisumi-kun. Mau pacaran denganku?”
Seperti serangan kejutan, tangan Asaki-san menyentuh tanganku.
“...... apa katamu?”
“Aku bilang apa kamu mau berpacaran denganku.”
Asaki-san mengulangi dengan jelas seolah agar aku tidak bisa melarikan diri.
Cara dia mengatakanya seperti anak kecil, tapi tatapannya itu serius.
“Ada orang lain yang lebih cocok dengan Asaki-san. Orang sepertiku---“
“Bukankah kamu juga akrab dengan gadis dengan peringkat yang lebih tinggi, kan?”
Dia memotong kata-kataku.
Sudah pasti pengakuan itu adalah lelucon. Tapi, Asaki-san tidak membiarkanku mengalihkan topik.
Sepertinya tidak mungkin untukku mengelaknya.
“--- soalnya, kamu tidak menyukaiku, kan.” Kataku dengan wajah serius.
Sebagai sesama perwakilan kelas dari kelas yang sama, aku enggan mengatakan dengan jelas karena sepertinya itu akan memperburuk hubungan kami. Namun, cintaku pada Yoruka tidak seringan itu sehingga pengakuan dari Asaki-san bisa menggoyahkannya.
“Kejamnya. Dikira seperti itu.”
“Kamu bermaksud menyindir Arisaka ‘kan, tapi itu tidak ada artinya.”
“...... kenapa?”
“Aku dicampakkan saat istirahat makan siang.”
Kepalaku yang tidak berfungsi dengan baik tanpa sadar mengatakan dengan jujur padanya.
Bagaimanapun, Asaki-san pasti membuat lelucon seperti itu karena persaingannya terhadap Yoruka.
Jika dia tahu itu tidak ada gunanya bagiku, aku yakin dia akan mengeluh dan menuangkan kata-kata dingin. Dan berakhir dengan itu. Hari ini adalah hari yang sangat sulit. Aku bersiap dan menunggu kata berikutnya darinya.
“Ini semakin tidak menyenangkan. Kalau begitu, ayo kita berpacaran.”
“...... eh, kenapa jadi seperti itu!”
Aku terkejut dan membuat suara keras.
“Tidak tidak, dari alur percakapan saat ini, kamu seharusnya kehilangan minat dan keluar dari kelas, lalu membiarkan ini menjadi sebuah lelucon. Kenapa kamu menegaskan kalau itu adalah sebuah pengakuan? Apa kamu gila?”
“Itulah kenapa aku bilang kalau aku shock karena kamu tidak menyadari perasaanku, ‘kan. Aku, sangat menyukai Kisumi-kun. Sangat nyaman dan menyenangkan saat bersama. Bukankah menurutmu itu yang terbaik?”
Oh, sepertinya aku mendapat pengakuan dengan alasan yang bagus.
Pola ini benar-benar tidak terduga.
"Atau mungkin, kamu membenciku?"
“Kupikir, kamu adalah rekan yang baik. Sebagai perwakilan kelas.”
“Kalau begitu kita bisa melakukannya sebagai sepasang kekasih, ‘kan. Ya, tidak ada masalah.”
"B-Bagaimana dengan urutan prioritas percintaannya? Bukankah itu terlalu singkat?"
"Anak laki-laki yang cukup peduli dengan perubahan urutan prioritas hanya Kisumi-kun."
“Err, apa Asaki-san orang yang seperti itu? Aku pikir kamu lebih pandai dalam mengambil jarak, um”
“Apa yang akan terjadi saat kamu menahan diri dalam percintaan? Bukankah menyenangkan bisa berterus terang pada orang yang kamu suka. Tentu saja aku ingin menang melawan Arisaka-san, tapi selain itu, aku ingin lebih akrab dengan Kisumi-kun.”
“Masa muda, ya.”
"Jangan terkesan seperti itu adalah urusan orang lain, beri tahu aku jawabanmu. YES atau ya."
“Itu benar-benar hanya satu pilihan, ‘kan!”
“Kamu dicampakkan bukan. Jadi aku akan menghiburmu.”
Kemarilah, dan Asaki-san merentangkan tangannya dan siap menerima pelukkan.
“Tidak tidak tidak!”
“Keras kepala ya. Yah, dadaku tidak sebesar Arisaka-san, tapi bentuknya lebih bagus dari rata-rata, lho.”
“Bukan masalah dada! Perkembangan yang nyaman seperti ini, memangya ini rom-com kah.”
“Bukankah melakukan pendekatan saat sedang putus cinta adalah hal yang paling efektif.”
“Itu, aku tidak tahu harus berkata apa.”
“Romansa di kenyataan pun, jika melakukannya secara strategis, akan ada timing yang seperti di rom-com.”
“Meski begitu...”
"Apakah itu naluri keibuan, ya. Soalnya sekarang Kisumi-kun benar-benar terluka, ‘kan?"
“------“
Aku kehilangan kata-kata saat ditusuk tepat sasaran.
Bagaimanapun, begitulah. Cinta ini, terlalu banyak perbedaan antara Yoruka dan aku sejak awal.
Tidak peduli seberapa banyak aku berpikir, dia dengan cepat memutuskan untuk putus dengan satu pesan yang dia kirim. Aku yakin itu pasti menurut kata hatinya. aku bisa mengira sebanyak itu.
--- tetap saja, itu menyakitkan saat orang yang kusukai mengatakan, ‘Ayo putus”, karena itu adalah cinta yangs serius.
Bahkan jika kepalaku bisa memahaminya, hatiku sama sekali tidak.
Aku tidak ingin putus dengan Yoruka.
Aku ingin menghabiskan waktu bersenang-senang dengannya lebih banyak.
Aku ingin mengenalnya lebih dalam.
Aku ingin bersamanya selamanya.
“Asaki-san, aku---“
“Apa, yang sedang kamu lakukan?”
Aku berbalik sebelum aku selesai berkata. Yoruka ada di sana.
“...... Yoru, ka?”
Dia muncul di saat yang paling buruk. Aku kebingungan karena aku tidak tahu bagaimana menghadapinya.
Namun, Yoruka mengabaikanku dan berdiri di depan Asaki-san.
“Kamu, menyukai Kisumi?”
“Memangya kenapa? Kamu sendiri yang memutuskan Kisumi-kun, ‘kan? Jadi Arisaka-san sudah tidak ada hubungannya lagi, ‘kan?”
Asaki-san, yang merupakan orang yang pandai berkomunikasi, tidak takut sama sekali.
Lawan yang terlalu buruk bagi Yoruka untuk bersaing.
“--- aku belum mendengarnya.”
“Apa katamu?”
“Aku belum menerima balasan dari Kisumi yang menerima untuk putus denganku! Karena itu, kami masih berpacaran! Kami tidak putus!”
Yoruka membuat penegasan yang luar biasa.
Asaki-san yang tercengang, berkata, “Kisumi-kun sendiri yang mengatakan ia dicampakkan,” dengan senyum pahit.
"Aku belum mendengar jawaban dari Kisumi, jadi kami masih berpacaran!"
“Apa kamu tahu kalau kamu mengatakan hal yang tidak masuk akal?”
"Aku tidak tahu apa yang aku tidak tahu!"
“Rengekan Anak-anak!”, Asaki-san juga meninggikan suaranya.
"Maaf, tapi Arisaka-san, kamu melakukan hal yang sangat kejam. Jika ada orang yang tahan dengan candaan, maka ada juga yang tidak. Kisumi itu serius. Namun kamu mengayunkan pacarmu untuk kenyamananmu sendiri dan mengkhianatinya."
“Itu, aku juga tahu!”
Yoruka yang tampak terdiam sejenak, menjawab kembali.
“Jangan menentangnya lagi, dasar...”
“Orang luar jangan mengganggu!”
"Arisaka-san lah yang menyela pembicaraan. Bagi kami, kamu adalah orang luar."
"Jangan bicara seolah-olah laki-lakiku berada di sisimu. Kisumi itu milikku!"
“Itu status yang luar biasa. Serakah.”
“Aku tidak peduli apa yang kamu katakan. Tidak apa-apa selama ada Kisumi. Kisumi adalah segalanya bagiku. Aku puas hanya dengan kehadiran Kisumi. Sena Kisumi adalah bagian dari diriku. Aku tidak bisa hidup tanpa dia lagi. Tidak ada pengganti. Jadi aku tidak akan memberikannya padamu. Aku tidak akan pernah melepaskannya!"
Yoruka yang selalu tenang pada teman sekelasnya tidak ada disana.
Hanya saja, dia mati-matian memuntahkan semua perasaan dari seluruh tubuhnya.
“---, itu terlalu berlebihan untuk romansa SMA.”
"Kalau begitu, pergilah. Jika kamu menggangguku, aku tidak akan memaafkanmu. Meskipun aku tidak berniat bertarung sampai mati, jangan sentuh laki-lakiku."
Arisaka Yoruka menganggapnya serius.
Dia mengubah cinta yang tak tergoyahkan dalam dirinya menjadi kepercayaan diri dan menunjukkan kekuatan yang telah dia tekan.
"Aku tidak akan pernah membiarkan Kisumi menyukai siapa pun selain aku!"
Cinta Yoruka bergema di ruang kelas.
Seperti yang diharapkan, Asaki-san tidak punya pilihan selain kebingungan.
"Maaf. sepertinya itu kesalahpahamku. Pacarku hanya Arisaka Yoruka. Jadi, apa kamu tidak keberatan jika aku memintamu untuk menganggap yang tadi itu tidak terjadi?"
“Aku akan melakukannya. Sepertinya akan merepotkan untuk menjalani kehidupan SMA sambil ditatap terus-menerus oleh Arisaka-san seperti ini. Untuk sekarang, aku akan melupakannya.”
“Terima kasih. Asaki-san.”
Dirinya yang sangat dewasa meninggalkan kelas seolah-olah tidak ada yang terjadi.
Sampai punggungnya tidak terlihat lagi, Yoruka tidak melonggarkan kewaspadaannya.
“Yoruka, yang tadi itu---“
“Saat mendapat pengakuan dari gadis itu, kamu sedikit goyah bukan.”
Yoruka melompat ke dadaku.
Dia menekan dahinya dengan erat dan menyembunyikan wajahnya.
“Kalau itu, karena aku tidak menyangka kalau dia serius.”
“Kamu juga diam tentang Miyauchi-san yang menyatakan perasaannya padamu.”
"Ada masalah privasi, dan itu sebelum aku mendengar jawaban Yoruka. Sekarangpun, itu benar-benar mengejutkanku......"
“Kisumi, tak terduga populer.”
Pacarku ini benar-benar merajuk.
"... Aku minta maaf untuk mereka berdua, tapi aku tidak menyadarinya."
"Kamu bahkan tidak menyadari perasaanku selama lebih dari setengah tahun. Dasar tidak peka."
“Karena Yoruka pandai menyembunyikannya.”
"Saat kita mulai berpacaran, kamu tahu bahwa itu benar-benar kebalikannya, ‘kan"
“Aku selalu menyukai Arisaka Yoruka. Sampai saat ini, dan dari saat ini. Tidak mungkin gadis selain Yoruka. Aku tidak ingin putus dengan Yoruka. Aku ingin selalu bersamamu.”
Semenjak aku menyatakan perasaanku saat dibawah pohon sakura, cinta kami tersampaikan.
"......... Aku tidak peduli dengan yang lain. Aku bisa tahan dengan itu. Tapi Kisumi adalah pengecualian. Aku, khawatir. Bagaimana jika aku dibenci oleh Kisumi, aku selalu takut."
“Akupun, bertanya-tanya kenapa aku bisa berpacaran dengan Yoruka.”
"Aku masih khawatir..."
“Tidak. Aku dibuat menunggu selama liburan musim semi, jadi seharusnya kita imbang sekarang.”
“Yang aku suka hanyalah Kisumi.”
“Lalu, tidak apa-apa menganggap tentang putus itu tidak ada?”
“Aku tidak mendengar balasannya jadi aku tidak tahu.”
“...... ayo anggap seperti itu.”
Aku melingkarkan lenganku di punggungnya dan memeluknya.
“Maaf ya. karena aku pacar yang merepotkan.”
Yoruka juga memelukku.
“Aku mencintaimu, Kisumi.”
“Aku sudah tahu.”
Tidak peduli siapa berkata apa, kami berdua adalah sepasang kekasih yang saling mencintai.