Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Jika ada kesalahan ejaan, salah ketik dan yang lainnya, tolong berikan feedback di kolom komentar

Watashi Igai to no Love Comedy wa Yurusanai n Dakara ne [LN] V1 Chapter 1

 Chapter 1 - Aku ingin bermesraan meskipun dilarang




Persahabatan antara laki-laki dan perempuan bisa terjalin, adalah sebuah kebohongan besar.


Buktinya, tidak ada sejarah yang mencatat nama yang mengatakan hal tersebut.


Sudah dipastikan bahwa omong kosong itu hanyalah untuk kenyamanan seorang gadis populer, yang ingin tetap di zona pertemanan dengan pihak lain, atau untuk laki-laki yang tidak bisa maju ke langkah selanjutnya. Atau bisa juga sebaliknya.


Tapi hal yang ingin kukatakan adalah, setidaknya laki-laki yang bernama Sena Kisumi tidak bisa mengatakan itu.


Percaya pada kata-kata yang tidak berdasar, perassanku menjadi kuat dan aku tidak dapat menyembunyikannya lagi.


Aku gelisah karena aku sangat serius, tapi aku memilih untuk menyampaikan perasanku. Aku tidak pernah berpikir akan jatuh cinta padanya.


Awalnya munngkin kebetulan, tapi perassan ini nyata.


“Aku menyukaimu, berpacaranlah denganku”


Pada hari terakhir tahun pertama SMA-ku, aku mengakui perasaanku pada Arisaka Yoruka.


Pertaruhan sekali seumur hidup, dibawah bunga sakura yang mekar dengan tergesa-gesa.


“Sena, menyukaiku?”


Arisaka tercengang dengan kejutan itu.


Aku memanggilnya untuk datang ke pohon sakura besar yang ada di belakang gedung sekolah.


Meskipun aku sudah berhati-hati dan memilih spot pengakuan yang terkenal di sekolah, dia sepertinya benar-benar tidak menduga hal ini.


Aku tahu dari awal bahwa kami tidak seimbang.


Ada terlalu banyak perbedaan antara Arisaka Yoruka, yang cantik dan sempurna untuk semua orang, dan Sena Kisumi, yang biasa-biasa saja dan tidak mencolok. Persamaannya adalah kami berada di kelas yang sama.


"Sena, berarti kamu ingin menjadi sepasang kekasih denganku, kan?"


Suara Arisaka bergetar.


"Aku ingin mengubah hubungan kita menjadi sepasang kekasih. Serius, dari lubuk hatiku."


Keberanian yang telah kukeluarkan untuk mengaku padanya sepertinya tidak tersampaikan.


Tentu saja, pengakuan ini adalah kenyamanan sepihakku.


Tanpa peduli bagaimana perasaannya.


Aku juga sangat tahu bahwa Arisaka tidak pernah memikirkan untuk memiliki hubungan spesial seperti kekasih.


Arisaka Yoruka adalah gadis yang sangat cantik sehingga dia sangat populer, karenanya aku ragu dia adalah seorang manusia.


Setiap hari, dimanapun dan kapanpun dia akan menarik perhatian orang-orang, yang menjadi penyebab stress orang lain.


Terutama mereka yang tertarik dengan kecantikannya dan telah menembak Arisaka, yang pada akhirnya ditenggelamkan dengan kasar oleh Arisaka. Aku sudah sering melihat pemandangan seperti itu.


Ada juga tanggapan tanpa ampun dari Arisaka Yoruka, yang membuat sekarang tidak ada yang menembaknya.


Laki-laki seperti apakah yang beruntung yang cocok dengan orang secantik dia? Jujur aku tidak bisa membayangkan mendapatkan OK dari Arisaka.


Untuk berharap pada tantangan yang sembrono ini, aku benar benar bodoh.


Ini adalah sebuah pertaruhan, jika aku melakukannya dengan buruk, mungkin aku tidak bisa berbicara dengannya lagi.


Tapi tidak ada alasan untuk mundur jika aku benar-benar menyukainya.


Jika aku memikirkan dengan tenang, tidak mungkin untuk berhadapan secara langsung dengan Arisaka itu.


“Pacar...”


Arisaka menyembunyikan mulutnya dengan tangannya untuk menghentikannya berteriak, dan terhuyung-huyung kebelakang seperti itu.


Sepertinya ada yang salah.


“A-arisaka...?”


“Sena, serius? Jika aku mengatakan OK, aku akan jadi pacarmu loh!”


“Ya. Aku juga ingin menelfonmu ketika kita sedang terpisah, aku juga ingin berkencan."


“Melakukan hal mesum bersamaku juga?”


Keteganganku lenyap seketika mendengar pertanyaannya yang tiba-tiba itu.


“Bohong jika aku mengatakan aku tidak tertarik.”


Aku menjawab dengan serius tanpa jeda.


Jika aku ragu atau tersenyum malu disini, itu akan memberikan kesan menjijikan. Aku serius.


“Dasar orang jujur!”



“Bukankah Arisaka yang bertanya!?”


“Habisnya, aku tidak berpikir kamu akan menjawab dengan penuh semangat!"


Arisaka memeluk tubuhnya yang mempesona, yang sulit dipercaya bahwa dia seumuran.


Dadanya yang berlimpah dan tubuh serta pantatnya besar, seolah-olah untuk menekankan anggota badan yang ramping, badan yang proporsional, dan pinggul yang kurus.  Tubuh feminin yang membuat pria dan wanita terpesona.


“Fu, fuuu. Jadi Sena tertarik padaku.”, kata Arisaka dengan suara keras, berusaha mempertahankan sikap percaya dirinya yang biasa.


“Untuk memastikan, yang membuatku jatuh cinta adalah kepribadianmu, bukan tubuhmu. Tolong jangan salah paham di bagian itu.”


“Aneh.”


“Kenapa.”


“Kepribadianku sama sekali tidak cocok untuk hal yang berbau romansa, jadi aku hanya akan menjadi masalah.”


“Arisaka, apa kau pernah punya pacar?”


“Tidak mungkin punya bukan!? Bodoh.”


Dia menyangkal dengan keras.


“Kalau kau tidak pernah berpacaran maka kau tidak akan tahu. Bagi laki-laki, kelemahan dari gadis yang disukainya adalah poin yang membuatnya terlihat imut.”


“Dasar, mengatakan hal yang memalukan tanpa ragu...”


Angin sepoi-sepoi bertiup.


Menggoyangkan rambut panjang Arisaka dan menerbangkan kelopak bunga sakura.


Mungkin karena itu, pipinya terlihat sedikit diselimuti oleh warna merah muda.


Rambut panjang dan berkilau mencapai pinggang, dan kulit putih seperti gadis salju tampak bersinar dari dalam.


Wajah yang rapi dengan mata yang jernih dan hidung yang kecil. Garis dagu indah.


Matanya yang besar seakan-akan mampu menghisapku, ditambah dengan bulu mata yang panjang.


Seperti yang kuduga, Arisaka Yoruka adalah gadis yang luar biasa


“Saat aku memutuskan untuk menyatakan perasaanku, aku juga sudah bersiap untuk akibatnya.”


“Akibatnya?”


"Dalam kasus terburuk, aku tetap ingin kamu tahu perasaanku bahkan jika Arisaka membenciku."


“A-aku, tidak mungkin aku akan membencimu, Sena”


Arisaka sangat canggung.


Mungkin itu adalah belas kasih terbaiknya untukku, yang menjadi teman sekelasnya selama setahun.


“Be-begitukah...”


Kata-katanya saat ini mungkin berarti bahwa kita harus terus menjadi teman baik.


Tidak berhasil kah?  Aku merasakan emosi gelap perlahan merembes.


Aku tidak bisa memikirkan kata-kata bagus untuk mengisi keheningan di sini.


Arisaka juga tetap diam.  Ketika aku berpikir bahwa aku harus pergi dengan tenang, Arisaka memberi tahuku kata-kata yang sulit dipercaya.


“---karena ini adalah pertama kalinya orang yang kusuka mengakui perasaannya padaku.”


...aku tidak, salah dengar kan?


Dia memang mengatakan aku adalah "orang yang kusuka".


"A-arisaka, barusan itu?"


"Mou! Aku tidak tahan!"


Dia tiba-tiba berteriak dan berbalik menghadap ke pohon sakura.  Bahunya yang rapuh bergetar.


"Ada apa, Arisaka. Kenapa kamu gemetaran?"


“Seriusan!? Sena menyukaiku! Ada hal seperti itu!? Jika ini mimpi kumohon jangan bangun.”


Arisaka Yoruka berteriak kegirangan, mengibaskan kakinya.


Dia mengekspresikan kegembiraannya dengan seluruh tubuhnya, itu seperti seorang gadis kecil yang diberi hadiah yang dia cari di pagi hari Natal.


"Kau benar-benar bersemangat,ya."


"Salah siapa memangnya! Bertanggung jawablah!"


"E~ aku yang dimarahi!!?"


Atmosfer tenang yang biasanya ada pada Arisaka Yoruka menghilang tanpa tersisa, dan dengan cepat emosinya meluap.


Ekspresi Arisaka yang sedang menghadapku sangat santai.


Dia menekan pipinya yang memerah dengan kedua tangannya.  Tetapi, warna kegembiraan yang bersinar di matanya tidak bisa disembunyikan.


"Soalnya, kita berdua punya perasaan yang sama loh! Tidak mungkin aku tidak senang kan!"


"Bisakah kau membagikan, kegembiraanmu..."


"Kenapa Sena tidak bersemangat, apakah kau tidak senang?"


"Reaksi Arisaka sangat tidak terduga, jadi aku melewatkan waktu untuk bersukacita."


Aku malah menjadi tenang pada perkembangan yang tidak realistis ini.


“Membosankan! Aku satu-satunya yang terlihat bodoh disini. Itu karena aku gugup ya. Bahkan sekarang pun masih gugup."


Mata besar yang menatapku menangis bahagia dan bersinar seperti permata.


Ini pasti adalah adegan bahagia untuk berbagi kegembiraan kan.


Entah kenapa aku tiba-tiba diceramahi tanpa alasan.


Aku sedikit kesal, tapi ketika aku menarik napas dalam-dalam dan yakin bahwa ini adalah kenyataan,  "...tidak apa-apa nih? Jika aku melepaskan perasaan jujurku, aku akan berlarian seperti anjing." Aku mengatakannya dengan bangga.


“Itu menjengkelkan. Juga, memalukan dan merepotkan jika orang lain melihatnya.” Arisaka mendapatkan kembali sedikit ketenangannya.


Saat mata kami bertemu lagi, kami sama-sama mengalihkan pandangan.


"Hey, untuk saat ini setidaknya aku sudah tahu bagaimana perasaan Arisaka, tapi."


"Tapi, apa?"


"Aku tahu kamu menyukaiku, tapi ..."


"Tapi?"


"Aku masih belum menerima balasan dari pernyataanku"


"Aku sangat senang dan benar-benar melupakannya. Tidak bisakah kita lewatkan saja?"


"Tidak bisa. Karena itu adalah hal yang sangat penting"


Ini tidak boleh dilewatkan begitu saja


"I-ini sulit"


"Jika kamu merusaknya di awal, itu tidak akan menjadi hal yang baik!"


"... Aku benar-benar gugup."


Telinga Arisaka memerah selagi dia menggigit bibir bawahnya.


Tampaknya dia akan mengucapkan kalimat yang penting, tapi suaranya tidak keluar.


"Bagaimana kalau menarik napas dulu?"


Sambil mengatakan "Ya, tunggu sebentar" dia menarik napas dalam-dalam untuk kedua kalinya


Dadanya yang luar biasa bergerak naik turun


“Sudah tenang?”


“Sena, kau mengakui perasaanmu dengan baik.”


“Terimakasih atas pujiannya. Aku juga ingin memujimu secepatnya”


“Aku tidak bisa melakukannya hanya karena kau sudah melakukanya terlebih dahulu!”


“Kenapa malu-malu begitu! Itu hanya balasan dari pengakuan bukan!”


Aku tidak akan menyerah disini. Kau pikir aku akan membiarkan ini berlalu begitu saja hanya karena kau imut.


“Coba kau tebak berapa lama cinta tak berbalasku!? Setengah tahun! Tidak apa-apa bukan jika menunggu sebentar lagi.”


“...Kau sudah menyukaiku sejak lama? Kukira aku bahkan tidak dianggap sebagai laki-laki.”


Fakta yang mengejutkan. Itu bukan waktu yang sebentar.


“I-itu, karena kau selalu datang ke ruang persiapan seni sejak musim panas, meskipun tidak ada urusan apapun. Berdua dengan laki-laki itu membuatku sangat gugup.”


Ruang persiapan seni, yang terletak di sudut gedung sekolah, adalah markas rahasia hanya untuknya. Para guru juga sudah memberi izin penggunaan ruang itu untuknya.


Di luar kelas, Arisaka Yoruka bersembunyi di sana, dan aku pergi untuk berbicara dengannya setiap hari. Setiap kali aku pergi bermain kesana, Arisaka dalam suasana hati yang buruk. Apakah itu karena gugup?


“Aku juga sama gugupnya”


“Yah, kau tidak menyerah dan terus datang setiap hari. Se-sena, seberapa besar kamu menyukaiku?”


Arisaka mati-matian berlagak kuat dan berusaha mempertahankan superioritasnya.


“Kalau itu, aku menyukaimu. Itulah kenapa sekarang aku mengakui perasaanku.”


“Jangan mengatakannya dengan jelas seperti itu!. Itu membuatku lebih gugup!.”


"Apakah cintaku begitu berpengaruh?"


Sosok seorang gadis cantik yang gelagapan karena berkali-kali mendapatkan pengakuan sangatlah indah.


"Karena --- hanya Sena yang spesial."


Arisaka seperti memaksakan diri untuk mengungkapkan kebenarannya.


"...... Itu sebabnya aku datang untuk memenuhi panggilanmu"


Arisaka mengatakannya dengan gelisah. Sepertinya dia mengerti maksud dariku memanggilnya ke tempat ini dari awal.


" ArisakaYoruka-san. Tolong beritahu  jawaban Anda."


Dengan pelan, adku mendesaknya untuk menjawab.


"... Sena"


"Ya"


"Haa~~ aku sudah pada batasku. Sena, lanjutannya lain kali."


"Eh, lanjutan? Arisaka!?! Arisaka ---!"


Sementara aku kebingungan, dia lari dari belakang gedung sekolah.


"Lain kali itu...,tapi lain kali itu semester baru loh."


Saat aku berdiri tertegun, tiba-tiba aku merasakan tatapan yang berbeda.


Melihat sekeliling dan melihat ke atas ke gedung sekolah, tidak ada seorang pun di sana. Mungkin perasaanku saja.


Arisaka bahagia dengan pengakuanku pada hari musim semi ketika bunga sakura mekar penuh.


Namun, tanpa mendengar jawaban yang jelas darinya, liburan musim semipun datang.

***




Aku dikirim ke liburan musim semi yang penuh kekhawatiran yang seakan akan membunuhku.


Sejauh reaksi Arisaka sendiri, tidak salah lagi kalau dia menyukaiku.


Lalu, kenapa dia menunda jawabannya.


Dengan dua huruf "Suka", hubungan kami akan naik peringkat sebagai kekasih yang bahagia.

Tln : Bahasa jepang “suka” adalah “好き/suki”, yang berarti terdiri dari 2 huruf “su” dan “ki”


Lalu aku bisa dengan bahagia menghabiskan liburan musim semi seperti orang idiot.


Aku yang tidak mendapat jawaban, berada di neraka delusi tanpa jalan keluar.


Di malam haripun aku tidak bisa tidur, dan selama liburan musim semi ini, aku benar-benar tidak stabil secara emosional.


Berada di dalam hubungan yang menggantung menjadi teman yang mendekati kekasih, delusi aneh mulai muncul dan aku terluka sendiri karena tidak menjadi kenyataan.


“……… Setidaknya aku harusnya bertukar kontak.”


Layar smartphone tanpa ada nama Arisaka Yoruka bersinar kosong.


Menyesalinyapun sudah terlambat.


Dia juga belum bertukar kontak dengan teman sekelasnya. Tentu saja aku juga.


Meskipun aku datang ke tempat persembunyiannya, Ruang Persiapan Seni, aku tidak mempunyai kontaknya sampai hari ini.


Karena tidak ada yang bisa kulakukan, aku harus dengan sabar menunggu liburan musim semi berakhir.


Apakah jika benar-benar jatuh cinta akan membuat dada sakit seperti ini?


Bagaimanapun, aku belum pernah punya pacar.


Aku juga kurang berpengalaman.


Dalam kasus seperti itu, tidak ada bukti bahwa jika  mengambil tindakan seperti itu, itu akan berhasil.


Satu-satunya hal yang membuat pemula tiba-tiba mendapatkan pengalaman praktis, adalah hubungan asmara.


Awalnya, aku bukan tipe orang yang memiliki kekaguman yang kuat terhadap percintaan.


Aku memiliki keinginan samar untuk memiliki pacar ketika aku memasuki masa pubertas, tetapi aku tidak terburu-buru untuk mendapatkannya sesegera mungkin.


Jadi, yang mengubahku tidak salah lagi Arisaka Yoruka.


Perasaan jatuh cinta bisa menjadi kekuatan, tetapi juga bisa menjadi kutukan yang menggerogoti diri sendiri.


Hidup tidak teratur, kulit pucat, berkeliaran di koridor tanpa alasan, membuat suara-suara aneh dikamar mandi, tiba-tiba makan dan minum berlebihan, memaksakan diri melatih otot sampai bermandikan keringat, dan yang lainnya.


Kelakuanku sangat mencurigakan sampai-sampai adikku yang sekarang kelas 4 SD berkata, “Kisumi-kun, kamu kelihatan aneh loh.” , dan terlihat ketakutan.


Juga, pastikan panggil aku ‘Onii-chan’ dengan benar.


Pada akhirnya, kecuali ada teman yang memanggil, aku menghabiskan liburan musim semi berdiam diri dirumah.


Aku tidak pernah merasakan liiburan musim semi, yang seharusnya singkat, begitu lama.


Lalu, hari pertama tahun ajaran baru datang.


Aku bangun sebelum jam weker berdering dan berganti seragam blazer.


Aku mengikat dasiku dengan benar dan meninggalkan rumah tanpa sarapan. Berangkat ke sekolah lebih awal dari biasanya.


Memeriksa papan pengumuman untuk pembagian kelas tahun kedua, aku membuat pose kemenangan setelah mengetahui aku sekelas dengan Arisaka di kelas 2-A.


Aku datang kekelas paling awal dan menunggunya.


Meskipun sambil menyapa dengan gugup kenalan yang datang satu persatu, Arisaka tidak kunjung datang.


Dan akhirnya, Kanzaki Shizuru-sensei yang menjadi wali kelasku lagi tahun ini, masuk ke kelas.


Saat menit-menit terakhir sebelum bel berbunyi, Arisaka Yoruka muncul seolah-olah memang mengincar diwaktu ini.


Begitu sosok Arisaka terlihat, suasana dikelas berubah.


Teman sekelasku memandang gadis cantik itu dengan gugup.


Arisaka mengibaskan rambut panjangnya dan mengabaikan tatapan kecemburuan dari segala arah dengan acuh.


Diantara mereka, orang yang menatapnya dengan hasrat yang paling kuat tidak salah lagi adalah aku.


Dia tidak menatapku sama sekali.


Dia mengabaikanku, Sena Kisumi, seolah-olah aku adalah manusia transparan.


Padahal dia melewatiku saat akan duduk di bangkunya, tapi sepertinya aku tidak masuk dalam bidang pengelihatannya.


Dengan ekspresi yang lebih tenang dari biasanya, dia dengan jelas memperlakukanku sebagai sesuatu yang tidak ada.


 “Apaan itu?”


Aku bingung dengan sikap Arisaka. Aneh. Benar-benar aneh.


Aku sedikit berdiri dari tempat dudukku dan mencoba mengamati keadaan Arisaka.


Tapi yang terlihat hanya wajah cantiknya. Bulu matanya panjang yaa.


"Sena-san, tolong lihat ke depan. Apa yang kamu gelisahkan? Apakah ada sesuatu yang sepertinya akan keluar?”


Aku diperingati oleh suara tenang Kanzaki-sensei.


“Sepertinya bermacam hal akan keluar, dan itu berbahaya.”


“Jangan mengatakan hal yang  memalukan. Mulai hari ini kau sudah kelas 2 SMA loh.”


Teman sekelasku tertawa pada percakapanku dengat Kanzaki-sensei.


Hanya Arisaka yang tidak tertawa. Apakah aku dibenci? Aku mencoba menganggap reaksinya secara positif untuk menghilangkan kecemasanku.


Mungkin dia malu. Bahkan saat aku mengakui perasaanku, dia sangat gugup jadi tidak bisa memberikan balasan saat itu juga. Tidak heran akan canggung jika bertemu lagi setelah pengakuan itu.


“...dia terlalu mengabaikanku” gerutuku.


Apa kau tau seberapa gelisahnya aku selama liburan musim semi.


Padahal aku bisa bertemu denganmu lagi, tapi tindakanmu itu keterlaluan.


Hanya aku yang tersakiti oleh perasaanku. Disisi lain dia tidak peduli sama sekali tanpa ada sangkalan.


Dalam kasus Arisaka, seperinya dia akan tetap tenang selama liburan musim semi.


Aku jadi lebih dan lebih cemas.


“Baik, semuanya. Sekarang akan diadakan upacara pembukaan, segera ke gedung olahraga.”


Saat semua orang bangkit dari tempat duduk mereka dan pergi ke lorong, aku menuju ke meja Arisaka terlebih dahulu.


Hanya dia yang duduk di kursi dan tidak bergerak.


“Arisaka, tahun inipun kita ada dikelas yang sama ya. Mohon bantuannya.”


Untuk saat ini, aku akan mencoba berbicara dengan kata-kata yang aman.


"---sudah tahu"


Jawabannya begitu dingin.


“Ee, kenapa?”


“Terserah”


“Arisaka, sebenarnya ada apa?”, suaraku meninggi.


“Bukan apa-apa.”


“Bukan apa-apa katamu. Kau terlihat berbeda loh.”


Saat aku menatapnya tepat dihadapannya, arisaka memalingkan wajahnya.


Dia bahkan berpura-pura acuh dengan membuat ekspresi yang dingin, tapi karena wajahnya yang cantik, kualitasnya buruk.


Aah, aku tergila-gila pada anak ini.


Tapi, ini bukan suasana untuk mendengar jawaban pengakuan itu.


Saat kuperhatikan, tinggal kami berdua yang ada didalam kelas.


Dari koridor, Kanzaki-sensei memanggil, "Kalian berdua,cepat ke gedung olahraga juga."


“Ma-maaf, kami akan segera menyusul!”


Seketika aku menjawab demikian.


Dengan, “Jangan sampai terlambat.” Kanzaki-sensei tidak mengatakan apa-apa lagi.


Tapi, aku tidak berpikir untuk melakukannya.


Aku merasa jika aku melewatkan waktu ini, aku tidak akan bisa mendengar jawaban pengakuanku selama sisa hidupku.


Hey Arisaka. Kau bahagia dengan pengakuanku kan.


Bukan hanya aku yang bahagia kan?


Kehadiran teman-teman sekelas kami yang ada di koridor perlahan menghilang.


Saat aku sedang memperhatikan itu,


"---maaf membuatmu menunggu."


Dia membuka mulut kecilnya.


“Eh?”


Akhirnya mata kami bertemu.


"Pada saat itu, aku terlalu bersemangat, dan aku merasa seperti kepalaku berputar-putar."


Arisaka menggerakan matanya dengan gelisah, dan ketika dia melihat wajahku, dia dengan malu-malu memalingkan mata.


"Aku langsung menyesal tidak menjawab saat itu juga. Sangat menyakitkan gagal menyampaikan perasaanku sendiri, dan aku membenci diriku yang seperti itu. Karena itu liburan musim semi sangat sulit...meskipun kita mempunyai perasaan yang sama.”


Arisaka sedikit menurunkan pandangannya, dan terlihat antusias.


"Hei, apakah pengakuan waktu itu masih berlaku?"


Menatapku tepat didepanku. Kali ini dia tidak mengalihkan matanya. Menunggu dengan sabar tanggapan dariku.


"Te-tentu saja! Masih berlaku selamanya! Dan akan berlaku selamanya!"


Aku menjawabnya dengan cepat.


“Balasan dari pengakuanmu, aku akan mengatakannya dengan benar sekarang.”


Sambil menatap kearahku, Arisaka mengatakan kata-kata yang ingin dia sampaikan.


“Akau menyukaimu. Aku selalu menyukaimu, Sena. Jadi, aku menerima pengakuanmu. Tolong jadikan aku pacarmu.”


Sudah jelas bahwa momen yang paling membahagiakan didunia adalah saat bisa berpacaran dengan gadis yang kau sukai bukan.


Aku tidak pernah berpikir akan ada momen seperti itu didalam hidupku.


Diselimuti oleh perasaan yang belum pernah kurasakan sebelumnya, aku tidak bisa bergerak untuk beberapa saat.


"Sena?"


Jari kecil Arisaka menyentuh punggung tanganku. Mungkin karena gugup, tangannya sangat dingin.


Ketika merasakan suhu tubuh lain, aku akhirnya kembali ke diriku sendiri.


“---ah.”


Segera setelah aku merasa lega, perut berdering keras.


Kami saling memandang dan,


"Hei. Apakah balasan untukku itu suara perutmu yang lapar? Seriusan? Tidak bisa percaya."


Arisaka memegang perutnya dan tertawa terbahak-bahak.


“Ma-mau bagaimana lagi! Aku sangat gelisah memikirkanmu, jadi aku tidak sempat sarapan!”


“Hee~lalu, dasimu yang miring itu juga karena terburu-buru mengikatnya?”


Aku baru  memperhatikannya ketika diberitahu.


Dengan, “Mau bagaimana lagi.” Dia berdiri dan meraih kerahku.


Aku diam berdiri dengan sabar. Jarak kami sangat dekat. “Baik, selesai. Bagaimana? Apa sesak?”


Arisaka membenarkan dasiku dengan sangat rapi.


“Sempurna.”



“Begitu, sukurlah.”


“Te-terimakasih.”


“Aku tidak suka dengan orang yang tidak rapi.”


“Aku akan memperhatikan penampilanku dengan sekuat tenaga.”


"Kali ini tanggung jawabku. Kalau hanya seperti itu, aku akan merapikannya berapa kalipun. Karena aku pacarmu...”


Arisaka tersenyum bangga.


Ee, bukankah keberadaan imut ini berbahaya?


“Arisaka "


"Apa?"


"Aku sangat menyukaimu"


"Serangan mendadak seperti itu dilarang! Terutama saat didepan orang lain pokoknya tidak boleh!"


"Kenapa? Aku hanya mengatakan perasaanku saja."


"Aku tidak pandai dalam hal itu! Ah, rahasiakan kalau kita berpacaran juga! Janji!"


"Aku tidak keberatan, tapi boleh aku tanya alasannya?"


“Aku senang tapi aku juga malu. Aku juga masih gugup, dan ini adalah hal istimewa yang hanya untuk kita berdua saja bukan? Juga, aku tidak suka bermesraan di didepan umum. Aku tidak ingin diperhatikan orang lain. Rasanya tidak enak diberitahu oleh orang yang tidak berhubungan. Aku mohon, ya.”


Aku tidak bisa menolak permintaan seorang perempuan.


“--- sebaliknya, saat hanya kita berdua, kau bisa melakukan hal yang seperti seorang pacar lakukan.”


“Ya, eh?”


Aku mendekat sekangkah.


"Tu-tunggu, Sena. Kau terlalu agresif!"


"... Sekarang tidak ada orang, tidak apa-apa aku melakukan sesuatu yang seperti kekasih lakukan, kan?"


“Sudah kubilang, serangan mendadak itu dilarang.”


“Aku sudah tidak tahan.” Bisikku.


"Tunggu! Bukannya aku tidak tertarik! Yang seperti ini, lebih baik melakukannya dengan urutan yang benar.”


Aku melangkah lebih dekat ke arisaka dengan cepat.


“Sena. a-aku...”


“Arisaka, upacara pembukaan akan dimulai loh. Kita  harus cepat pergi ke gedung olahraga. Kita akan mencolok jika terlambat."


Aku segera meninggalkan kelas.


Arisaka juga muncul di koridor, mengatakan, "Sena, jahat!"


“Balasan untuk liburan musim semi. Maaf.”


“Padahal aku sudah menjawabnya dengan benar.”


“Jangan marah dong. Haruskah aku menciummu tadi? “


“Bukankah kau yang lebih bersemangat!?”


Arisaka yang ada disampingku mencoba menyalip.


"Jangan lari di koridor"


“Aku punya kaki yang lebih panjang.”


“Aku tahu.”


“Mesum. Dari tadi kau memang melihat kakiku terus.”


“Jika aku harus mengatakannya, mungkin bagian yang lainnya.”


"Eh? di mana?"


“Rahasia. Jika aku mengatakannya, kau pasti akan malu.”


“Sena mesum.”


"Kuanggap itu sebagai pujian"


Kami mempercepat langkah seperti sedang bersaing, menuju ke gedung olahraga.


Kami kembali ke keadaan di mana kami bisa berbicara dengan nyaman.


Tapi, kami bukan lagi teman. Kami menjadi sepasang kekasih.