Joshi Ryou no Kanrinin wo Suru Koto ni Natta Ore [LN] V1 Chapter 1
Bab 1 - JK Yang Energik
"Hei Souta, apa kau mendengarkan? Kau jelas sekali sedang melamun."
"......! M-Maaf......"
Ketika aku sedang melamunkan tentang masa lalu, aku, Hirose Souta, mendapat tsukkomi dari ibuku dan tersadar.
"Haa, kau harus benar-benar memiliki rasa tanggung jawab. Kau adalah manajer asrama mulai hari ini, kan? Ini juga asrama nenekmu, jadi lakukan dengan benar."
"Y-Ya. Aku mengerti."
"Kalau begitu aku akan kembali ke penjelasannya, tapi seperti inilah tentang pekerjaan manajer. Apa kau mengerti sampai batas tertentu?"
"Terima kasih pada ibu karena telah menyusunnya dan mencetaknya. Ini bahkan dilaminasi. Terima kasih."
Tempat aku mendengar tentang detail pekerjaanku dari ibuku adalah di ruang manajer di sisi kanan koridor di lantai satu.
Ini juga merupakan tempat di mana kau dapat bergegas ke ruang keluarga sesegera mungkin ketika terjadi masalah di antara penghuni.
“Itu wajar karena akulah yang memaksakannya padamu setelah nenek tiba-tiba masuk rumah sakit. Namun, karena kau akan mengambil alih pekerjaan itu, jangan jadikan itu sebagai alasan. Jika kau memiliki skandal dengan penghuni ...."
"Tidak perlu memperingatiku sebanyak itu. Karena aku sudah mengerti."
Seperti katanya, asrama ini dikelola oleh nenekku, tapi dia dirawat di rumah sakit karena penyakitnya yang semakin parah.
Kali ini aku dipanggil untuk mengisi kekosongan saat dia sedang di rumah sakit.
"Meski begitu, pekerjaan seorang manajer lebih dari yang kubayangkan.... Sejujurnya, kupikir itu lebih sedikit. "
Aku membaca kertas yang dilaminasi lagi, pekerjaan yang tertulis di sana tidak terhitung saat melihatnya pada pandangan pertama.
Berbicara tentang pekerjaanya, ada menyambut penghuni. Menyiapkan sarapan dan makan malam. Beres-beres setelah makan. Berbelanja makanan. Memastikan semua penghuni bangun saat pagi. Manajemen kebersihan. Membeli bahan habis pakai. Menerima surat, kiriman. Membersihkan ruang bersama dan lain-lain....
"Pertama-tama, itu benar-benar sangat pagi. Jika aku memikirkan sarapan, aku pikir aku akan bangun pukul 5:30."
Sarapan disajikan pada pukul 06:30 di asrama ini. Dengan kata lain, makanan harus sudah selesai pada waktu ini.
"Eh? Apapun keadaanya, itu benar-benar terlalu pagi. Bangun pukul 5:50 pun cukup. Panggang roti dengan pemanggang roti, sementara itu panggang ham dan telur. Setelah itu, didihkan air dan sup jagung instan. Lalu, mungkin tambahkan potongan sayuran.”
"Memang benar kamu bisa membuat menu itu dalam waktu singkat, tapi... aku buruk di pagi hari, jadi aku ingin berhati-hati. Jika aku salah bumbu, itu tidak lucu."
Manajer adalah pekerjaan yang diminta oleh keluargaku. Dan pekerjaan ini harus memiliki lebih banyak rasa tanggung jawab dan kewajiban daripada orang lain.
Sederhananya, aku ingin mencegah kesalahan yang dapat membuat penghuni tidak puas jika aku tidak bekerja seperti nenek.
"Aku benar-benar meminta tolong padamu, jadi jangan membuat kesalahan seperti dalam sketsa komedi, oke? Mereka semua adalah penghuni yang baik jadi mereka akan menerima dan memakannya."
"S-Sebegitunya? Kalau begitu aku akan bangun lebih awal."
"Itu bagus. Tapi Souta, yang telah bertahan di perusahaan hitam selama tiga tahun, pasti mampu melakukan pekerjaan ini, kan? Santai saja sejauh itu tidak akan menjadi masalah."
Aku senang dengan kata-kata apresiasinya, tetapi kenyataan pahitnya tetap sama.
"Butuh berapa bulan sampai aku terbiasa dengan ini, ya?"
"Kalau itu adalah pekerjaanmu untuk melakukan sesuatu tentang itu, kan. Kau tidak akan terbiasa sebelum mencari tahunya dan itu akan membuatmu tidak bisa bergerak dengan efisien."
"M-Memang benar."
Argumen yang wajar.
"Yah, jika ada yang tidak kau mengerti, tanyakan pada Hiyori-chan yang akan segera pulang."
"Um, tentang anak yang bernama Hiyori-chan itu, seperti apa kepribadiannya? Seperti yang kuduga, lebih mudah untuk berbicara dengan seseorang yang aku sudah tahu sampai batas tertentu terlebih dahulu."
"Benar juga, aku tidak menjelaskannya, ya. Ini penjelasan yang sederhana, tapi dia adalah anak yang ceria, energik, bersungguh-sungguh, punya rasa tanggung jawab yang kuat, dan anak yang paling jujur di dalam asrama."
"Oh, itu terlihat seperti seorang anak yang baik."
"Dia memang anak yang baik, seriusan. Juga saat aku mengirim pesan padanya untuk membantumu mulai hari ini dia membalas 'Dimengerti!', jadi dia pasti akan mendukungmu.... Hiyori-chan itu imut jadi mungkin kau akan memikirkan hal yang aneh,"
"Aku tidak akan memikirkan yang seperti itu."
Apa dia seimut itu? Aku sedikit tertarik dengan itu, tapi aku tidak bisa memikirkan hal-hal aneh.
"Bu, bisakah kamu ceritakan tentang penghuni yang lainnya?"
"Aku tidak mau. Aku punya daftar namanya, jadi ingatlah meski hanya namanya."
"Eee......"
"Bukannya aku kejam. Tanyakan pada Hiyori-chan yang akan pulang lebih dahulu. Jika kau sendiri yang menghancurkan bahan pembicaraan, kau tidak akan memiliki kesempatan untuk maju, 'kan."
"Begitukah......"
"Satu hal yang bisa kukatakan adalah jika kau memiliki Hiyori-chan di pihakmu, dia akan bisa menciptakan lingkungan di mana kau bisa bekerja dengan nyaman. Pokoknya, jangan mengambil tindakan yang akan membuatmu dibencinya."
Tidak biasa bagi ibu untuk mengatakan hal seperti ini.
Tidak ada keraguan bahwa dia adalah orang yang paling penting untuk membiasakan diri dengan asrama ini....
"Kalau begitu penjelasan asrama selesai, dan aku akan pulang. Sudah hampir jam 1 juga."
"Eh, sudah mau pulang? Bukankah itu terlalu cepat?"
"Aku juga sibuk. Untuk berjaga-jaga, aku sudah mengisi bahan habis pakai dan bahan makanan kemarin, jadi pekerjaan Souta mulai sekarang adalah bersih-bersih dan menyiapkan makan malam. Lakukan dengan benar."
"..... Ya. Terima kasih. Aku harus membuat makan malam untuk lima orang termasuk aku, kan?"
"Tidak, sepertinya empat orang sudah cukup hari ini. Sepertinya Mi-chan, yang bersekolah di SMA yang sama dengan Hiyori-chan, punya rencana, jadi dia akan makan di luar."
"Rencana dihari pertamaku bekerja ya...."
Ketika aku mendengar ini, bagaimanapun aku mendapatkan gambaran yang tidak mengenakkan.
Apa mungkin... dia melarikan diri.
"Sayang sekali karena tidak punya kesempatan untuk berbicara, ya. Saat makan malam contohnya."
"Tapi aku akan mencari solusinya. Mau bagaimana lagi jika diapunya rencana."
"Itu yang terbaik. Kalau begitu, seperti yang kukatakan, aku akan pulang."
"Oke. Aku akan mengantarmu keluar."
"Hmm? Kau tidak perlu mengantarku, tidak perlu. Yang harus kau lakukan hanyalah menggunakan waktumu untuk bekerja."
"Itu benar, tapi setidaknya aku..."
"Kau tidak mendengar instruksiku? Ini hari pertama, jadi prioritaskan pekerjaanmu. Apa kau mengerti?"
"...... ya"
Mungkin dia tidak ingin diantar dengan keadaan seperti ini. Dia memberikan instruksi untuk membuatku terbiasa dengan pekerjaanku. Aku tidak punya pilihan selain menganggukkan kepalaku.
"Aku tidak bisa tenang dengan jawaban seperti itu? Lebih keras!"
"Ya! Aku akan melakukan yang terbaik!"
"Yosh, kau lulus!!"
Saat kupikir ibuku mengangkat tangannya ---,
"Semangat!"
"Sakit!!"
"Kau membuat suara yang bagus."
Ibuku, yang membuat suara pukulan yang indah, membuka pintu kamar manajer dan berjalan ke pintu depan seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
"Dasar..."
Tidak berbalik adalah tanda untuk "Aku menyerahkan sisanya padamu". Mudah dimengerti karena aku sudah bersamanya selama beberapa puluh tahun.
Aku yang mengerti akan hal itu tidak menghentikannya.
Sambil menepuk pantatku untuk menghilangkan rasa sakit, aku melihat kertas yang dilaminasi di mana pekerjaanku tertulis disana.
Langkah kaki menuju pintu depan. Ketika aku mendengar suara pintu dibuka dan ditutup meninggalkan asrama putri dari sana, aku dikelilingi oleh suasana tenang.
Ditengah-tengah itu, aku tidak sengaja membocorkan kesan seperti ini setelah mengatur isi pekerjaan dan alokasi waktu dengan benar.
"..... benar-benar nostalgia, sungguh"
Aku merasakan interior dan suasananya sama seperti dahulu.
"Aku tidak menyangka aku akan kembali ke sini untuk pertama kalinya dalam beberapa puluh tahun. Anak itu, kuharap dia baik-baik saja."
Meskipun waktu telah berlalu, aku sangat mengingatnya karena aku kembali ke tempat ini.
Tentang seorang gadis yang melamarku.
Ketika gadis itu marah, dia akan membuat suara 'muu' dan menggembungkan pipinya, jadi dia dipanggil 'Muu-chan'.
"--- ah, tidak ada waktu untuk bersantai. Aku harus bekerja lebih awal ..."
Rasanya aku agak melamun, tapi aku mendapatkan kembali semangatku dan pergi untuk mengambil alat pembersih seperti yang diinstruksikan oleh ibuku.
Titik pembersihan adalah seluruh asrama kecuali kamar pribadi. Jika di dalam ruangan, itu adalah pintu masuk, koridor, ruang bersama, dan jika di luar ruangan, itu adalah di luar pintu masuk dan dek kayu.
Saran tertulis di kertas laminasi bahwa pembersihan lebih baik dilakukan dari area yang luas terlebih dahulu.
Waktu saat ini pukul 15:00
.
Ketika aku berpikir tentang waktu untuk mulai memasak makan malam, aku hanya bisa meluangkan waktu sekitar 90 menit untuk bersih-bersih, aku segera pindah ke ruang keluarga, yang bisa dikatakan sebagai aula.
Sedikit melenceng dari cerita, tapi jika caraku bekerja itu buruk, sepertinya penghuni akan menghubungi ibuku. Aku tidak boleh dilaporkan karena mengecewakan.
Aku merasakan krisis dalam situasi ini, dan aku menunjukkan konsentrasi lebih dari biasanya.
Mungkin karena itu, aku dengan serius menyapu debu dari lantai, dan aku tidak menyadari kepulangan dari penghuni asrama.
Orang yang mempersempit jarak dengan menggeser kakinya tanpa suara, bergerak ke belakangku dan menatap adegan aku sedang bekerja.
"......"
Aku mendengar suara ini ketika aku menyapu debu di lantai.
"Wow...... debunya benar-benar menghilang, ya"
"Ya, luar biasa bukan? Air panas dan deterjen cukup efektif, lho."
"Kalau begitu, apa kotoran ini juga bisa...?"
"Kurasa bisa. Perhatikan."
"Ya!"
Jari telunjuk kecil menunjuk ke arah kotoran di bidang penglihatanku.
"......huh?"
Ketika aku akan menyemprotkan detergen ke tanah, aku merasakan suatu keganjilan.
Barusan, apa aku berbicara dengan seseorang?...... Ya, tidak salah lagi aku mengobrol dengan seseorang. Lalu, jari siapa tadi? Aku menghentikan tanganku yang bergerak dan ketika aku perlahan memutar kepalaku--- sesuatu masuk ke bidang pengelihatanku. Sepasang kaki yang terbungkus kaus kaki putih setinggi lutut.
"Hm...?"
Saat aku menaikkan pandanganku keatas sambil melayangkan tanda tanya diatas kepalaku, aku bisa melihat blazer biru laut diatas rok kotak-kotak, dan kemudian rambut pendek bergelombang berwarna kastanye masuk dalam bidang pengelihatanku.
Baca novel ini hanya di Gahara Novel
Diakhir itu, ada sepasang mata berwarna madu yang melihat kebawah kearahku dan tatapan kamipun bertemu.
"Halo! Senang bertemu denganmu!"
"U-Uooooh!"
Salam ceria dan sebuah hormat yang luar biasa. Aku menggetarkan suaraku secara memalukan, dan melangkah mundur ke belakang.
Sosok seorang gadis berseragam tiba-tiba muncul di depanku. Dan selain itu, gadis yang tak kukenal itu bertingkah seperti terkejut.
"Ah, apa kamu baik-baik saja!?! Maaf mengejutkanmu! Err, kamu sangat fokus pada pekerjaan jadi aku pikir aku seharusnya tidak mengganggu ...!"
Pastinya tidak ada niat buruk dari gadis yang meminta maaf sambil menggerakkan kedua tangannya dengan tergesa-gesa ini. Aku perlahan-lahan menjadi tenang dari kepanikkan dan akhirnya kepalaku menoleh.
"Umm.....maaf kalau salah. Mungkinkah kamu Hiyori-san?"
"Itu benar. Aku Shinohara Hiyori! Onii-san adalah manajer baru Soudai-san, bukan? Aku mendengar keadaannya dari ibumu! Mohon bantuannya mulai hari ini."
Dia menyapaku dengan senyum lebar. Aku ingin memberikan salam ceria, tetapi aku dalam kesulitan. Karena, dia keliru menyebutkan namaku dengan 'Soudai'.
Mungkin dia melewatkan "、" saat dia bertukar email dengan ibuku.
Sejenak, aku berpikir untuk mengabaikannya, tapi jika tetap salah paham, mungkin akan menular ke penghuni lainnya. Aku menyimpulkan bahwa lebih baik untuk memberi tahunya lebih awal.
"... mohon bantuannya. aku Hirose Souta."
Tln : kanji Souta/蒼太, kanji/ 蒼大, jadi cuma beda di satu guratan doang.
"Ah!!"
Aku mungkin mengoreksi namaku dengan acuh, tapi sepertinya dia menyadarinya dari perkenalan diriku. Dia menelan nafasnya, dan melebarkan matanya yang berwarna madu.
"S-Souta-san, ya!? Awawaa, aku benar-benar minta maaf atas kekasarannya!"
"Tidak tidak, jangan khawatir, tidak apa-apa."
Aku menundukkan kepala dan melambaikan satu tangan kalau itu tidak apa-apa.
Aku mengerti dengan melihat ini. Seperti yang dikatakan ibuku, dia memiliki kepribadian yang ceria, energik, dan bertanggung jawab, dan aku merasa bahwa dia mencoba menarik percakapan meskipun dengan orang yang baru pertama kali dia temui. Meskipun dia lebih muda.
"Aku juga minta maaf. Aku terlalu fokus pada bersih-bersih jadi aku tidak bisa menyambutmu...... padahal itu salah satu tugas manajer."
"Ah, kalau itu mau bagaimana lagi jika tidak menyadarinya...... Sebenarnya, Hiyori membuka pintu depan dengan hati-hati agar tidak bersuara......"
"Eh? Kenapa?"
"Itu......, Hiyori ingin melihat seperti apa Souta-san sebelum Hiyori berbicara denganmu. Ehehe."
Dia menggaruk pipinya yang terlihat lembut dengan jari telunjuknya dan mengirimkan pandangan gelisah ke suatu tempat. Seolah-olah dia ingin aku berpikir kalau itu sulit untuk dikatakan.
"Hm?... jadi begitu."
Aku memahaminya dengan berpikir dari sudut pandang Hiyori.
Meskipun dia tahu identitasku, dia berada di ruangan hanya berdua dengan pria yang belum pernah dia temui sebelumnya. Jika kau berada di lingkungan di mana kau tidak dapat menolak apa yang kau lakukan, wajar untuk waspada.
"Umm, bagaimana kesan Hiyori-san tentangku?"
"Hiyori lega karena kamu terlihat sangat baik! Karena sepeda motor besar yang diparkir di luar itu, Hiyori pikir kamu mungkin orang yang menakutkan ...!"
"Aa, ahaha. Kalau itu tidak aneh untuk salah paham. Tapi, orang yang menungganginya seperti ini."
Sepeda motor yang kukendarai berukuran besar dan bahkan aku meng-custom-nya jadi jika aku mengendarainya, aku bisa mendengar suara kekaguman dari pengendara lain.
Jika faktor pertama dalam menilai imej-ku adalah dari sepeda motor, masuk akal untuk mewaspadaiku.
"Begitulah Hiyori-san. Mohon bantuannya mulai sekarang."
Aku akan memberi salam lagi saat istirahat. Tidak salah jika ibuku mengatakan "Anak yang jujur", mungkin karena kepribadian Hiyori yang ceria.
"Tentu saja. Lalu, tolong panggil Hiyori dengan "Hiyori". Kudengar Souta-san lebih tua!"
"...... terima kasih. Kalau begitu aku menertima tawaranmu dan akan memanggilmu begitu."
"Ehehe, mohon bantuannya!"
Meskipun aku lebih tua, aku terkejut mendengar bahwa aku berbicara dengan nada biasa sebelum aku menyadarinya.
Ini tidak akan terjadi jika itu bukan Hiyori yang ceria dan ramah.
"Benar, Souta-san. Apakah ada yang bisa Hiyori lakukan untuk membantumu?"
"Membantu?"
"Contohnya, bersih-bersih yang sedang kamu lakukan sekarang, atau bimbingan tentang asrama! Hiyori pikir karena ini adalah pertama kalinya kamu bekerja di tempat ini, jadi menurut Hiyori akan ada banyak masalah ... Bagaimana?"
Dia membuat penawaran dengan senyum berkilauan alih-alih membuat wajah tidak suka. Ada juga keramahan, dan bisa diandalkan, yang tidak biasa bagi siswa sekolah menengah.
'Jika kau memiliki Hiyori di pihakmu, dia akan bisa menciptakan lingkungan di mana kau bisa bekerja dengan nyaman.'
Hal-hal yang diajarkan ibuku terjadi terus-menerus, dan aku tanpa sadar tertawa.
"A-Apa Hiyori mengatakan sesuatu yang aneh...?"
"M-Maaf. Bukan apa-apa."
Ketika dia melihat ekspresiku sedikit terdistorsi, dia berkata dengan terlihat cemas. Maafkan aku karena membuatmu mengkhawatirkan hal yang tidak perlu.
"Syukurlah kalau begitu!...... Jadi, bagaimana?"
"Hmm, benar juga, kamu menawarkannya secara khusus jadi kurasa aku akan menerimanya."
"Ya! Hiyori akan melakukan yang terbaik."
"Bisakah Hiyori mengepel lantai dengan pembersih lantai dan kain pembersih? Aku berpikir kita bisa berbicara lebih banyak sambil membersihkan ruangan ini bersama."
"Ide yang bagus! Hiyori juga setuju."
"Ahaha, terima kasih."
Tidak hanya dibantu, aku juga mendapat 'Ide bagus' darinya.
Aku senang dengan sikapnya yang tetap mencoba berkomunikasi saat ada waktu, bahkan jika tidak ada orang lain, teman atau kenalan.
"Apa tidak apa-apa jika kamu tidak mengganti seragammu? Mungkin akan kusut ketika sedang bersih-bersih."
"Tidak apa-apa jika hanya bersih-bersih. Ah, tapi kain pembersih lantai akan membasahi lantai, jadi Hiyori harus melepas kaus kaki...."
"Itu benar. Kupikir itu lebih baik...!?"
"Oishon....."
Begitu aku setuju, tanpa ragu dia mengulurkan salah satu pahanya dan perlahan mulai menurunkan kaus kaki putihnya yang setinggi lutut.
"Tung..."
Mungkin karena terus berada di lingkungan dimana hanya ada gadis-gadis sepertinya, dia berpikir bahwa itu adalah tindakan yang biasa dan tidak menghentikan tangannya.
Mungkin kesadarannya terfokus untuk melepas kaus kakinya, dan dia bahkan tidak mendengar suaraku yang menghentikannya.
"Tidak......, umm."
Karena terkejut, aku tidak bisa mengatur informasi yang kudapat dan mataku tidak bisa berpaling.
Dari paha yang tidak bercacat hingga pergelangan kaki yang halus, kaki telanjang dengan kuku merah muda ... dan kaus kaki di satu kaki yang sudah dilepas.
Itu normal untuk melepas kaus kakimu, tapi ... tidak didepan pria yang baru kau temui untuk pertama kalinya.
Dan ketika dia menyentuh kaus kaki lainnya, aku akhirnya kembali ke diriku.
Aku segera mengalihkan pandanganku dan melanjutkan bersih-bersih untuk mengubah perhatianku.
Baginya, itu hanyalah hal yang biasa dalam kehidupan sehari-harinya. Aku harus berhati-hati tentang hal-hal ini sebagai manajer...
"Hmm~, oisho. Kalau begitu Souta-san! Hiyori akan menaruh kaus kaki ke mesin cuci, lalu kembali membawa peralatan pembersih lantai!"
"Y-Ya. Tolong."
Aku akan berhadapan lagi dengan dia yang dengan sopan akan mengajariku apa yang harus kulakukan mulai dari sekarang.
Kaus kaki yang dia lepas dilipat dan kedua kakinya yang putih terlihat.
"Jika ada hal yang lain yang ingin dibantu, tolong jangan ragu untuk memberi tahu Hiyori."
"Aku mengerti. Aku benar-benar berterima kasih."
"Tidak tidak! Kalau begitu, Hiyori akan segera bersiap."
"Ah! Tidak perlu berlari dan lakukan dengan pelan juga tidak apa-apa."
Ceria, energik, dan bertanggung jawab. Tapi, aku punya firasat buruk padanya yang tampaknya sedikit ceroboh ...
Dan sayangnya itu menjadi kenyataan.
"---uwawa!?"
"Ap!?"
Apa yang aku saksikan adalah kaki kirinya tersangkut di kaki kanannya dan kaus kaki di tangannya melayang di udara yang membuatnya terlihat seperti dia sedang melemparnya ke depan.
Aku mengulurkan tangan untuk menyelamatkan Hiyori.
Hiyori jatuh ke lantai dengan keras, dan suara jatuhnya bergema di ruang keluarga......
"Uuu, sakit~..."
Dia menyuarakan rasa sakitnya dengan suara lemah dan hampir menghilang.
Tapi, mungkin dia mengambil ukemi, jadi dia sepertinya tidak apa-apa dan menepuk-nepukkan tangannya.
"Hei, kamu tidak apa-apa......!?"
Aku segera bergegas karena aku khawatir. Namun, karena aku mengambil tindakan itu, aku melihatnya.
Roknya tergulung keatas setelah jatuh, dan celana dalam putihnya terekspos....
Sebagai akibat dari tindakkan spontanku, aku telah bergerak ke arah yang tidak seharusnya.
Haruskah aku mengulurkan tangan untuk menariknya berdiri, atau haruskah aku berpura-pura tidak melihatnya. Manapun yang kuambil, keduanya benar dan salah.
Keragu-raguan itu menunda keputusan.
"Ah."
Sebuah kata terdengar di telingaku.
Mungkin dia merasa tidak nyaman, dan ketika dia meletakkan tangan dominannya di pantatnya dan menepuk-nepuk roknya, dia terkejut seolah dia menyadari situasi saat ini.
Selanjutnya, dia menggunakan pergelangan tangannya untuk memperbaiki roknya dan perlahan berbalik.
“......”
“......”
Mata kami bertemu. dan terus seperti itu dengan diam selama 3 detik.
Dia perlahan berdiri sambil memegang roknya.
Senyum polos dan tak bernodanya terbang entah kemana, dan berubah menjadi wajah yang ketakutan.
"Eh, umm, Hiyori..... itu, aku tidak melihat apapun, jadi"
Situasi yang tidak bisa dihindari. Aku tidak ingin menyakitinya, tapi aku hanya bisa meninggalkan pernyataan yang menyakitkan.
Fakta bahwa aku telah melihat sesuatu yang seharusnya tidak dilihat.
"Umm, Hiyori baik-baik saja. Karena pantat Hiyori tidak terlihat!"
"... eh?"
Ekspresi wajahnya tiba-tiba berubah.
Dia menjawabnya seolah-olah mengatakan tidak apa-apa untuk melihat celana dalamnya, dan dia tersenyum dengan senyum pahit.
"Sebaliknya, Hiyori minta maaf! Hiyori menunjukkan sesuatu yang tidak enak dipandang ...akan bagus jika Hiyori memakai sesuatu yang lebih imut daripada ini, ehehe......"
"Y-Yah......"
Dia mengerti bahwa pakaian dalamnya terlihat, tapi mengejutkan bahwa dia bahkan tidak terlihat merasa malu.
...... dan jika aku harus mengatakannya lebih jauh, aku ingin mengubah percakapan secepat mungkin.
"D-Daripada itu, apa ada yang terluka? kamu baik-baik saja...?"
"Hiyori baik-baik saja. Itu disebut ukemi, 'kan? sepertinya Hiyori tanpa sadar melakukannya!"
"B-Begitu ya...... untuk berjaga-jaga, kita punya kompres di kulkas, jadi tolong beri tahu aku jika ada yang sakit."
"Terima kasih banyak. Kalau begitu Hiyori akan pergi. Karena akan buang-buang waktu saja kalau tidak segera mulai bersih-bersih!"
"Y-Ya......"
Dia mengambil kaus kaki yang jatuh ke lantai ketika dia jatuh, dan berjalan dari living room ke koridor seolah-olah dia bercermin dari kejadian sebelumnya.
Ketika aku melihatnya pergi sampai aku tidak bisa melihat punggungnya lagi, tanpa sadar aku menghela nafas lega.
"Haa......"
Untuk saat ini, dia tidak berpikir buruk tentang aku yang melihat pakaian dalamnya, dan dia mengerti bahwa itu adalah kecelakaan ---.
"Jika itu bukanlah Hiyori, aku mungkin akan dikeluarkan dari asrama ini ..."
Itu adalah insiden yang bisa menyebabkan masalah, tapi bisa diselesaikan dengan mudah, tidak salah lagi pasti karena dia.
Tidak terlihat malu, sikapnya pun tidak berubah, dan langsung mengatur situasinya, itu adalah hal yang langka.
Lain kali, aku akan mencoba untuk mencegah hal seperti ini terjadi ...
Post a Comment for "Joshi Ryou no Kanrinin wo Suru Koto ni Natta Ore [LN] V1 Chapter 1"