Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Jika ada kesalahan ejaan, salah ketik dan yang lainnya, tolong berikan feedback di kolom komentar

I Was Assigned to Be a Manager of a Female Dormitory [WN] Chapter 4

 Chapter 4 – Cerita seperti dalam pertemuan para gadis




21:20 malam.


Suara pintu masuk Asrama wanita yang terbuka dan tertutup bergema.


"Ah! Koyuki-san, selamat datang kembali!"


"Selamat datang kembali, Yuki-chan. Terima kasih atas kerja kerasmu."


Saat ini, tidak ada manajer malam hari karena Shizuko, yang bertanggung jawab di sini, dirawat di rumah sakit.


Penyambutan dilakukan oleh orang yang tinggal di asrama ini.


"Aku pulang Kotoha, Hiyori.... Aku tidak bisa melihat sosok Mirei, apa dia sudah tidur?"


Koyuki yang mengenakan kemeja putih dan rok khaki tersenyum dan menyapa, tetapi segera memiringkan kepalanya.


Orang-orang yang tinggal di sini seperti keluarga kedua. Jika ada yang tidak terlihat, tentu saja akan membuat khawatir.


"Mi-chan pergi bermain dengan teman-temannya. Dia menelpon mengatakan akan kembali pada pukul 22:00, jadi kupikir dia akan segera datang!"


"Begitu……"


Hiyori masih ceria seperti biasanya bahkan saat ini. Di sisi lain, Koyuki tampak gundah dengan alis tipisnya ke bawah.


"Ada apa, Yuki-chan...?"


Kotoha memasang suara khawatir tanpa memberi jeda.


"I-ini bukan cerita yang besar, tapi aku punya cerita yang sangat bagus hari ini, jadi aku ingin semuanya mendengarnya."


"Ah! Itu sebabnya Koyuki-san terlihat senang."


"E-eh...? Apa terlihat jelas di wajahku? Ini hal yang kukatakan sendiri, tapi aku tidak pandai mengekspresikan emosi."


Itu sebabnya Kotoha, yang memiliki tinggi badan terpendek diantara mereka dan memiliki wajah bayi, berkata pada Koyuki, yang mengatakan seolah-olah itu tidak mungkin.


Karena Kotoha terlihat seperti anak-anak, kata-katanya lebih menusuk daripada yang lain.


"Tapi... Yuki-chan menunjukkannya sedikit, 'kan? Saat kamu bilang "Begitu...", Kamu juga terlihat sangat kecewa."


"Ya ya! Hiyori juga berpikir begitu. Gelombang bahagia dan sedih mudah dilihat, 'kan"


"I-itu memalukan saat kamu mengatakannya seperti itu ..."


"Malu ya..."


Rasa malu mungkin telah menyerangnya lebih keras karena Hiyori memberinya tekanan. Koyuki memeluk tas yang dipegangnya dengan satu tangan dan menyembunyikan bagian bawah wajahnya. Pipi putihnya segera diwarnai merah terang.


Kata-kata "terlihat di wajah" sangat efektif.


"Fufu, tidak perlu tersipu di pintu masuk. Apa tidak apa-apa jika aku mendengarkan cerita itu di ruang tamu? Aku ingin mendengarkannya pelan-pelan."


"Hiyori juga ingin mendengarnya!"


"Y-ya ... tapi jangan menggodaku."


Timingnya seolah-olah dia berpura-pura.


"Saat dibilang seperti itu, malah menjadi ingin menggodanya... Kan? Kotoha-san."


“Sungguh.... jangan membuatku mengatakannya lagi.”


"Ahaha, maaf."


"... Aku sudah tidak ingin menceritakannya."


"Aku benar-benar minta maaf!"


Asrama ini ditinggali oleh siswa SMA sampai orang dewasa yang bekerja, tapi tidak ada suasana canggung disini. Selalu seperti ini. Dan hal yang sama bisa dikatakan bahkan jika Mirei, yang membenci laki-laki, juga ada disini.


Koyuki, yang melepas sepatu bot pendek hitamnya di pintu masuk, dengan hati-hati menatanya dan berpindah ke living room, yang terdapat TV disana, bersama yang lain.

***


Hiyori, Kotoha dan Koyuki duduk di kursi di living room membentuk lingkaran.


Cokelat dan kue-kue diletakkan di atas meja, dan sesuatu seperti pertemuan khusus para gadis telah dimulai.


Itu adalah tempat yang dikelilingi oleh suasana yang hidup, tetapi segera runtuh.


"Sebenarnya hari ini... aku melakukan kesalahan besar saat bekerja."


Ini adalah hal pertama yang dia katakan dari cerita yang dia ingin semuanya dengar.


"Eh!?"


"Eh.... Kesalahan seperti apa?


Rambut bob berwarna kastanye Hiyori bergoyang dan mata berwarna madunya melebar, dan Kotoha juga membuka lebar mata bundar berwarna apelnya.


Karena dia mengatakan itu adalah cerita yng bagus, Wajar untuk terkejut setelah mendengar dia membuat kesalahan.


"Aku menumpahkan cangkir pelanggan yang ada di meja saat aku menyajikan makanan ..."


"Oh, oohhhh... Itu cerita yang cukup gelap ..."


"Ara……"


Tidak ada kesalahan pada Koyuki, yang mengatakan bahwa dia tidak pandai mengekspresikan emosi. Caranya mengatakannya dengan Suara konstan dan dengan wajah yang lugas, membuat kekacauannya terlihat lebih besar.


"Kupikir kalian bisa tahu setelah aku mengatakan sejauh ini ... Akibatnya, tehnya tumpah ke celana pelanggan ..."


"Ugh... itu sedikit sulit... Untuk makan dengan celana basah..."


"Y-ya. Kurasa aku tidak bisa menyangkalnya...."


Hiyori mengatakan "Itu sedikit sulit", dengan kesan yang agak tertahan, tapi wajahnya kaku dan dia sepertinya ingin mengatakan "itu sangat sulit".


Kotoha juga memiliki ekspresi yang seakan dia ingin melakukan follow-up, tapi seperti yang diduga, ini adalah situasi yang tidak bisa ditolong.


"Tapi, tapi ... pelanggan itu orang yang sangat baik. Ini yang ingin kusampaikan...."


Dengan kata pengantar seperti itu, Koyuki melanjutkan ceritanya.


"Biasanya, mau bagaimana lagi jika ia marah padaku, tetapi orang itu mengatakan, 'Semua orang melakukan kesalahan,' tanpa membuat wajah tidak senang."


"Oh!? Hee~! Itu orang yang sangat toleran, pelanggan itu. Sungguh menakjubkan bahwa ia bahkan tidak membuat wajah tidak senang ..."


"Kurasa, ini pertama kalinya aku bertemu dengan orang yang sebaik itu. Selain itu, ia juga mengatakan, "aku juga menaruh gelasnya ditempat yang salah. Jadi kami sama-sama salah", mengambil setengah tanggung jawab dan membantuku dengan meminta manajer toko untuk tidak marah padaku. Juga,  karena aku sedang menyajikan makanan, ia khawatir apakah aku terbakar."


Koyuki yang menjadi banyak bicara tidak seperti biasanya, pasti sedang mengingat pengalamannya waktu itu. Sambil menyatukan kedua tangannya, dia mulai membuka mulutnya dengan terlihat senang.


Situasinya agak aneh bagi mereka yang mengenal Koyuki, tapi itu pasti menyenangkan untuk dikhawatirkan tanpa disalahkan atas kesalahan yang dia buat.


"Koyuki-san, apa orang itu laki-laki!?"


"Ya, seorang pria muda yang mengendarai sepeda motor."


"S-sepeda motor...? Enaknya, aku juga ingin menaikinya....?"


Katanya, dan tidak ada yang menyinggung suara iri Kotoha.


Itu adalah fakta pasti, bahwa memiliki perawakan yang pendek membuat beberapa orang susah menyentuhkan kakinya pada tanah dan memiliki pijakan yang buruk.


"Y-ya! Ini prediksi Hiyori, tapi mungkin ia mengincar koyuki-san...!"


"Itu mungkin saja. Yuki-chan adalah wanita yang cantik. Apa ia meminta bertukar kontak atau sesuatu semacam itu....?"


"Tidak, tidak. Ia tidak mengatakannya."


"Eh! Ia tidak mengatakannya!? Kenapa!"


"Meskipun kamu mengatakan kenapa.... Tapi karena itulah aku senang. Karena ia melakukannya dengan niat yang baik...."


Koyuki tersenyum dan terlihat sedikit seperti seorang gadis.


Meminta kontak atau tidak, bisa membuat perbedaan besar pada kesan orang lain.


Tentu saja Sota tidak bisa memprediksi sampai sini.


Waktu itu, apa yang dipikirkan Sota adalah, 'aku harus melakukan sesuatu pada celana ini,' dan 'aku tidak ingin ini meninggalkan noda' .


"Ah, itulah kenapa Yuki-chan ingin segera memberi tahukan ini pada Mirei-chan, 'kan?"


"Ya, aku ingin memberi tahu pada Mirei bahwa ada juga laki-laki yang seperti orang itu. Aku yakin kalian berdua tahu ini, tapi kemarin malam dia datang padaku meminta nasihat. Itu tentang manager laki-laki yang baru yang akan datang kesini."


"B-bagaimana...? Dengan Mii-chan?"


"Itu seperti dia akan meledak karena ketidakpuasan."


""S-sudah kuduga.""


Itu pasti adalah sesuatu yang sudah mereka berdua ekspektasikan. Suara Hiyori dan Kotoha selaras.


"Aku tahu ini tidak mungkin, tapi aku ingin seseorang yang seperti dirinya menjadi manajer disini."


Kata-katanya yang penuh arti itu membuat Kotoha tersenyum.


"Ara, apa mungkin Yuki-chan jatuh cinta padanya?"


"B-bukan begitu, aku berpikir mungkin saja Mirei bisa akrab dengannya. Aku tidak sesederhana itu."


Begitu yang dikatakan Koyuki, tapi pada akhirnya dia menambahkan, 'tapi, aku menyukainya...'


Post a Comment for "I Was Assigned to Be a Manager of a Female Dormitory [WN] Chapter 4"